Tak Terduga

65 3 0
                                    

"Akila ambil makanannya dulu ya Bang" Akila berlalu meninggalkan Dika dan Inayah yang sedang bercengkrama. Tak henti-hentinya Inayah berdecak kagum. Maklum saja, ini pertama kalinya Inayah pergi ke luar negri.

"Akila sudah beda ya mas" Inayah tersenyum menatap Dika.

"Iya mi, mas juga ga nyangka dia bisa berubah sedrastis ini. Awalnya mas ragu saat Akila bilang mau pakai cadar, tapi Alhamdulillah. Mas percaya, Akila bisa menyelaraskan akhlak dengan hijab besarnya"

"Eh mas itu Akila jatuh!"

Dika berlari menghampiri Akila. Baju Akila kotor terkena tumpahan makanan yang sedang ia bawa.

"Afwan ukhti "

Sepasang manusia itu berusaha membantu Akila berdiri sambil meminta maaf.

"Akila gapapa?" Dika tergopoh-gopoh.

Akila hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Loh? Ini Akila?" Wanita berhijab putih itu melepas kacamata hitamnya.
"Ini Aisyah Lak"

Deg!

"Subhanallah, ga nyangka Lak, kamu bakal pake purdah kaya gini." Aisyah tersenyum sambil mengeratkan pelukannya di lengan lelaki sebelahnya.

Tanpa membuka mulut pun, Akila tau siapa sosok disebelah Aisyah.
Semakin erat pelukan Aisyah, semakin erat juga hati Akila diremas-remas.
Bibirnya tersenyum kelu. Luka yang tertutup itu menganga kembali.

"Wah, ini Aisyah sama Zukruf yang baru nikah itu ya? Barakallah ya. Lagi honeymoon ceritanya?" ucap Dika membuka percakapan.

"Iya kak Dika, jazakumullah khoiron katsir. Ceritanya lagi pengen pake bahasa Arab nih soalnya cewe cantik disebelah Aisyah udah kaya orang lokal sini aja hehe. Gimana nih kandungan kak Inayah, kak? Semoga diberi putra yang sholeh ya kak"

Dika tertawa sambil mengangguk.

Disisi lain, mata lelaki itu tak lepas dari Akila. Akila merasa risih karena terus diperhatikan.

"Kami duluan ya, Assalammualaikum"

Akila menggandeng tangan Dika, mengajaknya pergi menjauh.

"Abang paham kok Lak"

Dika memeluk bahu Akila.

"Dalamnya laut bisa diukur, tapi dalamnya hati manusia siapa yang tau? Begitupun dengan kata ikhlas Lak. Tidak perlu diucapkan, karena hanya kamu dan dirimu sendiri yang paham. Bersedihlah karena Tuhanmu, dan berbahagialah karena Tuhanmu. InshaAllah, sedikit demi sedikit nikmat ikhlas akan terasa, oke?" Akila mendengus ketika Dika mengacak-acak puncak kepalanya dengan gemas.

Satu yang Akila percaya, ketika diluar sana banyak hal telah bersiap untuk meruntuhkan Akila, Dika akan berdiri paling depan untuk membela dan menopangnya.

Akila.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang