Kedelapan

1.3K 124 1
                                    

'Tuhan.. siapa dia sebenarnya? Kenapa jantungku berdetak setiap melihatnya?'-Prilly

***

Prilly POV

"Hai, Van." Sapa Ali pada wanita dihadapannya.

Hari ini Ali mendapat tamu seorang wanita cantik. Aku tak mengenal wajahnya. Dia bukan Ghea. Ini namanya Vania. Aku yang sudah selesai memandikan Rara . Mengajak Rara bersiap-siap mencari sekolah untuknya karena liburan semester telah tiba. Kata Ali lebih baik Rara langsung masuk ke sekolah dasar tanpa merasakan taman kanak-kanak terlebih dahulu. Aku ikut keputusannya saja.

Sebelum kami pergi Ali kedapatan tamu yang saat ini sedang berbicara dengannya di ruang tamu. Aku bersiap-siap saja. Dan mengobrol dengan Rara di ruang bermainnya dan bertanya mengenai siapa wanita itu.

"Ra, kenal ngga siapa Tante yang di depan sana?" Aku menunjuk arah ruang tamu.

Rara mengangguk. Masih terfokus pada boneka beruang kesayangannya, Millo.

"Siapa Ra? Mbak kepo nih?" Aku sedikit memaksa Rara bercerita.

Rara mengangkat wajahnya melihat ke arahku. Rara menghembus nafas kasar.

"Itu Tante Vania, Mbak. Rara ngga suka sama dia. Sok perhatian, padahal aslinya suka marah-marah sama Rara. Cuman baik didepan ayah." Ungkap Rara.

Oh ternyata, ada wanita ular. Kasian Rara. Anak sekecil ini sudah menghadapi banyak orang-orang jahat disekitarnya.

"Hubungannya dengan ayahmu apa Ra?"

"Sepupu jauh ayah. Begitu katanya. Aku pernah mendengarnya berbicara dengan seseorang dalam telepon. Dia seperti berencana sesuatu yang tidak-tidak. Mungkin 4 bulan yang lalu."

Cerdas sekali Rara ini.

"Gimana bisa kamu nyimpulin kaya gitu? Kan kamu ngga tau dia telpon dengan siapa?" Sangkalku padanya.

"Aku tau mbak. Dia nyebut nama seseorang, Ghea. Sama seperti perempuan yang mbak bilang cocok dengan ayah. Aku ngga tau juga apa itu orangnya sama atau enggak."

Aku mengangguk. Sepertinya aku harus menyelidiki siapa dua wanita disekitar Ali itu.

"Sekarang gimana? Jadi pergi mbak?"

Aku mengendikkan bahuku.

"Gimana? Ayah masih ada tamukan?"

"Rara yakin Tante itu bakal minta ayah buat gagalin keinginan kita nantinya. Mending disini aja Mbak. Kalo ngga aku pergi sama mbak aja."

"Yaudah mbak coba ngomong sama ayah ya.. boleh ngga pergi sama mbak aja."

Aku berjalan menuju ruang tamu. Di sana sudah ada Ali dan wanita ular yang mukanya pengen banget aku bejek-bejek karena udah bikin Rara kesel. Vania, katanya.

Aku to the point ke Ali.
"Pak, saya mau ijin membawa Rara mencari sekolahan. Kalau bapak sedang sibuk ada tamu. Biar Rara pergi sama saya saja."

"Enggak. Nanti pergi sama saya saja. Bentar lagi kok tunggu aja. Nanti saya panggil. Kamu siap-siap barang Rara dan kamu. Sekalian kita liburan."

[Bunda]dariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang