At Jiyeon's House
Mereka berdua menghentikan larinya saat berada di depan rumah Jiyeon.
"Hosh.. Hosh.. Ayo masuk" kata Jiyeon yang sambil terengah-engah. Chanyeol berdehem lalu mengarahkan pandangannya ke pergelangan tangannya yang masih dipegang Jiyeon. Jiyeon mengikuti arah pandangan Chanyeol, ia sontak melepaskan tangannya lalu tersenyum kikuk ke arah Chanyeol. "Mian" katanya.Jiyeon berjalan mendahului Chanyeol, berharap Chanyeol mengikutinya dari belakang.
Beep beep beep
Setelah pintu rumah Jiyeon terbuka, Jiyeon menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati Chanyeol yang masih berada di depan pagar rumah Jiyeon. "Sun..bae, ayo masuk. Mereka akan menemukanmu jika berdiri di situ" kata Jiyeon yang langsung disambut oleh Chanyeol. Ia berjalan perlahan menahan rasa sakit di bagian seluruh tubuhnya karena dikeroyok oleh tiga preman sialan itu. Jiyeon yang melihat itu juga ikut meringis.
Blam!
Pintu tertutup. Jiyeon menyuruh Chanyeol menunggu di sofa ruang tamu dan ia menurut. Ia menyapu seluruh pandangannya ke setiap sudut rumah Jiyeon. Sedangkan Jiyeon berlari ke kamarnya.
"Apa tidak ada orang di rumahnya? Sepi sekali.." batin Chanyeol.
Jiyeon kembali ke ruang tamu dengan kotak P3K di tangannya. Chanyeol yang melihat Jiyeon berdiri di hadapannya hanya menaikan sebelah alisnya. "Eungg, anu, sunbae.. Lukamu perlu diobati" kata Jiyeon pelan. "Aah, aku tahu kau akan mengobati dirimu sendiri" ujar Jiyeon buru-buru menyadari bahwa Chanyeol tidak suka hal yang seperti ini.
"A..Aku akan ambilkan handuk untukmu" baru berbalik dua langkah, Chanyeol memanggilnya. "Obati aku" kata Chanyeol yang sontak membuat Jiyeon menghentikan langkahnya. Jiyeon tertegun mendegar perkataan Chanyeol, ia berbalik perlahan menatap Chanyeol yang sedang menatapnya datar.
Deg
Deg
Deg
Tanpa disadari mereka larut dalam tatapan masing-masing dengan jantung keduanya yang berdebar-debar, sampai akhirnya Chanyeol berdehem memecahkan keheningan.
"Tidak mau mengobati lukaku?" tanya Chanyeol. Jiyeon yang mendegar itu segera berjalan ke arah Chanyeol, lalu duduk di samping Chanyeol. "Eungg.. Sunbae, apa kau bisa menghadapku sebentar?"
Blush
Chanyeol merona mendengar permintaan Jiyeon. "Ma..Maaf, tapi itu akan memudahkanku untuk mengobati lukamu" jelas Jiyeon. Chanyeol mencoba menenangkan jantungnya sebelum akhirnya berbalik menghadap Jiyeon. Ia sedikit menundukkan wajahnya agar Jiyeon dengan mudah menggapainya.
Jiyeon membuka kotak P3K lalu mengeluarkan obat merah, salep, kapas, dan plester luka. Jiyeon menatap wajah Chanyeol gugup, sedangkan Chanyeol menyibukkan diri memangamati setiap sudut yang ada di rumah Jiyeon untuk menyembunyikan rasa gugupnya.
Deg
Chanyeol seketika menegang saat tangan lembut milik Jiyeon menyentuh wajahnya, ia mengamati wajah Jiyeon yang sedang serius mengobati lukanya.
Chanyeol mati-matian menahan senyumannya saat setiap kali kulit Jiyeon bersentuhan dengan miliknya. "Lembut" kata Chanyeol dalam hati.
Tanpa disadari wajah Chanyeol semakin lama semakin mendekat, sampai berjarak hanya 10 senti. Chanyeol terus menatap lekat Jiyeon sampai akhirnya Jiyeon tiba-tiba menghentikan kegiatannya saat menyadari wajahnya yang begitu dekat dengan Chanyeol. Napas Chanyeol menerpa wajah Jiyeon dan Jiyeol seolah lupa bagaimana caranya bernapas.
Sadar apa yang dilakukannya adalah tindakan bodoh, Chanyeol segera memasang muka dingin andalannya. "Huuuff.." Chanyeol meniup mata Jiyeon. "Tadi ada kotoran" Lanjut Chanyeol lalu segera memundurkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dare ❀
FanfictionJiyeon harus menyatakan cintanya kepada seorang kakak kelas yang paling "ditakuti" di sekolahnya, lantaran ia mendapat hukuman saat bermain Truth or Dare bersama temannya. Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Jiyeon benar-benar menerima tantanga...