Chapter 9

1.7K 259 25
                                    

"They say love is blind.. oh baby you so blind," –Gd;that xx

Sehun's side

Penyesalan selalu datang terlambat? Kenapa? Entahlah, mungkin itu sudah menjadi ciri khas mereka. Dan sekarang kata andai saja membuat penyesalanku semakin menjadi-jadi.

Andai saja aku tidak mengabaikan Irene, andai saja aku tidak membentaknya tadi, dan lebih tepatnya, andai saja aku tidak jatuh cinta pada gadis dengan senyum memikat itu.

Dan satu lagi, andai saja aku tidak pergi ke taman ini sekarang.

"Se-sehun-ah?" aku hanya tersenyum hambar seraya menatap fokus ke manik gadis bermarga Bae yang telah berhasil meluluhlantahkan isi hati dan pikiranku. Dia nampak ragu dengan kehadiranku disini, merasa risih mungkin? Pantas saja ia menghindar saat kami berpapasan di lorong sekolah tadi.

"Em.. hai," aku melambaikan tanganku singkat, semoga lambaian tanganku mengurangi sedikit kecanggungan diantara kami bertiga. Iya, bertiga.

"Kau juga suka ke taman ini?" aku menolehkan pandanganku ke arah seorang pria yang wajahnya lumayan rupawan yang tengah berdiri di samping Irene dengan wajah datarnya.

"Mungkin iya, mungkin tidak, hanya saja hari ini saat aku tersadar aku sudah berada di sini. Dan ternyata kalian juga sudah berada disini," ujarku tenang dan menekankan kata kalian entah apa tujuannya.

"Ah.. begitu, kami ingin pulang duluan, apa kau tidak masalah kami tinggal sendiri?" kali ini pria yang kuketahui bernama Lee Taeyong itu menekankan kata kami dalam perkataannya, hatiku mencelos. Apakah kesalahanku terlalu fatal sehingga telah timbul kata kami yang berarti Taeyong dan Irene, bukannya Sehun dan Irene?

"Boleh aku bicara sebentar dengan Irene?" tanyaku pelan, dan lucunya aku meminta izin dari pria ini. Ayolah, aku masih menjabat sebagai kekasihnya Irene 'kan? Justru aku yang harusnya marah karena lelaki ini terkesan menjauhkan Irene dari kekasihnya, dan kekasih Irene itu Oh Sehun bukan Lee Taeyong!

"Tidak, kau harus berbicara denganku terlebih dahulu," ucapannya membuatku terdiam, apakah untuk mengakhiri hubungan saja Irene tidak mampu lagi berbicara langsung padaku?

Kutatap Irene dengan pandangan sendu, gadis itu nampak membeku disana. Dia hanya diam meremas roknya dan mungkin berusaha menahan tangis. Bolehkah aku merengkuh tubuh mungilnya sekarang?

Ayolah Oh Sehun, kau itu benar-benar naif.

"Irene masuklah ke dalam mobil, aku akan berbicara sebentar dengan kekasihmu," perkataan pria itu lagi-lagi membuatku semakin terpuruk, kejadian tadi siang terlalu sulit untuk aku tepis dari pikiranku.

Aku lebih memilih jabatan bodohku daripada kekasihku. Lucu.

Irene menurut, dia segera masuk ke dalam mobil berwarna hitam metalik itu dengan langkah perlahan. Aku menatap punggungnya penuh rasa bersalah. Sementara Irene hanya berjalan tanpa menoleh sedikit pun ke belakang, tebakku ia sudah terlalu muak melihatku. Ya, dia pasti benar-benar-

BUG!

-muak.

Aku meringis, pria ini sudah mencuri start. Dan sekarang tubuhku tersungkur ke tanah di tambah pipiku yang terasa sakit. Tidak, tidak lebih sakit dari luka yang aku torehkan di hati Irene. Ini belum seberapa dibanding lebarnya luka tak berdarah yang ku sarangkan pada Irene.

"Kau itu tolol!" suara yang tekesan mengejek itu sampai ke telingaku dan aku membenarkannya dengan sepenuh hati. Enggan untuk sekedar berdebat karena ku tau semua yang diucapkan Taeyong adalah suatu fakta yang tak bisa lagi ku bantah.

Stuck On You「 wenyeol ft. hunrene 」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang