[PART 14] Secretly

679 85 1
                                    

Langkah kakinya terhenti ketika melihat pria yang ia sukai duduk di meja makan dan tersenyum kepadanya.

"Kemarilah. Danah sedang di kamar mandi."

Jennie menyunggingkan senyumnya dan langsung duduk disamping Mino.

Chu~

"Morning kiss." ucap Mino lalu mengedipkan sebelah matanya.

*

*

*

• PART 14 •
Secretly

*

*

*

"Hey! Bagaimana kalau Danah lihat?"

Mino terkekeh. "Tidak akan. Dia bukan hanya otak udang. Tapi juga siput lembek. Selalu lama mengerjakan apapun."

"Tetap saja, bodoh."

Mino tiba-tiba menarik pinggang Jennie agar lebih dekat dengannya, "Tapi aku tidak perduli."

Mino mengecup bibir Jennie singkat lalu mulai menciumi leher jenjang milik Jennie. Tak membiarkan satu inci pun terlewat. Lalu beralih ke pipi, ke hidung dan berakhir di bibir.

"Hent-" sebelum Jennie dapat berkata-kata, bibir gadis itu sudah dilumat dengan cepatnya. Jennie melingkarkan tangannya di leher Mino dan Mino semakin erat menarik pinggang Jennie.

Keduanya masih larut dalam ciuman mereka hingga beberapa kali menimbulkan desahan.

Suara klik terdengar ketika pintu kamar Danah di buka.

Jennie segera mendorong dada Mino kasar.

"Pagi, Jenn!" sapa Danah seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Ah- ya! Selamat pagi."

"Kau kenapa? Kenapa seperti kehabisan nafas seperti itu?"

Dapat Jennie dengar Mino tertawa pelan. Jennie pun menginjak kakinya dengan kasar.

"Hm- aku habis melakukan senam pagi tadi." jawabnya asal.

"Rajin sekali. Oh iya Jenn ternyata kau harus datang ke kantor hari ini. Tapi nanti sore. Untuk mengukur tubuh Kai."

"Araseo."

Mino menatap Danah penasaran, "Nugu? Kai?"

"Iya! Direktur merekrut Kai untuk model jaket musim dingin kami. Kebetulan sekali, kan? Jennie dan Kai jadi bisa bersama sepanjang hari. Kuharap terjadi sesuatu diantara kalian. Kalau dilihat-lihat kalian memang cocok~"

"YA! Otak udang! Pikir dulu sebelum bicara. Cocok apanya."

"Cih. Kenapa kau jadi marah padaku? Dasar tukang bully. Kakakmu sendiri saja masih kau bully."

"Otak udang."

"Berhenti memanggilku otak udang! Kau bahkan tidak pernah memanggilku noona. Dasar tidak tahu sopan santun!"

"Sudahlah. Berhenti meributkan hal konyol seperti itu." sela Jennie kemudian lalu mengambil roti dihadapannya.

Keduanya hanya terdiam namun masih saling melemparkan tatapan kesal.

Mereka bertiga akhirnya makan dalam diam. Hanya Danah satu-satunya pemecah suasana disini dan dengan bungkamnya ia pagi ini membuat suasana benar-benar sepi.

BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang