blurb

1.7K 184 18
                                    

-edited-

Aku berhenti sejenak, menarik napas sepanjang mungkin. Lalu kembali berlari secepat kilat dengan napas yang masih tersengal. Rok panjangku sedikit banyak menghalangi lariku. Heels sudah ku lepas paksa di belokkan terakhir tadi karena benar-benar membuat gerakku melambat.

Aku terus berlari kearah stasiun. Beberapa kali aku melirik jam tanganku, 10:55 pagi. Artinya lima menit lagi.

Aku memaki dalam hati begitu melihat anak tangga yang sungguh banyak menuju peron. Aku pejamkan mata sejenak, membulatkan hati, aku sudah bertekad, maka sebaiknya aku lakukan.

Sekali lagi aku lirik jam tanganku, 10:58!

Langkah kakiku melebar, menaiki anak tangga dengan tergesa.

Pleaseeee!

Announcement bahwa kereta akan segera masuk sudah terdengar lantang. Mataku langsung menyapu seluruh peron begitu kakiku menjejak di ujung anak tangga.

"Baju merah, rambut pirang. Merah, pirang, jeans. Merah, pirang, jeans," Aku mendesis berulang-ulang sambil melangkah tak beraturan, memicingkan mata memperhatikan satu persatu lautan manusia di peron itu.

Seketika mataku terhenti pada seorang perempuan muda berambut pirang panjang, berbaju merah, dan memakai jeans panjang.

Perempuan itu tampaknya tidak mendengar pengumuman bahwa kereta akan segera tiba. Jarak berdirinya sangat tidak aman, tubuhnya bisa saja jatuh dan kereta akan menghantamnya.

Benar saja, tubuhnya tiba-tiba limbung, dan aku, pada detik terakhir berhasil menariknya menjauh, sehingga tubuh kami terjatuh dilantai peron yang keras.

Beberapa detik kami hanya berbaring dilantai. Bisa kurasakan puluhan mata menatap prihatin kearah kami, berbisik-bisik.

Kutoleh kepalaku kearah perempuan itu. Matanya basah, air matanya mengalir tanpa henti, "Kenapa?" isaknya, bertanya padaku.

"Karena mati bukanlah jalan keluar," desisku, dan tangis perempuan itu pun pecah.

Aku memejamkan mataku, menutupnya erat-erat sampai kupikir urat-urat disekitar mataku menegang.

Berhasil. Batinku.

Lalu air mata menetes disudut mataku, "Mimpi sialan!" umpatku lagi.

*******

Note :

budayakan baca ceritanya dulu sebelum komen dan vote ya...komen yang tulus dan membangun sangat diharapkan.

Dreamer - The Untold Story of Us - (completed - Ngga Jadi Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang