Akhirnya aku memberanikan diri untuk menghampirinya.
Aku melihatnya sedang membaca buku
"Hai! boleh aku duduk di sini?" aku menyapanya
Dia hanya mengangguk, mukanya seperti ingin berkata 'mengapa kau kemari? jangan kesini! Cepat pergilah!' tapi aku tetap duduk di sampingnya, sebenarnya aku malu dan aku juga sangat bingung untuk berbica apa, tapi aku
harus bertanya sesuatu tentangnya."Emmm, boleh aku bertanya sesuatu?"tanyaku
"Ya" jawabnya
"Kita sekelas dari kelas 10 bukan?
"Ya" sambil membaca bukunya
"Sejak dari kelas 10, aku sering melihatmu menyendiri, sebenarnya ada apa denganmu?"Dia hanya terdiam tidak berkata apa-apa, seperti memikirkan sesuatu untuk menjawabnya.
"Sekarang aku yg bertanya padamu, mengapa kau selalu menyendiri? mengapa kau tidak berkumpul dengan teman-teman yg lain?" dia bertanya padaku, dan melihat wajahku
"Karena aku lebih suka sendiri, aku pemalu, dan tidak terlalu suka keramaian" jawabku
"Ya, aku sama sepertimu""Tapi aku masih mempunyai teman seperti sarah, kau? Aku tidak pernah melihat kau mempunyai teman sebelumnya"
Dia terdiam lagi, lalu tersenyum, dia tidak melihat wajahku, pandangannya dia alihkan ke bukunya."Aku memiliki teman" jawabnya
"Apa? Siapa?"aku bertanya padanyaAku sangat bingung, aku tak pernah melihatnya berteman dengan seseorang di sekolah.
"Eeem, eem mak-maksudku temanku adalah keluargaku" jawabnya
Aku melihat wajahnya yang terlihat sedikit panik, jawabannya memang sedikit aneh, tapi cukup masuk akal, mungkin dia menganggap keluarganya itu sebagai temannya sendiri.
"Kau tidak akan pernah melihatku berteman dengan seseorang di sekolah ini. Karena aku tidak memiliki teman di sini" katanya
"Pandanganmu tak seluas dunia ini, langkah kakimu tak selebar dunia ini, dan kemampuanmu tak sehebat duniaku" tambahnya sambil tersenyum melihat wajahku
"Apa maksudmu?" tanyaku
"Nanti kau akan mengerti, karena aku sudah memilihmu dari tahun lalu"
Saat aku ingin bertanya apa maksudnya 'aku sudah memilihmu' dia malah menutup bibirku dengan tangannya"Sudahlah jangan bertanya lagi, simpanlah suaramu itu untuk nanti disana" katanya sambil menutup bibirku.
"Kutunggu kau di museum kota besok pagi, pergilah ke bangkumu sekarang, sebelum ada yg melihatmu" tambahnya sambil tersenyum melihatku.
"Tapi, bolehkah aku mengajak sarah?" aku bertanya padanyaDia terdiam cukup lama, sepertinya dia tidak ingin aku mengajak sarah. Tapi akhirnya dia setuju
"Baiklah, mungkin anak itu akan berguna" jawabnyaAku kembali ke bangku-ku, sebenarnya aku tak mengerti tentang semua hal yg di katakannya, dan aku sedikit takut saat dia mengajakku ke museum kota, memang ada apa disana?
-o0o-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiduciam[the truth of the prince from the north]
FantasyApakah kau percaya adanya narnia? Apakah kau percaya adanya dunia sihir harry potter dan sekolah hogwarts?