Awal yang salah

59 3 0
                                    

"Iyaa ini aku jalan ke parkiran baang, sabaar"
Akila berlarian kecil melompati genangan air di aspal.

"Maaf bang lama hehe" ucap Akila pada Dika.

"Kerudung kamu acak-acakan tuh put" tunjuk Dika.

"Eh?" Akila cengengesan

'Yaiyalah bang, orang aku kerudungan sambil lari' batin Akila.

"Hehe iya nih, tadi Kila abis muntah-muntah soalnya pengap"

Lagi-lagi bohong.

Entahlah, sudah berapa banyak kesalahan yang Akila buat dalam seharian ini.

Sungguh awal yang salah bukan?~

Dengan sabar Dika menggendong Akila yang ketiduran di dalam mobil. Dipapah dengan hati-hati, dipakaikan selimut, tak lupa ciuman di kening yang tidak pernah absen.

Dika memandang wajah Akila yang tertidur pulas dengan sendu.

'Doakan abang selalu bisa ngejaga kamu ya dek'

------------------------

  Tak terasa, sudah hampir 1 bulan setelah kejadian copot kerudung dan semobil dengan Zukruf, Akila dan Zukruf menjadi teman dekat. Meskipun tidak pacaran, tentu tidak ada pembenaran Rasul sama sekali bukan akan hal itu? Yah, namanya juga manusia. Pasti luput dengan godaan setan. Benih-benih cinta mulai tertanam dalam hati Akila dan Zukruf. Tak lupa andil setan menjadi orang ketiga nya.

Akila sedang duduk dibawah pohon dihalaman sekolah dengan suasana hati yang buruk.
Bagaimana tidak ? Zukruf selalu saja membandingkan dirinya dengan kak Inayah.

"Liat tuh kak Inayah, jilbabnya rapi ga kaya kamu jipon"

"Kamu si copot kerudung segala, cantik luar dalem itu yang tertutup kaya kak Inayah"

"Eh kalo lari jangan diangkat roknya, keliatan tuh"

"Cewe bukan si kasar banget, belajar sana sama kak Inayah biar jadi cewe sejati."

Muka Akila semakin mengkerut ketika dia mengingat ucapan Zukruf.
"Jadi yang deket sama Zukruf itu aku apa kak Inayah sih!?" omel Akila sendirian.

"Hayo! Lagi galau ya?" sahut Fira dari belakang.
"Sendirian aja, galau akut nih?"

"Eh Fir, iya nih akuut banget" jawab Akila sambil menunduk.

"Al-Quran itu obat galau paling manjur loh"

Deg!

Hati Akila mencelos.

Ia menatap Fira sebentar lalu kembali menunduk.
Benar, sudah berapa lama ia menganggurkan kitab pedoman umat Islam itu? Perlahan Akila sadar, cinta monyetnya pada Zukruf hanya membuat ia jatuh bergelimang maksiat.
Cita-cita Akila adalah menjadi hafidz Quran.

'Apakah ini kelakuan calon ahlul Quran?' dewi batin Akila bertanya.

"Jadi Fir, sebenernya aku......."

Akila menceritakan semuanya pada Fira. Dengan telaten Fira mendengarkan. Terbesit rasa iba dalam hati Fira.

"Lak,dengerin Fira ya.. Kamu ga salah kok buat jatuh cinta. Jatuh cinta itu fitrahnya manusia. Tapi, letakkan rasamu di jalan yang benar Lak, seperti mencintai dalam diam. Sadar ga Lak kalo selama ini hanya cumbu rayu haram yang kalian lontarkan? Ngakunya orang Islam, anti makanan haram. Masa hubungan haram kaya gitu masih dicampuri? Cinta itu Lak, yang memanusiakan manusia. Ga karena kamu punya rasa, kamu bisa ingkar pada Dia yang memberi rasa. Sudahlah Lak, sendiri dalam taat itu nikmat, karena tidak akan pernah ada waktu yang cukup untuk mencari perhatianNya. Tinggalkan dia sekarang. Inshaallah, jika berjodoh, Allah akan persatukan kembali. Minta dia pada Allah Lak."

Akila menangis mendengar nasehat Fira. Ia sadar ia telah melakukan maksiat. Tapi, mengapa sangat sulit untuk meninggalkan Zukruf?

"Sholat Tahajjud Lak, minta petunjuk sama Allah" timpal Fira lagi.

Akila hanya membalas dengan senyuman.

----------------------------

Di sepertiga malam, Akila bangun untuk menunaikan Tahajjud. Dalam sujud, Akila menangis sangat deras
'Ya Allah, sudah berapa kali kah aku mendustakan nikmatMu? Maafkan aku yang terlalu mencintai dunia YaAllah'

Setelah salam, Akila mundur untuk mengambil Quran.
Ternyata disana, Dika sudah berdiri mengamati Akila entah sejak kapan.

"Tumben bisa bangun Tahajjud kamu put" ejek Dika

"Bawel"

"Minggir napa, mau sholat juga nih!" Dika mengambil tempat untuk sholat Tahajjud juga.
Tepat setelah Dika selesai sholat, Akila mendekati kakaknya pelan-pelan.

Greb!
Akila memeluk Dika dengan erat! Erat sekali!

"Bang maafin Akila bang, Akila salah, tolong maafin Kila bang"

Dika menarik napas panjang. Ternyata Dika sudah tau, perihal kedekatan Akila dengan Zukruf. Pernah suatu hari dengan sengaja Dika membuka ponsel adiknya, hanya penasaran dengan perubahan Akila yang lebih sering memegang hp daripada Quran. Jujur Dika sangat terkejut, Dika merasa telah gagal mendidik adiknya. Tapi ia hanya diam, menunggu penjelasan keluar dari mulut Akila sendiri.

"Zukruf ya Lak?" bibir Dika terbuka. Tangisan Akila semakin kencang.

"Kalo emang ga mau cerita sekarang, gapapa. Abang mau kok nungguin."

"I-iya bang" Akila terbata-bata

"Abang juga minta maaf, selama ini udah larang-larang Akila. Demi Allah, tujuan abang cuma pengen kamu selamat dunia akhirat. Karena posisi abang disini gantiin umi abi. Berat Lak, ngebimbing kamu biar ga salah jalan" jelas Dika dengan nada bergetar

"Eng enggak bang, Kila yang salah, maafin Kila bang"

Akhirnya sepertiga malam itu, ditutup dengan tangis haru sepasang kakak beradik yang memohon ampun pada Tuhannya.

Akila.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang