Hujan

170 14 0
                                    

Hari ini hujan tak henti hentinya membasahi bumi dari malam dan entah hingga kapan. Aku suka hujan karena bagiku hujan memberikan ketenangan dan perasaan nyaman saat keramaian tak mampu membuka hati ku untuk ungkap semua . Berdeda dengan hujan yang selalu mengerti isi hati ku membiarkan ku mengeluarkan keluh kesah dalam pikiran maupun hati ku.

"Males banget gua masuk kalo tau gini jadinya guru rapat semua"gerutu vila
"Iya nih mending diem dirumah tidur santai ini hujannya mendukung banget dah buat bocan"sambung lisya yang seperti nya kecewa dengan hari ini
Aku hanya diam mendengarkan omongan mereka dan aku membenarkan omongan mereka. Aku pun sama merasakan kekesalan karena diam disekolah tanpa belajar membuang waktu bagi ku terlebih minggu ini semua pelajaran ada tugas.
"Eh eya ngapa lu diem aja terus sariawan ya lu"cecar yoga yang melihat ku sambil meneliti ku
"Apaansi gua lagi males ngomong aja lagian yang vila ama lisya omongin udah ngewakilin hati gua"sergah ku pada yoga yang membuatnya mendelik sebal ke arah ku
"Udah ah mendingan kantin kuy boring Disini"ajak vila
"Kuy"ucap kami bebarengan

Kantin

"Kalian mau pesen apa?"
"Kaya biasa aja deh"
"Lu yog lis?"
"Samain aja deh"
"Oke"angguk vila sambil bergegas mememesan makan
"Eya liat itu dika liatin lu mulu"
Aku tak menoleh karena aku malas membahas dia
"Eya"
"Eya plis gua ngomong sama orang bukan sama tembok"
Aku tetap tak menoleh pura pura memainkan gadget ku
"Aurelya"teriak lisya yang sepertinya sudah kesal
"Apa"jawab ku datar aku tak tega bila mengacuhkannya lagi
"Lu dengerin gua ga sih?"
"Enggak"
"Kampret kasian lisya manggil dari tadi lu diem aja terus bener ya sariawan bikin lu gabisa ngomong"gertak yoga yang mencecarku tanpa henti
"Iya kenapa sih?"
"Itu dika liatin mulu apa lu gakasian cuekin dia mulu"sembur yoga
"Lu kok belain si dika sih orang dia yang hianatin eya mentang mentang lu cowo jadi belain dia emang ya cowo tuh sama aja"cerocos lisya
"Ya emang cowo selalu salah" pasrah yoga sambil memelas

Aku hanya tersenyum aku beruntung mempunyai mereka. Saat aku terpuruk mereka ada untuk ku mereka menghibur hingga ku dapat tertawa kembali. Aku bersyukur memiliki sahabat yang cerewet bawel dan ambekan tapi itu tanda kepedulian mereka bagi ku. Itulah cara sahabat menghibur menguatkan walaupun lewat bullyan hanya caranya saja yang salah.

****

Bel sudah berbunyi waktunya pulang aku pun segera membereskan semua buku ku dan memasukannya ke dalam tas.
"Aurelya didepan ada dika"ucap salah satu teman ku memberitahu
"Oh iya"jawab ku sambil tersenyum
Kebetulan hari ini aku ada jadwal piket sehingga teman teman ku sudah pulang lebih awal menyebabkan ku seorang diri disini.
Aku tak tau harus harus apa sekarang didepan ada dika aku sangat malas bertemu dengannya bukan karena benci tapi karena rasa ini yang memaksa ku kembali.

Aku benci ketika hati ku mengatakan untuk kembali dengan nya tak bisa dipungkiri aku memang masih menyayanginya.

Aku pun mencoba sekuat hati melewatinya tanpa bertatap wajah dengan dia tapi nihip hasilnya. Aku tetap bertatapan dengannya.

"Re pulangnya gua anter ya"ajak nya sambil berusaha memegang pergelangan tangan ku langsung ku tepis cepat cepat.
"Apaansi lu gausah ganggu ngapain lu ada disini sana sama cewe lu"ucapku sebal
"Tapi gua sayang ya sama lu re"
"Sayang sayang makan tuh sayang"ucap ku sambil menginjak kakinya dan berlalu meninggalkan nya.

Halo para readers ku maaf pendek banget jangan lupa vote dan comment karena itu penting terimakasih😊

LupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang