10

18.3K 847 23
                                    

(Part 9 emang ga ada)

Kayla secepat mungkin mengunci pintu kamarnya saat ia sudah berada di dalam.

Kayla menyandarkan tubuhnya pada pintu kamar berwarna putih itu. Seulas senyuman terbentuk di wajahnya.

"Apa dia mendengarnya? Apa dia dengar apa yang ku ucapkan?" ucap Kayla pelan.

"Kau sungguh bodoh, Kayla!!!" hujat Kayla pada dirinya sendiri.

Di tempat lain, Daniel dan Daren sedang mengobrol. Daren dan Daniel sudah duduk di kursi taman belakang.

"Maafkan aku, Daniel. Aku merusak rencanamu," kata Daren lalu tertawa puas. Daniel menatapnya malas.

"Percayalah, itu di luar rencana. Aku dan dia tidak melakukan apapun. Kami hanya bermain-main," ucap Daniel membela dirinya.

"Main-main? Baiklah. Aku percaya padamu. Tapi, apa kau akan melakukan permainan lain saat malam nanti?" ucap Daren lagi dengan wajah jahilnya. Daniel meninju lengan Daren.

Daren merupakan sahabat sekaligus rekan bisnisnya. Mereka berteman sejak SMA. Daniel melanjutkan pendidikannya dia Australia sedangkan Daren melanjutkan kuliahnya di Jerman. Setelah selesai kuliah, Daniel memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia dan Daren memutuskan untuk pindah ke Paris. Meski terpisah jauh, komunikasi mereka tak pernah putus.

"Jangan bicara sembarangan. Kau tahu kan kalau aku dan dia tidak ada hubungan sama sekali? Bahkan pernikahan kami bukan atas dasar cinta"

"Tapi bagaimana jika dia mencintaimu?"

"Aku tidak perduli," balasnya malas.

"Kalau kau yang mencintainya? Bagaimana?"

Pertanyaan Daren itu membuat Daniel terdiam untuk beberapa saat.

"Itu tidak mungkin," balasnya buru-buru.

"Kau tidak akan tahu pada siapa akhirnya kau akan jatuh cinta, Daniel. Jatuh cinta itu sangat cepat. Bahkan terkadang kau tidak menyadarinya," ucap Daren dengan bijak.

"Sok tahu. Sifat burukmu itu tak pernah hilang"

"Maaf mengganggu..."

Suara dari seorang wanita membuat pembicaraan mereka terhenti.

"Apa ada yang ingin segelas teh? Sepertinya sangat enak jika kalian mengobrol sambil minum teh," kata Kayla lalu tersenyum lebar. Daniel dan Daren saling menatap.

"Emmm yah. Kau sangat benar, Kayla. Aku juga berpikir seperti itu," kata Daren antusias.

"Baiklah. Aku akan membuatkan teh untuk kalian," ucap Kayla lalu berjalan kembali kedalam rumah.

***

Setelah acara minum tehnya selesai, Daren memutuskan untuk pulang karena pekerjaan kantornya yang belum selesai.

Sore telah berganti menjadi malam. Sesuai janjinya, Daniel akan membawa Kayla jalan-jalan berkeliling kota Paris.

"Daniel, kenapa kita berpakaian sangat rapih? Kita mau kemana?" tanya Kayla kepada Daniel yang sedang duduk santai di hadapannya dengan setelan jas yang biasa ia kenakan.

"Kita akan makan malam," balas Daniel singkat.

"Dimana?" tanya Kayla lagi.

"Di menara Eiffel"

"Apa?!! Memangnya bisa?" tanya Kayla lagi. Daniel menghela nafasnya pelan.

"Kalau tidak bisa, untuk apa aku mengajakmu kesana, Kayla. Kau banyak tanya," balas Daniel dengan nada ketusnya. Kayla memilih diam daripada ia kena marah lagi dari Daniel.

Let Her Go (COMPLETE) ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang