Thulul 'Amal

482 47 1
                                    


Dari masbadar.com

Bagaimanakah pengertian Thulul Amal panjang angan-angan?

Panjang angan-angan dalam bahasa Arab biasa disebut dengan thulul amal. Al-amal maknanya adalah Ar-raja’ yaitu harapan atau angan-angan.

Amal (angan-angan)adalah apa yang diharapkan oleh jiwa dari sesuatu yang dicintai seperti umur panjang, menginginkan kekayaan, (dan lain-lain).

Dikatakan juga bahwa angan- angan (khayalan) adalah kehendak seseorang untuk memperoleh sesuatu yang mungkin untuk didapatkannya, dan apabila hal itu telah berlalu maka ia masih tetap saja mengharapkannya.

Jadi thulul amal merupakan suatu harapan terhadap suatu hal yang berkaitan dengan kehidupan kita di dunia ini, seperti angan-angan untuk menjadi orang yang terkenal,angan-angan supaya menjadi orang yang kaya, angan-angan supaya mendapatkan orang yang kita cintai padahal orang yang kita harapkan itu notabene adalah orang yang jauh dari Allah, dan setumpuk angan-angan dan khayalan-khayalan yang lain yang berkisar tentang dunia yang menyebabkan kita tidak sempat lagi untuk memikirkan bagaimana azab Allah, bagaimana balasan yang diberikan oleh Allah kepada amal perbuatan yang kita lakukan.

Jika kita meneliti secara lebih dalam tentang thulul amal ini maka kita akan mendapati banyak sekali para generasi salafush-shalih yang mengkhawatirkan hal ini baik bagi kita maupun bagimereka sendiri.

Ali bin AbiThalib berkata: ”Sesungguhnya yang paling aku takutkan pada kalian adalah dua hal yaitu: panjang angan- angan dan mengikuti hawa nafsu. Sesungguhnya panjang angan-angan itu akan membuat kita lupa akan kehidupan akhirat, sementara mengikuti hawa nafsu itu akan menghalangi kita dari kebenaran.

Sesungguhnya dunia adalah perjalanan yang akan ditinggalkan, dan sesungguhnya akhirat akan datang dan setiap dari keduanya mempunyai anak-anak, maka jadilah kalian anak-anak akhirat. Maka sesungguhnya hari ini adalah waktunya untuk beramal dan tidak ada hisab dan esok di akhirat) adalah waktu penghisaban dan tidak ada amal”

Perhatian Para Ulama Salaf terhadap Thulul Amal

Betapa takutnya para generasi salaf terhadap thulul amal ini sehingga mereka banyak sekali mencantumkannya dalam kitab-kitab mereka.

Diantaranya adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Imam AI-Bukhari. Beliau membuat bab khusus dalam kitab shahihnya tentang hal ini yaitu ”Bab Tentang Angan-Angan dan Panjang Angan-Angan”, kemudian setelah itu beliau menyebutkan beberapa ayat yang berkenaan tentang thululama.

Anas bin Malik berkata: ”Empat hal yang termasuk bagian dari kecelakaan yaitu mata yang banyak memandang (tidak ghadhul bashar dan terlalu menginginkan dunia”

Yahya bin Mu’adz berkata:”Hal yang menyebabkan manusia enggan untuk bertaubat adalah panjang angan-angan, tanda-tanda orang yang bertaubat adalah banyak menangis, senang untuk selalu berkhalwat dengan Allah dan menjadikan muhasabah sebagai sesuatu yang dipentingkannya”.

Dampak Negatif dari Thulul Amal

Imam AI-Ghazali menyebutkan bahwa jika kita sudah terjerumus dalam thulul amal panjang angan-angan ini maka ada 4 hal yang akan kita rasakan sebagai akibat dari adanya thu/ul amal yang ada dalam hati kita, 4 hal itu yaitu:

1. Meninggalkan ketaatan (dan kalaupun ia mengerjakannya) maka ia akan bermalas- malasan dalam ketaatan tersebut. Ia akan mengatakan: “Aku akan mengerjakannya besok” padahal hal itu telah berada di depan matanya.

2. Meninggalkan taubat, atau dia hanya sekedar menangguhkannya. Ia mengatakan: “Aku akan bertaubat, hari-hariku masih panjang, aku masih muda, aku masih kuat untuk melakukannya pada masa yang akan dating”.

3. Cinta yang berlebihan terhadap harta dan menyibukkan diri terhadap dunia (hingga ia melupakan) akhirat. Ia berkata: “Aku takut jika pada masa tua aku dalam kadaan miskin dan aku sudah tidak sanggup lagi untuk berusaha. Maka aku harus menyimpan hartaku untuk masa tuaku, atau untuk hari ketika aku sakit nanti, atau untuk hari ketika aku ditimpa kemiskinan”.

Hal itu menyebabkan ia mencintai dunia dan rakus terhadapnya dan ia selalu memikirkan untuk mencari rizki saja tanpa memperhatikan urusan setelah kematian.

4. Mengeraskan hati yang menjadikan kita lupa kepada alam akhirat. Maka jika kita thulul amal panjang angan-angan berarti kita berfikir bahwa hidup kita akan lama (beumur panjang), dan hal itu menyebabkan kita tidak ingat terhadap kematian dan melupakan alam kubur.

Penyembuhan penyakit Thulul Amal

1. Niat yang ikhlas dalam beramal disertai azam (tekad) yang teguh dan kokoh untuk menghilangkan penyakit itu. Adanya azam ini akan menjadikan kita mudah melangkah dan semakin memotivasi kita untuk melakukannya. Ketika hal ini telah tertanam janganlah kita merasa tidak mampu untuk melakuknnya. Karena dengan kita merasa tidak mampu berarti kita telah memberikan peluang kepada syaithan untuk maasuk kedalam hati kita.

2. Mengingat kematian dan alam kubur. Banyak orang merasa takut menghadapi sebuah kematian karena mereka menganggap itu adalah akhir dari semua kehidupan mereka. Namun tidak demikian bagi orang mukmin, itulah awal babak baru yang harus mereka lewati. Ketika kematian terus berada dalam pikiran kita maka tidak akan ada lagi angan-angan untuk kehidupan yang ada di dunia ini. Kita akan terus mempersiapakan diri dalam kehidupan ini untuk masa yang lebih jauh dariyang kita khayalkan didunia.

3. Mengingat ancaman dan pahala yang dijanjikan oleh Allah, bahwasannya Allah telah menjanjikan kepada hambaNya sesuai dengan apa yang diperbuat oleh mereka, dan janji itu adalah pasti adanya. Jika kita terus mengingatnya dan meyakininya maka kita akan bisa melupakan angan-angan yang selalu terbayang dalam pikiran kita.

4. Selalu mengingat akan keadaan di alam akhirat nanti yang mana saat itu yang bermanfaat hanyalah amal yang kita kerjakan ketika di dunia. Maka sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ali yaitu hendaklah kita menjadi “Anak-Anak Akhirat” yaitu orang yang selalu memikirkan akan kehidupan akhirat.

5. Berdoa kepada Allah supaya kita dijauhkan dari penyakit hati thulul amal panjang angan-angan ini, sebagaimana doa yang dipanjatkan oleh Ma’ruf Al-Kurkhi: “Aku berlindung kepada Allah dari thu/ulama! karena ia bisa mencegah kita untuk melakukan amal kebaikan”.

Sebuah Asa

Hal terakhir yang harus ada pada diri kita, kita harus yakin bahwa janji Allah itu adalah yang terbaik dan tidak akan mungkin Allah mengingkarijanjinya. Allah telah menjanjikan syurga dan kenikmatan yang ada di dalamnya bagi hambaNya yang selalu menjalankan perintahNya dan khusyu dalam shalatnya.

Sementara thulul amal panjang angan-angan yang tumbuh dalam diri kita adalah berasal dari syaithan, ia menjanjikan sebuah keindahan dan kebahagiaan yang semu yang seandainyapun itu terwujud maka hal itu hanya ada di dunia saja. Di akhirat nanti syetan akan berlepas diri dari yang ia janjikan kepada kita.

Akankah kita lebih mempercayai janji-janji syetan itu?

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

AN.

Tulisan ini sy posting krn ada pertanyaan dari salah satu teman di instagram...

Terima kasih sudah bertanya. Jadi pengingat untuk saya. Semoga Allah melimpahkan padanya keberkahan dan keistiqomahan di jalan-Nya.

INI COPASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang