Part II: Regret

145 112 35
                                    

"Mimosa?"

Membeku, Mimosa menatap ke sosok di depannya. Mulutnya menganga.

Kyle, pemuda yang meninggal lima tahun yang lalu, sekarang ada di sini! Rambut perak acak-acakan, seringai tomboy, mata yang lembut... Mimosa nyaris tidak percaya. Dengan cahaya kebiruan yang tampak menyelimuti dirinya, Kyle terlihat sama persis seperti sebelumnya.

Sadar kalau dia diamati, Kyle pun meraih pipi Mimosa dan mencubitnya.

"Wuahhh!" Tentu saja Mimosa sangat terkejut. Ia spontan melompat mundur dari Kyle.

"Hanya memastikan apakah kau masih hidup atau tidak."

"H-huh...?"

"Kurasa ini hal yang cukup ironis untuk dikatakan... bahwa yang sebelumnya dianggap tidak ada, tiba-tiba muncul kembali seperti hantu," ucap Kyle sambil terkekeh pelan. Tetapi Mimosa tidak bisa tertawa mendengar lelucon yang SEHARUSNYA tidak dikatakan oleh orang yang entah bagaimana caranya bangkit dari kematian seperti dia.

Ini benar-benar Kyle, 'kan? Dia masih memiliki cara tertawa yang sama, dan juga senyuman yang selalu Mimosa kagumi. Bukankah Mimosa sering bermimpi tentang hal ini sepanjang hidupnya? Mendapatkan satu kesempatan untuk melihat Kyle lagi?

Perasaan bahagia seketika membuncah memenuhi rongga dada Mimosa. Mata perempuan itu berkaca-kaca. Emosi yang sepanjang lima tahun ini ia pendam, mulai berkumpul dan menumpuk di dadanya.

"Apa yang terjadi? Apa aku masih bermimpi?" Mimosa tidak sanggup menahan air matanya untuk tidak keluar. "Kau ... kembali?"

Kyle tersenyum hangat. Dan seperti biasa, dia tidak menyadari bagaimana perasaan Mimosa.

"Aku kembali! Bisakah kau mempercayai itu? Dan aku cukup yakin kau tidak bermimpi..." Kyle pun menggerakkan tangannya untuk mencubit pipi Mimosa lagi.

"Ow!"

"Hanya memastikan." Kyle menyeringai.

"Tapi aku tidak mengerti! Ini sudah lima tahun, Kyle! Kau—"

Tiba-tiba, kucing hitam tersebut melompat dari lengan Kyle ke meja tulis Mimosa, mengakibatkan ponsel dan beberapa pensil yang Mimosa letakkan di atas sana terjatuh. Mimosa pun lantas melupakan ucapannya yang terputus barusan dan langsung menuding kucing tersebut.

"Hei! Kucing itu! Aku tahu dia! Kenapa dia ada di sini?!"

"Kucing?" Kyle menoleh ke arah yang Mimosa tuding. "Jangan khawatir tentang dia. Dia akan kembali," jawab Kyle santai.

Mimosa pun beranjak dari tempat tidur untuk mengambil ponselnya. Ia menatap Kyle tidak mengerti. "Apa maksudmu? Apakah dia ada hubungannya denganmu?"

"Yah, aku bisa jelaskan—"

Secara tidak sengaja, mata Mimosa bertemu dengan jam dinding yang tergantung di atas lemari baju sebelah mejanya.

"AAAHH!"

Kyle terjungkal karena teriakan Mimosa yang tiba-tiba. Penasaran, ia pun bertanya, "A-ada apa, Mimosa?"

"Kenapa alarmku tidak berbunyi?! Aku harus tiba di kantor dalam waktu lima menit!" Mimosa langsung panik dan teringat akan tatapan menusuk Vincent. Dia adalah tipe pria yang keras dan ketat terhadap peraturan... terutama pada hari kedua. Mimosa pun buru-buru membuka lemari pakaian dan mengambil seragam kerjanya, bersiap untuk menanggalkan piyamanya. "Aku akan bersiap-siap."

"Oke!" Kyle malah mengangguk.

"Itu berarti kau harus keluar!"

"Aw, baiklah." Kyle pun tertawa dan segera berlari keluar dari kamar.

MY WILL [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang