7

390 19 0
                                    

"Pergilah sesukamu aku tidak akan menahanmu lagi, karena ku tau bila kau yang terbaik, kau tidak akan pernah pergi."

-----

Bel istirahat berbunyi, semua murid berbondong bondong keluar kelas. Ali yang badmood pun sama sekali enggan untuk meninggalkan kelas. ia merasa sepi saat ini, sepi karena tak ada suara gadis mungil yang selama ini mencintainya, mengejar cintanya, bahkan dia satu satunya perempuan yang tahan dengan sikap dan perilaku Ali selama ini.

"Gue kangen suara lo pril, entah gimana perasaan gue sekarang. Gue bingung apa gue udah cinta sama lo atau enggak, yang pasti sekarang gue kangen sama apa yang ada di diri lo." Gumam Ali, tanpa Ali sadari sedari tadi dia berbicara ada seseorang yang sudah mendengarkan pembicaraan nya tadi, diam diam lelaki itu merekam semua omongan Ali dan sesekali tersenyum kecil. Ternyata seorang Aliando Abison Syarief mencintai adik kecilnya.

"Ali Ali, ternyata lo cinta sama Adek gue. Gue kira lo akan lebih benci sama Prilly." Gumam Kevin dengan senyum khasnya

Ali keluar kelas untuk mencari suasana baru, tanpa adanya Prilly hari ini seperti ada yang hilang dalam diri Ali.

Ali menuju ketaman belakang sekolah Ali duduk disalah satu bangku dibawah pohon yang lumayan besar. Ali kembali melamun, rasanya ia sudah keterlaluan selama ini memperlakukan Prilly seperti itu. Membentak dengan kata kata kasar dan mengatainya menggunakan ucapan yang seharusnya tak pantas dia ucapkan. Agaknya Ali menyesal, Menyesal atas apa yang ia perbuat selama ini.

"Gue tau gue salah Prill, tapi setidaknya kasih gue kesempatan buat memperbaiki semuanya dan kita mulai lagi dari awal." Ucap Ali tersenyum sendu.

Dari belakang ada seseorang yang tiba tiba memegang pundak Ali.

"Ali?"

Ali menoleh dan mendapati seorang perempuan yang selama ini ia dambakan, Ali tersenyum dan mengode agar perempuan itu duduk disebelahnya. Perempuan itu membalas senyum Ali tak kalah manis lalu ia duduk disebelah Ali.

"Ada apa Yas?" Itu Tyas perempuan yang selama ini Ali kagumi.

"Em itu Li mau ngembaliin buku catatan yang kemarin, aku ganggu ya? Maaf ya" ucap Tyas dengan senyuman yang dibuat buat. Ali mengernyit, ada apa dengan Tyas? Kenapa Tyas jadi seperti ini? Aneh.

"Nggak papa kok, kamu nggak ganggu" ucap Ali tersenyum paksa.

Tyas bergelayut manja di tangan Ali, Ali yang diperlakukan seperti itu merasa risih. Ada apa dengan Tyas? Ali dibuat enek dengan perlakuan Tyas.

"Yas, bisa nggak sih kamu nggak kayak gini aku risih tau" ucap Ali yang berusaha menyingkirkan tangan Tyas dilengan Ali.

"Nggak mau Ali, aku nyaman kayak gini" ucap Tyas tersenyum manja.

"Tyas! Bisa nggak sih lo jangan kayak anak kecil gini! Gue muak sama lo!" Bentak Ali pada Tyas. Dia sungguh sungguh muak seperti ini, disatu sisi dia rindu Prilly-nya disisi lain dia memang sudah enggan mencintai Tyas. Entah mengapa secepat itu Ali melupakan Tyas, mungkin hanya ada Prilly dihati Ali.

"Ali, kamu ngebentak aku?" Lirih Tyas.

Ali tak peduli, saat ini fikiran nya kalut karena Prilly, dia bingung bagaimana kabar Prilly dan sedang apa dia disana? Kenapa tiga hari ini Prilly tidak masuk? Hanya itu yang ada dipikiran Ali.

Sampai sampai Ali membentak pujaan hatinya dulu. Tyas tak menyangka karena apa Ali hingga Setega itu untuk membentaknya, padahal selama ini Ali sangat sangat menjaga hatinya. Hati Tyas mencelos saat bentakan itu keluar dari mulut Ali. Sungguh Tyas benar benar tak menyangka.

Prilly Pov

Sebenarnya hari ini gue pengen banget buat berangkat ke sekolah, tapi karena kakak gue ngelarang jadi ya gue nurut aja. Sekarang gue bener bener badmood dirumah, orang rumah udah pada pergi semua dan disini seorang Prilly Anastasya Gabriella ditinggal sendirian dirumah sebesar iniii, oke oke lupain penyakit alay gue kambuh:v

Sebenernya gue males banget hari ini ada dirumah, gue pengen sekolaaahhhh omgg. Bisa bisa gue jadi gila kalo kelamaan didalam rumah, hehehe abaikan abaikan.

Kira-kira gimana kabar pujaan hati gue ya, gue kangen sama dia. Tapi gue udah janji buat nggak lagi cinta sama dia, gue bingungggg.

Kring Kring Kring Kring.

Gue berlari kecil menuju meja kecil didepan kamar gue, gue angkat telepon rumah yang dari tadi udah bunyi.

"Halo assalamualaikum"

"Iya waalaikumsalam, dek ini gue" gue hafal banget sama ini suara, ini suaranya bang Kevin. Lebih tepatnya lagi Kevin Julio Pratama sepupu gue yang sekarang ada di London buat nyelesain kuliahnya.

"Dek? Halo? Lo masih disana kan? Jangan sampe lo ngabisin suara emas gue dek, helooo." Ucap bang Kevin lagi, seketika gue tersadar. Tumben banget ni orang telfon pake telfon rumah lagi.

"Iye bang gue masih disini, mulai deh alaynya kumat,-" ucap gue memutar bola mata jengah.

"Gue ada sesuatu sama lo, ceper buka pintu sekarang, lima menit dari sekarang lo nggak buka pintunya lo yang gue masukin kedalam tong yang isinya banyak sama kucing!" Ancam bang Kevin, dasar bisanya cuma ngancem,-

"Oke oke, lima menit dari sekarang" ucap gue yang langsung keluar dari kamar dan menuju ke pintu depan.


Hai haii, gimana part ini? Makin nggak nyambung ya? Maaf ya otak lagi penuh sama pelajaran jadinya absurd gini deh😂. Jangan lupa vote sama commentnya 😘 see u💓

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang