5. Sweet Chocolate

194 20 20
                                    

Genre : romance
By : Diasember

Sweet Chocolate

Hari ini adalah hari pertama bagi siswa kelas X 'Sekolah Cendekia' untuk masuk sekolah. Semua murid sudah dibagikan kelasnya masing-masing sesuai dengan nama yang ada di kertas yang sudah tertera di mading sekolah.

"Ng, A..del.. Ad..rian.. Ang..ga..! " gumam seorang lelaki yang sedang melihat kertas di mading.

'Ah! Itu dia!' pikir lelaki itu dalam hati.

Ia kemudian memutuskan untuk langsung ke kelas barunya saat nama di kertas itu sudah ia temukan.

Ternyata, sudah banyak teman-temannya yang sudah berada di kelas.

Angga kemudian mencari tempat duduk yang kosong.

Ia melihat ada bangku yang kosong di pojok.
'Hari keberuntunganku,' batinnya.

Angga berjalan ke arah bangku di paling pojok di dekat jendela. Menyimpan tasnya, duduk, dan kemudian--

*teng teng teng*

"Sudah bel!? Aku baru saja ingin tidur," rutuk Angga pada dirinya sendiri.

Seorang guru masuk ke kelas. Dari tampak fisiknya, ia tidak terlalu tua, dan juga tidak terlalu muda.

Guru itu tersenyum hangat kepada murid-muridnya dan kemudian memperkenalkan dirinya.

Setelah itu ia mengabsen semua murid di kelas X-B ini.

Satu persatu nama murid X-B disebutkan,

"Adrian Chistian?"

"Hadir bu,"

"Angga Revanda?"

Angga mengacungkan tangannya dengan malas, "hadir," ucapnya.

Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Ia melihat seorang gadis manis yang lari tergesa-gesa ke dalam sekolah.

"Hanna Qasim?" Tidak ada yang mengacung. Semua siswa saling toleh-menoleh kebingungan.

Angga yang baru sadar bila bangku di depannya kosong, kemudian berpikir,'jangan-jangan, gadis yang terburu-buru itu..'

*toktoktok*

Suara pintu diketuk dengan cepat membuat semua orang di kelas perhatiannya tertuju pada seseorang di balik pintu itu. Sang guru kemudian membukanya.

Gadis itu kemudian masuk dengan nafas terengah-engah. Gadis berambut coklat panjang diikat kepang satu, dengan iris mata yang senada dengan warna rambutnya. Dengan kaus kaki panjang berwarna coklat dan sebuah tas selempang yang juga berwarna coklat.

Gadis itu kemudian salam ke guru di hadapannya dan ia terlihat sedang meminta maaf atas keterlambatannya.

"Ya, tidak apa-apa. Jangan diulangi lagi, ya. Kau boleh duduk di bangku yang kosong," suruh guru itu.

"Hmm.. nah, itu dia, di pojok," jelas guru itu sambil menunjuk bangku di depan Angga.

Gadis itu berjalan ke bangkunya. Ia tidak sempat melihat wajah teman-teman di sekelilingnya. Ia terlalu malu karena terlambat. Yang ada dipikirannya hanyalah cepat duduk dan kembali normal seperti biasanya.

Ia menaruh tasnya.

"Eh, nak, kau murid yang bernama Hanna Qassim, kan?" Guru tadi bertanya pada gadis itu yang sudah duduk dibangkunya.

"Iya, bu," jawabnya jelas.

***

*teng teng*

Bel istirahat berbunyi. Sebagian siswa keluar untuk pergi ke kantin. Sebagian sisanya, hanya melakukan aktifitasnya masing-masing di dalam kelas.

Wonders of ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang