Aku pernah bermimpi...
Aku berdiri diantara ribuan manusia lainnya, berdiri di bawah terangnya sinar yang selalu mengikuti kemanapun aku bergerak.
Melambaikan tangan pada ribuan kerlipan bintang yang bersinar untukku.
Harapan ?
Aku punya satu harapan yang sampai saat ini masih ku pegang. Suatu saat nanti, aku ingin bersinar terang, aku ingin terbang bebas, dan aku ingin kepermukaan bumi untuk melihat setinggi apa aku mampu terbang, seterang apa aku mampu bersinar.
Mimpi ?
Aku punya mimpi. Aku ingin menjadi sesuatu yang diinginkan banyak orang. Dimimpikan oleh semua orang, diharapkan semua orang.
dan...
Aku ingin menjadi sesuatu yang akan terus melekat dalam setiap hati dan ingatan mereka yang mengenalku.
Ini sangat lucu, semuanya terasa begitu mungkin saat aku kecil. Semua terasa begitu mudah untuk digapai.
Namun jika ku tengok kembali kenyataan, aku bahkan masih disini, masih tenggelam dengan bayang sepi.
Dan kali ini aku kembali berjuang dengan semua rasa sakitku, menapak setiap jalan berduri, aku terjebak diantara dinding tinggi yang tak bisa ku robohkan dan jurang curam tanpa dasar. Tak ada apapun yang bisa ku lakukan, tak ada siapapun yang mendengar suaraku berapa kalipun aku berteriak.
Lelah, dan aku bahkan memilih untuk kembali membungkam mulutku.
Semua terasa sama, bahkan kesepian menjadi satu-satunya hal yang mampu ku lihat.Aku yang begitu kecil diantara luasnya dunia, bahkan hanya sepi yang benar-benar setia di sisiku. Berapa kalipun aku berteriak, dunia takkan pernah mengerti seberapa banyak aku terluka, lukaku layaknya air dan minyak yang tak pernah bisa menyatu. Semua rasa cemas dan ragu ini membuatku muak !
Mengapa semuanya tak pernah berakhir ?"Haruskah aku menyerah ?"
Pertanyaan itu terus berputar di benakku, mengundang keraguan yang sempat ku hempas beberapa kali namun tetap kembali dan semakin besar di setiap harinya.
Seperti seorang pecundang, aku kembali meringkuk memeluk kedua lututku, sesekali meremat kuat rambutku frustasi.
Namun itu dulu...
Sebelum aku menemukan kalian,
Kalian yang begitu banyak membantuku. Memberiku semangat untuk melakukan hal yang tak pernah terpikirkan olehku.
Membuatku melakukan apa yang tak pernah bisa aku lakukan, dan membuatku menemukan kebenaran atas diriku.Aku terus mencoba bicara pada diriku sendiri, semoga diriku yang lain mampu mengerti bahwa dunia memang tidak akan pernah sempurna. Semua keraguan ini, aku tak bisa bersamanya selamanya.
Sekali lagi aku mencoba untuk bangkit
Meninggikan suara,
Sekali lagi,
Mencoba bernyanyi.
Berharap suatu hari nanti membuat seseorang tertarik hingga ke belahan bumi lainnya.Seseorang pernah mengatakan padaku bahwa untuk menjadi tajam, sebuah pisau tentu harus diasah. Untuk menjadi cantik, tembikar perlu dibakar. Begitu pula manusia, perlu terjatuh untuk mengerti bagaimana cara untuk bangkit, perlu terluka untuk bisa mengerti arti rasa sakit, dan perlu air mata untuk melihat betapa indahnya sebuah senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
FICTION
FanfictionKau, dan aku. Berada pada pada lintas waktu yang sama, namun cinta yang seharusnya mempertemukan tak lagi mampu merengkuh. -FATE