LANTAI 3

926 94 7
                                    

LANTAI 3

⊙⊙⊙


Ridho langsung berlari masuk ke ruangan mereka saat berita hot itu terdengar. Nafasnya ngos-ngosan, ia mengambil segelas air, meneguknya, sebelum mulai bercerita.

"Dapat info apa, lagi?" tanya Indra antusias.

"Gawat! Temenmu, Dod!" jawab Ridho tidak jelas.

"Temanku siapa?" tanya Dody bingung.

"Temenmu yang kemarin kamu temui di divisi keuangan!"

"Arya?!"

"Iya, si Arya!" jawab Ridho.

"Dia kenapa?" tanya Mbak Maia yang baru keluar dari ruangannya.

"Ancaman pemecatan," jawab Ridho.

"Kok bisa?"

Ridho mengangguk. "Dia ketahuan pacaran sama anak divisi HRD, kalau nggak salah namanya Putri."

"Terus gimana?" tanya Febby nimbrung.

"Ya, mudah aja," jawab Mbak Maia. "Salah satu dari mereka harus resign."

"Jahat banget," komentar Febby.

"Kantor sebesar ini, karyawannya banyak, mana mungkin nggak ada yang saling jatuh cinta. Masak nggak boleh pacaran? Nggak adil namanya." Agung menambahkan.

"Namanya konsekuensi, Gung." Mbak Maia terdengar tak memihak. "Lagipula di kontrak sudah tertulis jelas, kan? Saat wawancara juga."

Marissa tercekat. Khawatir jika status backstreet miliknya terungkap. Sudah pasti jika dirinya yang terpaksa hengkang dari perusahaan. Tidak mungkin Darcy ingin melepaskan jabatannya. Pria itu terlalu ambisius.

Tapi...

Saat ini mereka sedang perang dingin. Darcy dan Marissa sedang berada di ujung kutub yang berbeda. Tali mereka meregang sehingga belum ada kepastian saat ini. Ia takkan melepaskan Darcy, lelaki itu pasti marah besar jika harga dirinya terluka. Hanya ada satu cara. Kemungkinan paling buruk.

Darcy yang harus memutuskannya.

"Mereka sekarang dimana?" tanya Dody khawatir.

"Lagi sidang di ruangan Pak Darcy," jawab Ridho. Langsung dijawab seruan 'yaaah' dari seisi ruangan, kecuali Marissa yang memucat.

"Kenapa mesti Pak Boss yang nyidang mereka?" gerutu Indra. "Kalau udah dia yang turun tangan, bisa dua-duanya resign."

"Habisnya kalau nggak Pak Darcy, mereka nggak bakal kapok." Ada juga yang menyahut, Febby.

"Ibaratnya, kalau Pak Boss yang turun tangan, sekali tebas langsung abis semuanya." Agung menambahkan.

"Lah, emang biasanya Paka Darcy 'kan yang disuruh ngurus kayak ginian?" tanya Mbak Maia. "Kalau dia sibuk baru Pak Simon, ketua divisi Employee Problem yang ngurus."

"Aku penasaran kalau misalnya Pak Boss yang ada di posisi mereka," cetus Dody. Membuat semuanya terhenyak. Apalagi Marissa yang dari tadi membisu.

Satu menit mereka semua membisu, suara Ridho memecah keheningan.

"Ah, mana mungkin. Pak Boss pasti pacarnya bukan karyawan biasa. Minimal model."

"Bener juga." Indra setuju.

"Kalau misalnya iya gimana?" Marissa bertanya dengan takut-takut. Sontak seluruh tatapan mata tertuju padanya.

"Maksud kamu ceweknya Pak Boss ada disini!?" tanya Agung.

SIX TO SICKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang