3

275 19 0
                                    

Karena masih sore, keluarga Prilly berkumpul diruang keluarga dan menonton tv bersama. Prilly benar benar tak menyangka keluarganya akan menjadi seharmonis ini.

"Sayang, gimana sekolahnya?" Tanya papi Prilly.

Prilly yang melamun pun mulai tersadar karena pertanyaan papinya. Tubuhnya menegang, ia takut papi nya tahu bahwa selama disekolah ia tak pernah mengikuti pelajaran dan memilih menunggu Ali didepan kelas Ali. Prilly tak mau mengecewakan papi nya. Prilly pun menatap Verell, Verell yang ditatap seperti itu seakan tahu apa yang dimaksud dengan tatapan adiknya. 'kak, gimana bie mau jawab apa?' Verell balas menatap memberi isyarat agar mengatakan yang sejujurnya. Lama bergelut dengan fikiran Prilly pun mau tak mau akhirnya menjawab pertanyaan papinya.

"Em, maaf pi.. bie minta maaf kalau selama ini bie nggak pernah ngikutin pelajaran disekolah" tangis Prilly pecah saat itu juga, ia takut papinya akan kecewa dan marah besar karena kelakuannya

Mami Prilly menenangkan Prilly, maminya mengelus pundak Prilly lembut.

"Udah ya sayang, kamu nggak usah nangis lagi.. mami nggak papa kok, mami yakin kamu kayak gini pasti ada penyebabnya. " Ucap mami Prilly memeluk Prilly yang masih menangis sesenggukan.

"Bie, dengerin papi. Papi sebenarnya kecewa sama kamu, tapi karena papi sayang banget sama kamu, papi kasih kamu satu kesempatan lagi buat kamu berubah." Ucap papi Prilly tersenyum tulus.

"Iya pi, Prilly janji akan berubah demi papi, demi mami, demi kakak dan demi semuanya." Ucap Prilly mengusap air matanya dan tersenyum kepada semua keluarganya.

***

Malamnya Prilly menuju ke balkon kamarnya, Prilly mengambil gitar putih pemberian mami nya dulu waktu dia berulang tahun yang ke 15 tahun.

Jemarinya mulai memetik senar gitar yang berada dipangkuannya, terlihat sekali jika Prilly benar benar menghayati lagu yang dia nyanyikan.

Sendiri dalam fikirku
Terkurung ruang dan waktu
Melihat setiap kata
Terucap dari mulutmu

Berharap ada tentangku
Istimewa di matamu
Tapi hanya dirinya
Yang ada dalam kalimatmu

Tak mungkin ada aku
Diantara kau dan dia
Seperti lagu lagu cinta di dunia
Tolong aku yang kini tak bisa
Kikiskan wajahmu tatapmu harummu
Ajariku cara lupakan semua tentang dirimu dirimu dirimu
Karena ku tak bisa sendiri

Tak mungkin ada aku
Diantara kau dan dia
Seperti lagu lagu cinta di dunia

Tolong aku yang kini tak bisa
Kikiskan wajahmu
Tatapmu harummu

Ajariku cara lupakan
Semua tentang dirimu dirimu dirimu
Karena ku tak bisa sendiri

Tolong aku yang kini tak bisa
Kikiskan wajahmu
Tatapmu harummu

Ajariku cara lupakan
Semua tentang dirimu dirimu dirimu
Karena ku tak bisa sendiri

Lagu yang dipopulerkan oleh Gisel yang berjudul Cara lupakanmu. Lagu yang mewakili perasaannya sekarang. Prilly kembali meneteskan air matanya ia teringat kata kata Ali.

"Andai lo tau Li, gue bener bener cinta sama lo! Gue cinta sama lo Aliiiiiiiiiiiii!" Teriak Prilly dari balkon, Prilly masih terisak. Isakannya menjadi lebih keras, Ricky dan Verell yang berada dikamar masing masing pun mulai cemas dengan keadaan Prilly. Beruntung orang tuanya sedang tugas keluar kota, sejak sore tadi.

"Bie, buka pintunya bie! Kamu kenapa? Jangan buat kakak cemas bie" ucap Verell sambil menggedor-gedor pintu kamar Prilly. Tak ada sahutan dari dalam Verell dan Ricky yang sudah kalut pun mendobrak pintu kamar Prilly.

"Prilly! Yaallah, kamu kenapa dek. Dek bangun dek bangun, kamu kenapa?" Verell dan Ricky yang melihat Prilly sudah tergeletak di lantai pun langsung menggendong tubuh Prilly dan membawanya ke rumah sakit.

Yeay chapter 3 udah dipublis, makasih yang udah mau baca. Satu vote dari kalian berarti bagi saya. See u💓

My AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang