o0o
Sakura menghentikan langkahnya di depan kelas Sasuke, kepalanya sedikit mengintip ke dalam, dilihatnya di sudut ruangan, Sasuke sedang tertawa bersama Karin.
Sungguh menyakitkan, di saat kau butuh pundaknya, namun sudah dipakai bersandar oleh orang lain.
Dia dan Sasuke sudah bersama sejak lahir, wajar saja jika ia tidak suka Sasuke bersama yang lain. Dia merasa Sasuke hanya miliknya, karena dia sangat menyayangi Sasuke. Sebagai sahabat maupun sebagai Kakak. Tidak lebih? Entahlah, terlalu lama bersama membuatnya tak bisa membedakan antara sayang sebagai sahabat ataupun pria ke pada Sasuke, sangat sulit melakukan itu.
Tapi, yang jelas ia menyukai semua yang ada pada Sasuke. Semuanya. Dia tak mau Sasuke meninggalkannya, apalagi menjadi milik orang lain.
"Dorr!"
"Oh my God! Dasar Ino bodoh, lo ngapain sih?!" kesal Sakura karena Ino mengagetkannya.
"Harusnya gue yang nanya itu ke elo, Sakura! Ngapain lo di sini? Ngintip orang pacaran, ya? Ngaku lo!"
"Ih~ pelan-pelan napa ngomongnya! Udah yuk, pergi dari sini. Eneg gue lama-lama ngeliatnya!" Sakura menarik paksa tangan Ino yang mencuri-curi pandang ke pasangan yang paling Sakura benci.
"Jealous, eh? Nyesel nih nggak dari dulu nerima Sasuke?"
"Ya nggak lah, g-gue cuman ngerasa kalo Sasuke harusnya bareng gue dan nyenengin gue yang abis putus dari Gaara! Bukannya mesra-mesraan sama pacarnya! Lupa daratan banget!"
"Kayak elo dulu," sahut Ino, datar.
"M-maksud lo?'
"Lo lupa? Dulu lo seneng-seneng sama Gaara tanpa mikirin perasaan Sasuke yang bahkan sakitnya lebih dari yang lo rasain! Dan yang lebih bodohnya lagi, lo nggak percaya kalo Sasuke ngeliat Gaara selingkuh di belakang lo! Lo nggak sadar kalo ini karma?! Jadi, sebelum lo nyalahin dia, intropeksi dulu diri lo!"
"Maaf ...."
"Gue nggak butuh maaf lo, Ra. Lo nggak punya salah sama gue. Tapi, lo harus minta maaf dengan Sasuke. Lo harus ngedapetin maaf dari dia!"
"Gue ngerti."
Ino memegang erat bahu Sakura. "Dengerin gue, Ra. Gue nggak berniat ngebentak elo. Gue kek gini karena gue pingin ngerubah elo untuk jadi orang yang lebih baik. Selagi bisa, kenapa kita nggak ngubahnya, 'kan? Sebelum penyesalan yang sangat besar ngehampirin elo nanti,"
Sakura tersenyum. "Gue tau, No. Thanks, ya, elo memang sahabat terbaik gue."
"Anythink for you, my bestie."
**
"...."
"Sas, gue mau minta maaf,"
"Ah, enggak-enggak. Terlalu simple, kek gak niat kesannya."
"Gue tau salah gue banyak sama elo, tapi gue mohon, maafin gue. Gue masih sayang sama elo, gue pengen kita kaya dulu lagi."
Sakura tersenyum sumringah melihat hasil percobaannya di cermin. Saat ini ia sedang berpura berhadapan dengan Sasuke, takutnya nanti dia bingung ingin ngomong apa. Dan sepertinya, yang kelima ini cukup bagus.
"Tapi, gimana ngajak dia ketemuannya?" Kini pertanyaan baru mengganggu kepalanya, rasanya tak henti-henti ada saja yang mengganjal pikirannya.
"Chat? Uh, bahkan BBM dan Line gue udah di-del-con sama dia."
"Jalan satu-satunya hanyalah menelepon! Ya, benar. Tapi .., kenapa gue nggak berani, ya, jadinya?"
Mau bagaimana lagi? Tidak ada yang bisa dia lakukan selain itu. i
Tapi, ia harus segera meminta maaf pada Sasuke agar semuanya kembali seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Fanfiction[C O M P L E T E D - S S S] Pernahkah kau merasakan jatuh cinta dengan sahabatmu sendiri? Tapi, ternyata dia mencintai yang lain? Kalau "Iya," tenang saja. Karena kau tak sendiri. Sasuke Uchiha juga merasakan hal yang sama. Bahkan lebih menyakitkan...