8. Me Again?

2.7K 232 9
                                    

o0o

Satu minggu kemudian.

Sakura : Gue tau kalo gue nggak bisa nepatin janji gue buat quality time sama lo, tapi nggak gini juga balesan lo ke gue! Lo bisa langsung marah ke gue. Jangan asal nuduh Gaara yang nggak-nggak, sampe ninju dia gitu lagi! Masalah lo sama gue, bukan sama cowok gue!

Aku menghela napas berat melihat pesan yang terkirim ke ponselku, Sakura benar-benar marah padaku, padahal aku hanya ingin dia sadar kalau Gaara itu pria yang tak baik dan sangat picik.

Kejadian kemarin kembali berputar jelas di kepalaku, di mana saat itu aku sedang dalam perjalanan bersama Naruto untuk pergi melihat turnamen futsal di salah satu gedung olahraga di kota kami.

Naruto bilang kalau pacarnya Hinata akan ikut bersama kami dan akan menebeng mobilku. Walau berat hati karena aku akan menjadi obat nyamuk di antara mereka, akhirnya aku mengijinkannya.

Kami pun menyusul Hinata di salah satu taman yang ramai dengan para pasangan muda maupun remaja yang sedang berkencan, bahkan tak jarang berbuat mesum di area terbuka seperti itu. Sungguh memalukan, di mana budaya ketimuran kita yang dulu? Aku saja yang masih remaja seperti mereka jijik melihatnya, apalagi orangtua.

Naruto menelpon Hinata untuk menuju tempat di mana mobilku menepi. Kami pun harus menunggunya agak lama, karena Hinata sedang membeli makanan ringan untuk camilan kami nanti.

Aku bersender santai dengan tangan di belakang kepalaku sebagai bantal dan mataku menatap jijik ke pasangan muda yang sedang berciuman penuh nafsu di salah satu bangku taman. Apa mereka tak malu di perhatikan oleh orang banyak? Sepertinya dampak dari globalisasilah yang bertanggung jawab dalam hal ini. Aku bersyukur tak menjadi salah satu diantara mereka.

Mataku menyipit melihat wajah pria yang sedang menyamankan ciumannya, terasa familiar. Aku pun menurunkan kaca mobilku setengah agar bisa melihatnya lebih jelas.

Deg

Tanganku mengepal, buku jariku memutih, siap untuk meninju seseorang, mata hitamku berubah jadi merah jika dalam keadaan buruk seperti ini. Sakura dikhianati dan aku tak bisa biarkan sahabatku menjadi sedih. Aku benar-benar tak bisa diam saja!

"KEE! SASUKE! BUKA MOBILNYA! HINATA GUE LUMUTAN KARNA NUNGGUIN LO, NJEER!"

Teriakan menyebalkan Naruto membuatku dengan berat hati mengalihkan tatapanku dan menatap Naruto, tajam.
"Berisik!" ketusku lalu membuka kunci pintu penumpang untuk Hinata.

"Lagian lo udah kayak orang tuli, sih. Gue jerit-jerit manggil sampe suara ini jadi serek, tapi nggak lo denger juga! Liat pa'an sih, serius banget perasaan?"

"Tadi gue liat Gaara ciuman sama cewek lain."

"APA?!" teriakan heboh Naruto ditambah Hinata yang baru saja mendudukan bokongnya di jok mobilku membuatku harus menutup telinga.

"Serius lo, Sas?! Wah, nggak bisa di biarin nih, mana orangnya? Minta dikeroyok tuh orang berani banget dia main api di belakang Sakura!" ucap Naruto berapi-api, ia menggulungkan lengan kemeja panjangnya siap untuk berkelahi.

Aku menunjuk Gaara yang masih berciuman dengan seseorang yang gayanya mirip Shion, cabe terkenal sekolah kami.
"Nggak tau malu bangetkan tuh orang ciuman di depan umum."

"Kita harus kasih dia pelajaran, Sas!" Naruto bersiap untuk membuka pintu, namun aku menguncinya secara otomatis. "Kenapa lo kunci?!"

Aku memutar bola mataku, Naruto memang benar-benar bodoh. Apa dia nggak tau dampaknya jika berantem di depan umum? "Jangan sekarang, besok aja di sekolah. Gue nggak mau terlibat masalah dengan polisi kalau kita ketahuan ngehajar dia di area terbuka kek gini."

"Bener juga sih. Kalau itu sampe terjadi, ntar gue bakal dimasukin sekolah berasrama sama bokap gue."

"Kasian banget ya, Sakura. Dia baik banget padahal. Brengsek banget si Gaara itu!"

Aku mengangguk menyetujui ucapan Hinata. Sakura yang baik memang nggak pantes untuk cowok brengsek kayak Gaara.

Liat aj nanti, gue nggak akan ngelepasin lo di sekolah! Siap-siap aja lo, Panda-sialan!

*

Sasuke : Ini nggak ada sangkut pautnya dengan janji lo dulu! Gue kek tadi siang bukan karna gue marah sama lo soal lo nggak punya waktu untuk gue. Tapi, karna gue sayang sama lo! Gue nggak mau lo disakitin sama cowok kek dia! Gue beneran liat dia ciuman sama cewek lain di taman cinta kemaren! Kalo lo nggak juga percaya, lo bisa tanya Naruto ataupun pacarnya Hinata anak kelas 11.2. Tapi beneran aja, Ra, gue kecewa berat sama lo yang lebih percaya pacar lo dibanding gue yang udah dari kecil sahabatan dan kenal deket elo! Kalo lo nggak bisa percaya lagi sma gue, benci sama gue, mending kita gk usah ketemu lagi. Gue nggak bakal nyapa lo, begitupun sebaliknya kalo ntar kita nggak sengaja ketemu, berpura-puralah untuk nggak saling kenal. Lupain klo lo punya sahabat bernama Sasuke Uchiha yang udah ngefitnah cowok lo! Lupain semua kenangan kita di pikiran lo! Lupain semua tentang gue! Persahabatan kita berakhir hari ini, detik ini juga setelah lo baca pesan ini. Walau begitu, gue tetep sayang sama elo. Makasih udah mau jadi sahabat gue dari masih bayi. :)

"Apa … Ini benar?"

**

"Ini yang gue takutin; sikap lo pasti bakal berubah ke gue saat lo udah punya pacar." -Sasuke.

"Gue bukan nggak percaya sama lo, tapi gue kecewa karena lo maen fisik. Lo yang gue tau nggak suka sama yang namanya kekerasan."-Sakura.

"Cinta akan hancur jika tidak ada yang namanya saling percaya, begitupula dengan persahabatan."
-Lanjut, hm?

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang