Part VIII: Lightning Strikes Twice

69 25 84
                                    

Mimosa berjalan gontai di sebuah jalan sepi yang berkabut. Didampingi oleh kucing putih cantik di sebelah kiri Mimosa dan seekor kucing hitam ramping di sebelah kanannya. Mereka bertiga berjalan bersama sejauh bermil-mil, tanpa suara, hingga akhirnya mencapai persimpangan jalan.

Perempuan berambut pirang itu bergeming di posisinya, tidak tahu harus mengambil langkah ke mana lagi. Seolah menyadari kebingungan Mimosa, kedua kucing tersebut lantas bergerak dengan instingnya masing-masing.

Masih terpaku, Mimosa hanya bisa menatap nanar sosok kedua kucing itu yang terus bergerak pelan mendahuluinya. Kucing putih tersebut mengambil jalan kiri, sedangkan kucing hitam mengambil jalan yang kanan. Lambat-lambat, langkah mereka mulai terhenti dan mereka pun menoleh ke arah Mimosa secara bersamaan, seolah menyuruh perempuan itu untuk memilih.

Jalan mana yang ingin kautempuh?

Kebiasaan buruk Mimosa lagi-lagi berperan. Mimosa menatap kedua kucing itu secara bergantian dengan binar mata penuh ketidaktahuan dan kegugupan.

Dalam hati, ia ingin sekali mengambil jalan kiri dengan kucing putih itu. Entah mengapa, Mimosa bisa merasakan aura yang ramah dan bersahabat dari sana. Seakan-akan mampu melindungi dirinya dari kegelisahan apapun. Lain halnya dengan jalan kanan yang dipilih oleh sang kucing hitam, jalan tersebut benar-benar mengeluarkan aura mistis yang sangat tidak menyenangkan. Mengundang firasat buruk siapapun yang melihatnya, meskipun belum masuk ke dalam.

Namun, ketika Mimosa mulai mengangkat kakinya untuk berjalan ke arah kiri, tiba-tiba kedua jalan itu menghilang bagai ditiup angin. Begitu juga dengan kucing hitam dan kucing putih tersebut.

"T-tunggu! Jangan pergi!"

Mimosa berusaha mengulurkan tangannya ke arah kucing-kucing itu, yang sosoknya kini telah lenyap tergantikan oleh intan-intan putih berkilau. Sebulir air mata jatuh seketika.

"Jangan tinggalkan aku!!"

.

.

.

.

.

.

MY WILL

Part 8 of 9

.

.

.

.

.

.

"MIMOSA!"

Deg!

Mata Mimosa langsung terbuka selebar-lebarnya ketika seseorang meneriakkan namanya dengan keras.

"H... huh...?" Mimosa mengedip-edipkan matanya setengah sadar.

"Ya ampun, Mimosa... Akhirnya kau bangun juga!" seru Kyle gusar. "Kau baik-baik saja?" tanya Kyle seraya mengelap keringat di dahi Mimosa dengan telapak tangannya.

Mimosa hanya diam tidak menjawab. Ia merasa pusing dan mual. Rambut pirangnya basah berantakan. Matanya berair dan tenggorokannya sakit. Apa ia menjerit dalam tidurnya?

"Mimosa?"

"Apa yang terjadi?" tanya Mimosa pelan dan terdengar serak.

"Kau mengingau sambil menangis." Kyle menatap Mimosa sendu. "Apa kau bermimpi sesuatu?" tanyanya lagi dengan nada khawatir.

MY WILL [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang