[Oke gaes, sebenernya aku udah ngetik panjang tapi tau tau ilang. Jadi aku ngetik ulang huhu. Happread kayy]
Hari ini hari Minggu, tepat sehari setelah ulang tahun Chanㅡatau yang lebih kalian kenal sebagai Dino-. Kemarin tepat hari h, sebong hanya memberi ucapan selamat kemudian mereka melewati hari ulang tahunnya itu seperti hari biasa. Chan tidak kecewa, kok. Lagian sudah 18 tahun masa masih dirayakan?
Jam masih menunjukkan pukul 06.00 tapi handphone Chan tidak berhenti bergetar. Benda berwarna hitam mengkilap itu menampilkan id caller seseorang.
Lee Seokmin.
Heh, buat apa orang itu menelpon pagi-pagi begini?
"Halo?"
"Eh temenin gue yuk, mau cari barang kulakan neh. Sama Seungkwan juga, dia mau cari titipan nyokap."
Kalian belum tahu, ya? Seokmin atau Dika itu punya olshop.
"Males ah, ajakin yang lain gih. Gue ngantuk masihan."
"Yang rumahnya paling deket sama gue kan elo biar enak gitu. Ayoklah ya ya ya ya."
"Oke oke berisik banget lo! Jam berapa?"
"Jam 7 gue jemput yak. Jan lelet."
---
Tepat jam 7, Seokmin dan Seungkwan sudah tiba di rumahnya. Duo lawak plus tukang ngaret itu tiba tepat waktu. Tumben, pikir Chan. Demi mempercepat waktu agar ia bisa lanjut tidur, Chan buru-buru naik ke motor scoopy pink Seokmin. Alasannya tidak mau dibonceng Seungkwan itu karena mereka berdua pernah hampir masuk got gara-gara Seungkwan ngebut dan lupa kalau rem motornya soak.
"Mau kemana dulu nih?"
"Kulakan lo dulu aja. Lagian jam segini toko yang jual pesenan mak gue belum buka." Sahut Seungkwan.
Chan ngikut saja. Lagian dia tidak berkepentingan.
"Eh bensin gue habis, cari pom bensin dulu." Seokmin membelokkan motornya cepat menuju jalan keluar dari gang perumahan.
---
Barang kulakan Seokmin sudah dipesan dan tinggal diantar ke alamat Seokmin. Sekarang tinggal mencari pesanan ibu Seungkwan. Mereka buru-buru pergi ke toko buah untuk membeli jeruk. Tapi sayang, toko buah itu memasang pemberitahuan kalau tokonya tutup seminggu ke depan.
Mereka mencoba pergi ke toko buah di dekat persimpangan dan toko itu juga tutup karena pemiliknya sedang pulang ke kampung halamannya.
"Buset dah anterin gue pulang aja, bang."
"Sabar dong, nyet."
Chan cemberut kemudian sibuk bermain dengan ponselnya. Seungkwan berkali-kali juga mengecek ponselnya. Katanya kalau-kalau ibunya menelpon.
"Ya udah balik aja kuy, ngabis-ngabisin bensin ae." Seokmin menyalakan lagi scoopy pinknya itu disusul mio warna merah punya Boo Seungkwan.
"Balik, kan?" Kata Chan memastikan. Dia buru-buru naik ke motor Seokmin. Tapi belum ada setengah jalan mereka berhenti lagi. Katanya Seokmin lupa membeli cemilan untuk teman belajar. Chan, sih, percaya tidak percaya. Masalahnya, kapan sih pedagang online shop yang sibuk seperti hyungnya itu punya waktu buat sekedar membuka buku? Kalaupun membuka buku, itupun buku hutang. Dia hafal siapa saja yang berhutang padanya.
"Ngapain berhenti lagi, sih?" Chan ngamuk.
"Kelupaan sajen."
Seungkwan buru-buru menyela, "Oiya habis ini mampir beli kaos kaki sekalian."