Chapter 3: Kyo

188 39 86
                                    

Sambil terus berjalan, melewati gunung, melewati hutan, melewati pohon-pohon yang tinggi, aku bisa merasa, bahwa aku, begitu, sendirian.

Melvin asik bicara sama Albert, gak tahu ngomongin apa, Ray dan Kyo, juga sama. Aku di belakang mereka, dan aku gak diajak ngomong atau semacamnya. Aku, yang sebagai tokoh utama cerita ini, merasa telah diabaikan dengan begitu indahnya.

Mungkin kalau dalam game, ini bagian dimana karakter utama sedang menggunakan pikirannya untuk berbicara dengan dirinya sendiri kali ya....

Oke, sesuai dengan game, ini waktunya aku bersatu dengan pikiranku, dan gak peduli dunia luar. Jadi, jika dipikir-pikir lagi, berarti pilihan lelaki di game sejauh ini ada lima, yaitu Kyo, Ray, Lin, Melvin, dan Albert. Si Raja sih memang kelihatan muda, tapi dia sudah punya Ratu, gak mungkin, jadi opsi si Raja dicoret. Kira-kira di game ini opsi laki-lakinya ada berapa ya?

Game otome yang opsinya paling banyak setahuku itu 13 laki-laki. Kalau ini sampe 13 laki-laki, buat apa sebanyak itu? Itu sudah cukup buat kelompok untuk ngalahin sang Raja Kegelapan.

Tunggu dulu! Game otome-kan game yang akalnya di ambang batas normal! Jangan-jangan nanti ada hewan yang berubah jadi manusia tampan, atau-

"Argh!!" teriakku, langsung menghancurkan suasana hening tadi.

"Via, kamu gak apa-apa?" tanya Ray.

"Huh? Oh, gak kok, gak apa-apa. Haha...." Dan mereka pun kembali sibuk dengan obrolan mereka masing-masing.

Oke, kembali ke semua pemikiranku yang tadi. Naga, jangan-jangan nanti naganya bisa berubah jadi lelaki tampan, lalu? Nanti aku disuruh milih lelaki manusia atau naga? Lalu? Kalau aku milih naga, nanti aku diculik? Sebentar, biasanya kan game otome ada cerita diculik gitu? Terus disuruh nikah sama naga? Lalu wajib tinggal di dunia ini? Tunggu dulu! Biasanya kan game otome fantasy ini karakter utamanya gak bisa pulang ke dunianya....

"AAAAAAH, GAK MAU!! AKU INGIN PULAAANG!!" teriakku, sampai buat Ray dan Kyo panik langsung memegang pundakku.

"Vi- Via? Kamu beneran gak apa-apa? Kamu kenapa?" tanya Kyo, dengan muka sangat khawatir.

"Via? Apa kamu perlu istirahat? Ah! Jangan-jangan kamu marah ya kita sibuk ngobrol masing-masing?"

Aku masih diam sejenak. Terus aku pegang lengan Kyo dan Ray dengan kedua tanganku, "Pokoknya, kalau aku sudah ngalahin Raja Kegelapan, aku mau pulang. PULANG. KE DUNIAKU. TITIK."

"I- Iya, Via," jawab Kyo dan Ray ketakutan.

"Albert! Kamu penyihir kan? Apa kamu tahu gimana caranya aku bisa kembali ke duniaku?"

"Untuk itu aku kurang tahu, tapi kita bisa cari tahu lebih lanjut di kota para akademi-"

"Setelah mendapatkan Grimoire, kira-kira masih ada waktu gak ke kota itu?"

"Masih, tapi-"

"Oke, setelah ambil Grimoire, kita ke sana, kota apalah itu," lalu aku berjalan maju, tapi tanganku ditarik oleh Melvin.

"Nona Via, kenapa nona ingin sekali pulang? Tak bisakah nona tinggal di dunia ini saja?"

Aku, dengan senyuman bagaikan malaikat, senyuman terlebar yang dapat kuberi, sambil memegang tangan Melvin dengan kedua tanganku, "Melvin...," lalu aku tatap wajahnya dengan lekat dan tajam, "Aku. Perlu. Pulang. Mengerti?"

Melvin yang ketakutan hanya bisa menganggukkan kepalanya secara perlahan. Sial, sepertinya aku menghancurkan genre game ini....

***

(not really) An Otome Story [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang