Chapter 6

6.1K 317 8
                                    


Matahari sudah tenggelam menandakan hari sudah mulai memasuki malam. Angin malam mulai berhembus jahat manusuk tubuh seorang gadis dengan dinginnya.

"Dingin bang." itu Feila yang mengadu pada Rey karena angin malam yang sungguh dingin.

"Suruh siapa lu beli baju kaya gitu." acuh Rey karena memang tadi itu Feila tidak biasa memilih dress mini tanpa lengan.

Kaka beradik itu mulai berjalan memasuki club, ya club tempat Rafka  berulang tahun Rey benar-benar membawa Feila setelah membayarkan salon dan dress mini itu untuknya.

Plukk

Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menyimpan sebuah jas dibahu Feila, jujur itu membuat gadis itu terselamatkan dari angin malam tapi hal itu membuat dia mengingat perlakuan si ketos tadi, karna mengingatnya wajah Feila memanas.

'Gak ga apaan sih Fei ngapain lo mikirin si ketos songong itu.' -feila

Karena Feila melamun tanpa sadar orang itu merangkul bahunya sudah jelas itu tidak mungkin Rey, pikir gadis itu Rey adalah seorang kaka yang jahat mengorbankan adiknya dibawa ke club menggantikan pacarnya, tapi Feila seneng juga bisa ketemu Rafka.

"Siapa Rey? Pacar lo?" suara orang itu membuyarkan lamunan Feila dan sekarang gadis itu menatap nya yang sedang tersenyum manis.

Sungguh senyum itu yang Feila rindukan selama ini, "Gue ga bakal bawa pacar gue ketempat ginian."

"Terus siapa? Buat gue ya." ucap orang itu masih dengan senyumnya.

"Ambil aja ambil Raf gue rela lagian dia juga bakal seneng kalo lu jadi one night stand nya."

Bughh

"Heh! Lu kalo ngomong mikir dulu anjir." Feila memukul pelan lengan Reynand "Gue emang nakal tapi ga senakal yang lo bilang, Gue juga emang baik tapi ga sebaik cewe nerd hehe."

Setelah mengatakan hal itu Feila senyum dengan menampilkan deretan gigi nya yang rapi.

Rafka cengo melihat gadis itu tersenyum, senyuman nya itu terkesan err manis.

"Sip buat gue Rey," ucap Rafka dengan seolah dia akan membawa Feila pergi.

Reynand hanya tertawa melihat wajah sang adik yang memerah akibat ulah teman nya yang satu itu.

"Udah yu ah ini acara ga akan lu mulai apa?" ucap Rey sambil merangkul adik dan teman nya itu.

Mereka pun masuk dan acara dimulai,  Feila sedang melihat-lihat acara ulang tahun Rafka itu, matanya tidak sengaja menangkap sesosok tidak lebih tepat nya tiga sosok yang Feila kenal.

"Anjir anjir anjir, WOY BANGSAT!" teriak Feila dan semua orang menatap ke arahnya tidak terkecuali tiga sosok itu.

"Ngucap de malu malu in lu," ucap Rey sambil menjitak kepala adik nya itu yang tiba-tiba teriak.

"Barbar lo anying padahal dah feminim pake dress." ucap dari salah satu sosok tadi sambil menambah jitakan pada kepala Feila.

"Loh dua curut ko disini bawa pacar gue lagi." ucap Rey melihat siapa yang Feila teriaki.

"Abang gue sama pacar nya sama aja ya main jitak aja pala gue, kalo gue makin bego gue salahin lo berdua."

Rey dan Finkhan hanya tersenyum menatap adik dan teman mereka. Feila hanya cemberut melihat mereka.

"Kita kesini di ajak dia tuh." tunjuk Vino pada seseorang.

Arsen mengiyakan perkataan Vino, "Katanya sih geng kita cocok buat ke acara ini." lanjut Arsen.

"Ya cocok buat lu berdua pacar gue jangan dibawa. Udah gue sengaja ga bawa dia eh malah lo bawa." kesal Rey menatap Vino dan Arsen.

"Vin, lo lagi ngapain ngajak mereka elah." yang ditanya hanya mengedikkan kan bahu.

"Ya lagian kenapa sih bang? Orang gue vino Finkhan sama Feila juga sering ketempat gini." ucap Arsen dengan santai nya.

Finkhan dan Feila segera memberikan death glare pada Arsen, Rey kaget dia memang tidak tau kalo adik nya itu sering main ke club apalagi pacarnya.

Feila hanya tersenyum, "Cuma main ko bang, minum juga dikit hehe." ucap Feila yang disetujui dengan anggukan Finkhan.

"Udah sabar yang, ini kan acara temen kamu jangan marah ya." ucap Finkhan menenangkan Rey.

"Selamat ulang taun bro." ucap Alvin salaman ala cowo dengan Rafka.

"Thanks, Vin."

Mata Feila menatap kejadian itu dan heran sejak kapan Alvin si ketos songong kenal dengan Rafka si kaka idamannya.

"Bang ko si Alvin kenal Ka Rafka?" bisik Feila kepada Rey.

"Bego si Alvin juga temen kecil gue jadi dia kenal Rafka lah."

"Ko bisa?" Feila heran selama ini yang Feila tau teman-teman kecil Reynand tidak ada yang bernama Alvin Rezaski.

"Ya gatau kebetulan apa gimana tiap si Alvin main ke rumah lu ga pernah ada." jelas Rey, dan di setujui Alvin yang ternyata mendengar pembicaraan mereka.

"Jadi, dia adek lu Rey?" tanya Rafka yang baru menyadari itu, "Feila kan?"

Senyuman Feila mengembang mendengar Rafka yang mengingat dan menyebutkan namanya. Lalu Feila mengangguk.

"Iya ka hehe."

"Sok imut ew." terlihat Alvin dan teman-teman nya menatap jijik Feila yang tiba-tiba menjadi imut dihadapan Rafka.

Feila hanya mendelik menghiraukan teman-teman nya dan si ketos songong itu.

"Yang cimit songong itu kan Rey?" tanya Rafka yang membuat senyum Feila luntur dan wajah yang memerah.

"Anjir cimit songong."

"Ngakak."

"hahaha gatau lagi gue, baru kali ini Feila dikatain selain cewe jadi-jadian."

Koar koar kan bacotan temen temen nya, ya emang definisi teman teman Feila ya kaya gitu.

"Ya ga gimana di panggil cimit songong, dia waktu masih kecil songong banget sama yang seumuran apa ke yang lebih tua juga padahal masih cimit cimit." jelas Rey yang membuat Feila tambah malu.

"Iya inget banget gue pertama kali main ke rumah lo Rey, gue ga dibolehin masuk kalo ga ngasih dia bubblegum anjir harus warna biru lagi." cerita Rafka.

Temen temen Feila udah pada ngakak apalagi Vino dia udah guling-guling, Feila mah diem aja malu udah dikatain sama gebetan.

Dan juga yang ketawa bukan cuma Finkhan, Vino, Arsen doang Rey sang kaka pun ketawa dan Alvin yang gatau apa apa juga ikut ketawa.

"Seburuk itu first impression gue sama lo ka?" tanga Feila pada Rafka sambil menahan malu.

"Duh jatuh seketika harga diri didepan gebetan Hahah." cibir Finkhan sambil terus tertawa.

Jangan salah Finkhan, Vino, Arsen sudah tau sejak lama kalau Feila menyukai Rafka tapi baru kali ini mereka melihat sosok Rafka Malikai Putra langsung. 

Wajah Feila udah merah banget kaya kepiting rebus antara malu sama kesel. Ya ga gimana malu dikatain gebetan didepan kaka, temen sama musuh coy, terus kesel karna malah pada ngetawain.

"Bacot!"

Feila segera melenggang pergi meninggalkan mereka semua yang lagi ketawa, ga lupa sebelum pergi Feila ngelempar jas punya Rafka.

Bad Girl vs Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang