BUNDA, KALAU AKU BOLEH CURHAT

253 30 0
                                    

BUNDA ... KALAU AKU BOLEH CURHAT.

Ashaima Va (Komunitas Penulis Bela Islam)

Bunda,

Dulu, dalam rahim hangatmu aku diminta kesaksian untuk mengesakan Allah.

Dulu, Aku hangat, kenyang, nyaman.

Dulu,

Kubayangkan pekik tangisku akan merekahkan senyummu, senyum ayah, senyum keempat kakek nenekku.

Lantunan Adzan dan Iqomah jadi rangkaian kalimat tauhid yang pertama kudengar.

Kubayangkan kehangatan kan menyambutku juga. Kubayangkan limpahan kasih sayang akan mengiringi pertumbuhanku. Rengkuhan nilai-nilai ketauhidan akan membimbingku sampai kutemukan makna hidup ini. Dengannya kan kupenuhi kesaksianku dulu di dalam rahim. Mengesakan Allah, Al-kholiq Al-Mudabbir.

Sayangnya itu hanya asa semu.

Realita menegasikan semua.

Begitu gerbang alam berikutnya terbuka untukku. Kenyataan pahit menghantamku. Bukan kasur empuk, flanel hangat, dan senyuman yang menyambutku.

Kujumpai aku berada di kamar mandi, semak-semak, tempat sepi, ruang kelas!

Mana senyuman semua orang?
Mana adzan dan iqomah dari suara ayah?

Yang kujumpai hanya wajahmu yang sembab dan bingung pada awalnya, kemudian akhirnya kau perlihatkan kebengisan berbalut tega.

Aku berakhir di onggokan sampah, bisa kau bedakan mana aku mana sampah?

Aku berakhir di got, bisa bedakan mana aku mana bangkai tikus?

Aku berakhir di sungai, bisa bedakan mana aku mana bangkai ikan?

Aku berakhir di kardus, bisa bedakan mana aku mana perkakas?

Jika kumujur akan ada yang menemukanku. Akan ada hati yang tergerak merawatku. Namun, bisakah mereka membimbingku pada tauhid? Bisakah mereka menyayangiku selayaknya anak sendiri?

AKU TAKUT BUNDA ....

Dulu, saat ada seruan untuk tak kau dekati zina itu, kenapa kau langgar.

Pacaran yang menghangatkan hatimu itu akan pasti menjerumuskan, bukan?

Hasilnya aku terbentuk dan lalu ruh itu ditiupkan untukku.

Pergaulan bebas yang dipuja, dengan aku yang menjadi korban.

Tolong siapapun ....
Bantu aku
Bantu aku, agar tak ada lagi yang bernasib sepertiku.

Jangan kau tinggalkan remaja-remaja itu dalam keadaan lemah agamanya.
Jangan kau biarkan rambut mereka tergerai tanpa hijab.
Jangan kau diamkan anak gadis yang suka sekali berduaan dengan lelaki asing.
Jangan kau diamkan anak-anak remajamu bersahabat dengan lawan jenisnya, bercampur baur dengan lawan jenis.

Karena Allah yang menciptakanku telah jelas memberi tuntunan. Agar tak ada lagi bayi-bayi yang bernasib sepertiku.

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)". (QS. Al A'raaf, 7 : 172)

*Tulisan yang tersusun setelah pagi dinginku disambut dengan berita jasad bayi ditemukan dalam got.
*Tulisan yang kerap menggelitikku jika melihat dia, anak hasil zina yang dirawat oleh perempuan pembenci anak-anak.

#ashaimaVa
#penulisbelaislam

INI COPASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang