Bonus Chapter + Epilog

2.4K 273 26
                                    

"Anyway, I really like you," -Chen; Best Luck


Author's side

Mungkin tak akan ada yang pernah menyangka, bahwa musim cepat sekali berlalu. Hari berganti perlahan tanpa bisa disadari raga atau dimaklumi jiwa, hingga bulan menepi dan tahun pun kian terganti. Kali ini, satu kedipan mata kala seberkas sinar mentari yang menelusup lewat celah kecil jendela apartemen pencakar langit itu, memaksa netranya yang terpejam membuka dalam hitungan detik. Ia sadar pula, bahwa 4 tahun telah terlewati begitu saja.

Wangi lavender menguar dalam ruangan bernuansa serba putih itu, hingga dalam hitungan detik kini sudah menyapa penciuman si gadis. Ia tersenyum menikmati aroma yang diam-diam merelaksasi tubuh penatnya itu. Puas, lantas ia mengalihkan fokusnya pada nakas. Sebuah smartphone model terbaru tergeletak tak berdaya di atas sana, diraihnya pula, lalu ditatapnya keadaan mengenaskan saat ternyata benda putih itu dalam keadaan mati. Rupanya, lagi-lagi ia lupa mengisi asupan daya ponselnya itu sebelum tidur.

Wendy hanya menghela nafasnya lemah, "kebiasaan bodoh," pikirnya dalam hati. Namun itu tak berlangsung lama, karena baru saja tangannya membuka laci dan menemukan charger yang ia cari. Selesai dengan charger-nya yang kini sudah terhubung dengan smartphone dan saklar, gadis dengan rambut kecoklatan itu memilih memasuki kamar mandi setelah meraih handuknya, kemudian mulai menghidupkan shower dan menikmati mandi paginya.

Dering telpon yang menguarkan suara khas petikan gitar dengan lirik All of Me yang terlafalkan dari suara bass yang terdengar merdu, segera menjadi fokus Wendy selesainya ia mandi. Gadis yang masih menggunakan jubah mandi itu lantas segera berlari ke nakas, kemudian meraih ponselnya yang kini sudah dalam keadaan hidup, lalu tersenyum saat mendapati nama yang kini menghiasi layar ponselnya.

"Selamat siang sayang," sapanya hangat, sementara lawan bicaranya yang ada diseberang lautan sana, kini tersenyum, meski Wendy tidak akan pernah melihat senyumnya karena mereka hanya berbicara via telepon.

"Selamat pagi juga Wendy-ku sayang," balasnya si penelpon tak kalah mesra hingga kini semburat merah muncul di pipi gadis itu tanpa bisa ia cegah. Selalu seperti ini, meski ucapan selamat pagi dan selamat siang yang bisa dibilang tidak sinkron—karena jauhnya perbedaan waktu kedua negara itu—Wendy seakan tak pernah bosan saat mendengar sapaan Chanyeol yang nun jauh disana.

"Hmm, kau dimana? Kabar baik 'kan Chan?" tanya gadis itu pula, dan senyum Chanyeol tentu mengembang lagi. "Aku di kantor, kerja magang, yah, seperti biasanya," balas Chanyeol dan Wendy mengangguk mengerti. Chanyeol sekarang berada di semester terakhirnya, dan ini adalah masa-masa magangnya sebagai mahasiswa bisnis sebelum akhirnya dinyatakan lulus dari Universitas Seoul.

"Pasti berat, kau sudah sarapan 'kan?" tanya Wendy kali ini, dan Chanyeol di ujung telpon sana hanya mengangguk, kemudian melafalkan iya dengan cepat, tidak ingin membuat gadisnya itu khawatir.

Nyatanya, Chanyeol bahkan belum sarapan sama sekali. Pagi ini ia berangkat ke kantor pagi sekali, tak peduli meski kemarin malam ia lembur atau perusahaan besar tempatnya magang sekarang ini adalah perusahaan kepunyaan ayahnya yang nanti akan dia warisi; Chanyeol selalu rajin. Ia tidak ingin kalah dari Wendy yang berjuang di negeri orang, juga tidak ingin mengecewakan ekspetasi ayahnya tentang seorang putra yang bisa beliau banggakan, bahkan Chanyeol merahasiakan identitasnya sebagai putra presdir atas kemauannya sendiri agar ia mendapat masa magang yang adil. Pertambahan usia Chanyeol nampaknya bukan isapan jempol belaka, bukan hanya fisik, namun pemikiran Chanyeol juga berkembang semakin dewasa.

"Wen, kau makan yang banyak ya, jangan takut gemuk sayang, kuliahmu pasti berat 'kan? Terakhir kali kulihat kau semakin kurus saja," sahut Chanyeol kali ini, dan Wendy hanya menggeleng lemah.

Stuck On You「 wenyeol ft. hunrene 」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang