Part VI: A New Problem

60 38 35
                                    

Setelah kunjungan mereka ke Orange County Fair pekan lalu, pikiran Mimosa masih belum bisa beristirahat. Selalu saja segelintir kenangan manis itu memilih singgah dalam benaknya. Entah itu ucapan-ucapan tak terduga Kyle, alunan musik fair yang menenangkan, suasana yang meriah, ataupun sapaan angin malam tatkala aksi kejar-kejaran di area belakang pameran berlangsung. Pada akhirnya, itu sangat romantis, bukan? Mimosa tertawa kecil ketika mengingat penjelajahan mereka waktu itu di labirin kaca. Siapa tahu ia bisa mengalami sesuatu yang romantis seperti itu lagi?

Vincent yang mendengar suara tawa Mimosa hanya tersenyum tipis dan memberikan tatapan lembut. Mimosa pun mencoba kembali fokus pada pekerjaannya. Tetapi, tampaknya hari ini ada sedikit gangguan...

Pagi itu, kantor masih sepi dan hening. Hanya terdengar suara ketikan dari komputer dan kertas yang dibalik-balikkan. Dua orang yang merupakan penghuni ruangan tersebut saling diam satu sama lain, sibuk dengan urusan masing-masing. Namun keheningan itu seketika langsung buyar ketika Jill masuk ke sana dengan membawa setumpuk surat kabar. Ekspresi cemas tersirat di wajah perempuan itu. Mimosa sudah hapal kebiasaan Jill. Pasti ada suatu hal penting yang tengah terjadi.

"Vincent, tadi pagi kami—" Jill mengulum bibirnya cemas.

"Kami?" ulang Vincent. Tangan Vincent telah berhenti mengetik. Ditatapnya Jill yang masih bergelagat gugup dengan sedikit penasaran.

"Kami mendapatkan beberapa email dari klien baru tentangmu," lirih Jill menjawab. Tumpukan surat kabar di tangannya pun, perlahan ia serahkan pada Vincent dengan hati-hati.

"Tentangku?" Alis kiri Vincent terangkat, bingung. Ia menerima surat tersebut dan mulai memilahnya satu persatu.

"Uhm, yah, ini agak konyol, tapi..." Jill ragu-ragu menggantung kalimatnya sesaat, "dia menganggapmu tidak memiliki kualitas dalam bekerja."

Vincent mengernyit. "Kenapa tidak?"

Jill menghela napas lelah. "Kusingkat saja, dia tidak mengerti kenapa seorang pria lajang yang belum menikah sepertimu malah menjadi editornya. Padahal, naskah yang ditulisnya itu memuat kisah percintaan."

Dahi Vincent berkerut. Ia berusaha menyerap informasi yang mendadak masuk ke dalam kepalanya. Kebingungan semakin terlihat jelas di raut wajah pria berkemeja hitam itu. Di lain pihak, Mimosa tercengang mendengar penjelasan Jill. Berani sekali klien baru itu!

"Kenapa dia beranggapan begitu? Memangnya kualitas kerja seseorang ditentukan dari statusnya?" rutuk Vincent jengkel. Jelas sekali kalau Vincent merasa sangat terganggu atas kritikan klien yang dirasa tidak masuk akal tersebut. "Dan dari mana pula dia memperoleh informasi itu?"

Sebulir keringat dingin langsung mengalir di pelipis Jill kala pertanyaan yang paling tak ingin didengarnya itu meluncur dari bibir Vincent. Perempuan itu pun menunduk sambil memain-mainkan jarinya gugup. "Di-dia terus-menerus bertanya tentang apakah kau sudah pernah menikah atau belum, mengusikku kapan saja kami bertemu, jadi aku pun memberitahunya..."

Hening beberapa saat. Suhu ruangan tiba-tiba berubah dingin, membangkitkan bulu-bulu kuduk kedua perempuan itu secara bersamaan. Dapat mereka lihat, wajah super serius Vincent dengan segala aura hitam yang mengelilingi tubuhnya tersebut. Membuat Mimosa tak bisa berkutik. Jill yang juga sempat mau lumer, buru-buru melanjutkan kalimatnya, "Y-yah! S-soalnya aku kesal sih! Kukira dia cuma sekadar penasaran, m-makanya kuberitahu saja! Dia bilang, dia merasa tidak adil kalau seorang lajang yang tidak memiliki pengalaman cinta sepertimu mengoreksi naskah asmara!"

"Itu tidak benar," sergah Vincent. "Tentu saja aku pernah mengalami—" ucapan Vincent langsung tertahan ketika tiba-tiba sebersit ingatan masa lalunya melintas. Ia pun berdeham dan mengubah arah pembicaraan. "Dengar, ini benar-benar tidak profesional. Seharusnya dia sudah tahu ketetapan apa yang telah dianjurkan perusahaan sebelum menandatangani kontrak."

MY WILL [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang