Pulang

470 1 0
                                    

Alhamdulillahi wa sholla robbuna
'Alannabiyyil musthofa habibina
Wa 'alihi wa shohbihi wa man qoro
Wa haka fitajwid dinat man huriro
Samaituhu hidayatassibyani
Arjuilahi goyatarridwani
Ahkamu tanwinin wa nunin taskunu
'Indal hijai khomsatun tubayanu

"Laak ajarin buat ngehafalin nadhom kitab ituu..." Zuella merengek memeluk lengan Akila.

"Hehe, iya El, Kila bantu, tapi jangan lupa minta ke Allah buat dilancarkan." senyum Akila mengembang

'This is the final boarding call for passengers Mrs. Akila booked on flight GA201 to Jakarta. Please proceed to gate 1 immediately. The final checks are being completed and the doors of the plane to close in approximately five minutes time. I repeat. This is the final boarding call for Mrs. Akila Thank you.'

"Kila berangkat dulu ya Zuella, semangat menghafalnya. Assalammualaikum" lambaian tangan Akila mengakhiri percakapan mereka.

Rasa haru meliputi benak Akila. Sudah saatnya meninggalkan tanah haram ini, tempat dimana ia menggali sedalam-dalamnya ilmu agama dari tempat yang dianggap suci dalam Al-Qur'an.

'InshaAllah, aku akan kembali'

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
'Khotoya'
'Khoroja'
'Abatsa'
'Jalala'

"Alhamdulillah, hari ini semua lancar ya mengaji nya. Jangan lupa di deres nanti malam. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh ustadzah!"

"Illal liqo' "

"Ma assalama"

Anak-anak kecil berebutan salim pada Akila. Ada yang terburu-buru akan pulang, ada juga yang daritadi sudah tergiur dengan jajanan cilok dan kue leker depan musholla.
Setelah pulang dari Makkah, Akila memutuskan untuk membuka tpq dan membangun musholla kecil didepan rumahnya. Ia memang tidak pandai ilmu matematika, tapi untuk urusan mengaji, InshaAllah ada sedikit ilmu yang bisa dibagi.

"Lak ada tamu tuh nyariin kamu" Inayah berjalan mendekat dengan perlahan, maklum saja, kandungannya sudah menginjak 9 bulan.

"Tamu siapa kak?"

"Udah liat sendiri aja"

Akila membereskan kitab dan iqro yang ia gunakan untuk mengajar. Terlihat mobil putih berplat N terparkir di halaman. Akila memicingkan mata, mencoba menerka-nerka siapa tamu yang mengunjunginya.

"Lak, lama ya ngga ketemu"
Wanita itu berbalik.

Deg.
Entah mengapa, setiap kali Akila menatap wajah ini, hatinya runtuh.

"Iya, Aisyah. Aisyah gimana kabarnya?" senyum Akila terlihat kecut.

"Alhamdulillah juga, Lak. Oiya, maksud kedatangan aku kesini, mau ngaji kitab Risalatul Mahid ke kamu. Boleh ya?" mata Aisyah terlihat memohon.

Satu senyuman Akila melengkung "Tentu saja boleh, Kila buatkan minum dulu ya"

Akila melangkah ke dapur sambil matanya mencari kesana kemari dengan cemas. Tangannya pun bergetar ketika menuangkan air panas.

"Tenang, Zukruf nggak ada kok"

Akila terlonjak. Hampir saja mug itu terlempar.

"Ih bang Dika! Ngangetin mulu."

"Hayoloh, gaboleh melotot, durhaka" Dika menoel hidung Akila dengan gemas.

Akila membawa nampan dengan cemberut. Persis anak tk.

Kitab Risalatul Mahid adalah kitab yang membahas tentang wanita. Aisyah beberapa kali mengerjapkan mata ketika bab demi bab dijelaskan oleh Akila.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bulan demi bulan berlalu, hingga tak terasa sudah hampir satu setengah tahun Aisyah berguru pada Akila.

Sering kali Aisyah mengajak Akila bertamu di rumahnya. Tapi selalu saja ditolak. Akila hanya..... tak mau melihat Zukruf. Sudah cukup ia lupakan sakit itu.

Akila berdoa, semoga dekatnya ia sekarang dengan Aisyah, lebih bisa mengajarinya arti ikhlas yang sesungguhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akila.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang