CHAPTER 04 : FEELING

621 97 14
                                    

Suzy sedikit menguap, lalu melirik jam tangannya yang menunjukan pukul delapan pagi. Dia mengerang, mengulurkan tangannya ke atas kepalanya, merasakan otot-ototnya mulai melepaskan diri dari rasa stres selama seminggu ini. Dia tidak terbiasa untuk bangun lebih awal pada hari minggu, karena secara teknis klinik tutup, tapi ia telah berjanji pada Sehun untuk datang hari ini. Alasannya karena Sehun tidak bisa untuk membuat janji seperti yang mereka sudah jadwalkan pada minggu depan.

"Dia telat," Katanya dengan suara yang keras. Dia menyadari bahwa Sehun telah berjanji untuk tiba lima menit sebelum jam yang sudah ditentukan. Suzy merasa jengkel, "Ini adalah hari yang menyedihkan untukku, seorang Suzy, seorang wanita yang susah untuk bangun pagi, merasa marah pada orang lain karena terlambat."

Kondisi klinik yang sekarang sedang kosong seolah menanggapinya dengan diam, lalu Suzy tersipu menyadari ia sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Dia telah berencana untuk bertemu teman-temannya nanti siang, dan tidak akan punya waktu untuk bersiap-siap sekarang. Dia berpakaian seperti biasanya.

Suzy berpikir kembali, dia hampir tidak percaya bahwa satu minggu telah berlalu sejak pertama kali dirinya bertemu dengan Sehun. Setiap hari adalah perjuangan untuk Sehun, dan ini terasa sangat melelahkan bagi Suzy, karena dia tidak pernah tahu sifat mana yang akan muncul pada Sehun setiap harinya. Terkadang dia memiliki motivasi yang positif pada dirinya, dan pada hari berikutnya dia bisa menjadi laki-laki yang penuh dengan pikiran negatif, tertindas, dan terpukul.

"Baiklah, jika sikap buruknya itu muncul lagi hari ini, aku akan menjatuhkannya dari kursi rodanya," gumam Suzy.

"Dan tebak, siapa yang kamu doakan itu? Apakah kamu berbicara tentang dirimu sendiri?"

Suzy harus menahan dorongan untuk melompat sepuluh kaki di udara saat mendengar suara Sehun, dan merasakan wajahnya menjadi panas. Tapi, entah bagaimana Suzy berhasil menyembunyikan keterkejutan dan rasa malunya saat dia melihat ke wajahnya.

Sehun menyeringai, dia terlihat senang karena dirinya telah membuat Suzy merasa tidak tenang. Dia memperhatikan pakaian apa yang sedang Suzy gunakan hari ini. Sebuah celana jeans berwarna biru tua dan sweater lengan panjang berwarna putih yang membuat rambut dan matanya yang hitam menjadi terlihat menawan. Rambutnya juga berbeda. Biasanya dia hanya menguncir rambutnya, sekarang dia membiarkan rambutnya terurai jatuh bebas mengenai wajah dan bahunya.

"Dimana Sulli?"

Sehun berkedip dan tersipu, merasa bersalah sekali lagi karena menatap begitu terbuka pada wanita yang bukan miliknya, dan yang lebih penting lagi karena dirinya sudah bertunangan jadi dia tidak berhak melakukannya.

"Aku rasa dia belum bangun tidur."

"Jadi, kamu bisa mengendarai mobilmu sendiri?"

"Ya," Sehun terlihat menegang sambil menjawabnya. "Aku membeli salah satu jenis mobil dengan kontrol gas dan rem di tangan."

Suzy mengangguk dan tersenyum. "Aku tidak bermaksud untuk mengajukan pertanyaan dengan cara yang buruk, aku hanya orang yang penasaran dan kadang-kadang mengajukan pertanyaan dengan langsung."

Responsnya yang tulus menyebabkan semua kemarahan Sehun segera lenyap, dan Sehun mendapati dirinya sendiri sekali lagi menolak keinginan untuk menyeringai di depan wanita ini. Apa yang wanita ini lakukan padanya?

"Jadi, apa kamu siap untuk memulainya hari ini?"

Sehun mengangkat bahunya. "Kapan pun kamu siap, meskipun aku pikir aku tahu apa yang akan kita lakukan."

"Dan apa itu?" Suzy berjalan di sampingnya saat Sehun mengarahkan tubuhnya ke salah satu meja.

Sehun mendesah. "Kamu akan menempatkanku pada salah satu meja itu, menggosok kakiku ke bawah, dan kemudian melihat apakah aku dapat menggerakkan kakiku sendiri. Dan jika aku tidak dapat melakukannya, berarti kamu akan mengukur kemampuan refleksifku."

I think, I love you.. Mr. Oh !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang