6. Thank You

266 27 41
                                    

Genre: Teenfiction, shounen, hurt, drama, supernatural.

Songfict : Ai Kotoba

By: Hikari mizu_hikari

Thank You

14 Februari 2010.

Seumur hidup, aku tak akan pernah melupakan tanggal itu.

Tanggal yang diperingati orang-orang sebagai hari kasih sayang. Mulai saat ini dan selamanya, akan kupiringati sebagai hari dimana keluargaku hancur.

Usaha ayah yang bangkrut.

Ibu yang meninggalkan suami, serta putranya yang masih berusia sepuluh tahun, demi seorang pria asing.

Ayah yang pergi ke surga, karena serangan jantung.

Dan aku yang harus tinggal dirumah nenek.

Disaat orang-orang mendapat hadiah cokelat, aku mendapat satu paket kesengsaraan. Haha.. Aneh bukan?

----------------------------------

Tahun 2017.

Aku berjalan pelan menuju ke sekolah. Udara pagi ini cukup menusuk hingga ketulang. Di bulan Februari seperti ini, suhu udara di Tokyo memang masih rendah. Meskipun sudah tidak turun salju lagi, disudut jalan masih terlihat sisa-sisa salju yang belum mencair sempurna.

Bulan Februari ya?

Ah sial.... Bahkan hari ini tanggal 14.

Hari yang sama, bulan yang sama, namun tahun yang berbeda. Meski sudah tujuh tahun terlewat, luka itu masih menganga. Menyisakan sebuah lubang hitam didasar hatiku. Iri, dengki, benci, kesal, marah, kosong, dan merasa diperlakukan tidak adil oleh tuhan. Itulah yang kurasakan sampai saat ini.

Sejujurnya aku sangat malas pergi kesekolah hari ini. Tidak, lebih tepatnya aku tidak mau keluar dari rumah setiap tanggal 14 Februari. Ini tanggal sial.
Pagi ini, aku bahkan berpura-pura sakit agar nenek mengijinkanku untuk bolos satu hari saja. Tapi, ujung-ujungnya aku tetap dipaksa berangkat ke sekolah. Wanita tua itu benar-benar jahat.

Aku berjalan lurus tanpa menoleh. Terlalu banyak pemandangan yang tak ingin kulihat hari ini.

Kalian tahu? Hari ini, adalah hari kasih sayang bagi beberapa orang. Dihari ini, biasanya para gadis akan menyerahkan cokelat pada pria idamannya. Lalu, mereka akan tersenyum bahagia bersama. Saat meliahat itu, rasanya aku ingin berjalan menghampiri mereka, lalu berteriak. 'Hei, kalian sangat kekanak-kanakan! Tak bisakah kalian berbagi cokelat dilain hari?!'

Semua cokelat itu, tawa malu-malu mereka, dan rasa bahagia mereka saat merayakan hari kasih sayang. Dimataku, itu terlihat seolah-olah mereka merayakan hari kehancuranku. Dan berbahagia diatas penderitaanku.

'Kenapa tuhan membiarkan oranglain bahagia, sedangkan aku diberi kesengsaraan dihari yang sama?'

Selalu itu yang kupikirkan saat melihat mereka berbagi cokelat. Pikiranku memang egois. Karena itulah, lebih baik aku diam dan memendamnya sendiri.

---------------------------------

Aku memasuki kelas dengan malas. Hari masih pagi, tapi kelas sudah ramai. Mereka mendadak rajin dihari ini, dasar aneh.

Wonders of ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang