Kedua

2.1K 179 31
                                    

Author POV

Matahari belum muncul Prilly sudah bangun dari tidurnya, "masih jam 4 pagi, dan aku mulai bekerja pukul 5 pagi, masih ada waktu untuk mandi, supaya badan lebih segar dan makin syantikk."

Prilly berlalu menuju kamar mandi yang sudah disediakan di kamarnya.
"Sama persis kaya yang ada di alam langit," gumam prilly lirih.

Prilly berfikir dengan banyak kesamaan tidak akan membuat ia bingung.

◆◆◆

Setelah selesai mandi Prilly menuju ke dapur untuk mencari minum, tidak sengaja ia melewati kamar Clara.
Rasanya Prilly sudah tidak sabar ingin bertemu dengan bocah manis itu, Clara. Ia melanjutkan jalannya menuju dapur.

Prilly melihat Mbok Wul sudah berkutat pada alat-alat masak dan masakannya.
"pagi mbok, mau masak ya?" Sapa Prilly.

Mbok Wul menengok, "Iya nih mbak, mau bantuin? Clara belum bangun kalo jam segini,mungkin sebentar lagi," Tawar dan jelas mbok wul kepada prilly.

"Oh boleh mbok, ayo saya bantu, sekarang jam 4 lebih 20 ya?" Tanya prilly sambil mulai membantu mbok wul, "mbok kalau panggil aku nggak usah pakai mbak, Prilly aja ya?" Ucap Prilly sambil nyengir kuda.

"Oke, mb-- eh Prill."

"Mbok Ali udah ke kantor ya? Kok enggak muncul-muncul"

"Udah berangkat dari tadi mbak, ada meeting katanya," kata Mbok Wul, "oh iya ada pesen dari tuan Ali, tolong jagain Clara."

"Oh gitu, Prilly siap melaksanakan tugas," Ucap Prilly sambil memeragakan hormat khas alam langit, menunduk sambil mengepal tangan kanan di depan dada sebelah kiri.

Mereka bercakap-cakap sambil meneruskan memasak. Sebenarnya ia bisa saja menggunakan kekuatannya tapi tak boleh sembarangan, kalau ada orang seperti ini, bisa-bisa orang itu curiga.

Semanja-manjanya Prilly pada orangtuanya dia bisa masak, sang ratu selalu mengajak prilly masak bersama. Jangan kira anak manja tidak bisa melakukan segalanya, pasti ada satu hal yang menjadi kelebihannya apapun itu.

Setelah sekian menit prilly membantu Mbok Wul, ia melirik jam, "udah jam 5 Prill, saya bangunin dan mandiin clara dulu ya?" Izin Mbok Wul.

"Iya mbok," jawab Prilly. Mbok Wul naik ke lantai atas, meninggalkan Prilly menyelesaikan perkerjaan memasaknya, menuju kamar Clara, ia mulai mengetuk pintu dan mencoba membuka pintu, beruntungnya pintu kamar tidak dikunci.

Clara bukan anak yang susah dibangunkan dari tidurnya, karena Ali sudah membiasakan untuk bangun pagi. Iya, Ali si sibuk masih sempat membangunkan Clara sebelum ia berangkat ke kantor, tapi karena ada meeting penting di perusahaannya Ali sudah berangkat lebih pagi dari biasanya. Ali, si gila kerja.

Sekarang Clara sudah mandi, wangi dan cantik. Ah, clara memang cantik keturunan Arab-Jerman. Arab dari bapaknya dan Jerman dari Ibunya-alm-.

Ngomong-ngomong soal ibunda Clara, Vanesha Kalira. Dia wanita keturunan Indo-Jerman, teman Ali ketika masih di salah satu Universitas di Australia, mereka menikah setelah 2 tahun berpacaran. Ibunya meninggal saat Clara berumur 1 tahun karena suatu hal.

Kini Clara sudah berada di dapur bersama Mbok Wul, memerhatikan wanita asing yang sedang memasak di rumahnya. 'Siapa dia?,' batin Clara. Siapa lagi, itu Prilly. Prilly merasa ada yang memerhatikannya, langsung menghentikan kegiatan memotong sayur, lalu melihat ke arah seseorang itu.

[Bunda]dariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang