Night 2 : Sungyeol

159 24 21
                                    



Sebelumnya maaf ya yang udah nunggu-nunggu. Ehehehehe.... ...

Happy reading ^^

*******************

Pukul lima sore aku berbaring di atas kasur. Kasur sudah seperti surga dunia bagiku. Satu-satunya tempat yang paling aman dan membuat suasana hati tenang menurutku.

Krieeettt.....

Seseorang membuka pintu kamarku. Itu Howon atau biasa disebut Hoya. Aku tidak tahu kenapa ia ingin dipanggil Hoya. Padahal dia bukan artis atau orang terkenal lainnya. Oh, aku lupa! Dia memang terkenal. Terkenal sebagai orang yang paling dibenci murid-murid yang suka melanggar. Ia juga terkenal di kalangan guru sebagai murid teladan. Astaga, dia hanya cari muka saja. Hehehehe.. aku hanya bercanda, aku mengakui dia memang murid teladan, dan dia salah satu teman dekatku di sini. Tentu saja karena aku terjebak di kamar yang sama dengannya selama dua tahun.

"Yo what's up!"sapaku sambil mengangkat sebelah tangan. Tapi ia mengabaikanku. Ia berjalan ke meja belajarnya yang menghadap keluar jendela. Kemudian ia duduk dan memandang keluar jendela, "Ada apa denganmu? Biasanya kalau kau melihat kamar berantakan kau akan mengomel panjang lebar,"tanyaku.

Ia menoleh ke arahku dan terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "Aku sedang tidak mood untuk bicara denganmu Sungyeol, diamlah!"ucapnya kemudian kembali memandang keluar jendela.

Cih, menyebalkan sekali. Seperti habis ditolak perempuan saja, hahaha. Padahal kemarin dia masih berisik saat Myungsoo mengajakku keluar malam malam. Oh, aku teringat sesuatu! Bagaimana bisa aku melupakannya? Salah satu kelebihan tidur tidur bagiku adalah membuat aku melupakan hal-hal buruk yang sudah terjadi sebelumnya. Siang tadi aku tertidur karena belum tidur semalaman.

Badanku menegang saat mengingat kejadian kemarin malam. Astaga, bagaimana aku bisa lupa. Sebagai komite kedisiplinan, ia juga ikut dipanggil kepala sekolah tadi pagi. Mungkin ia tidak mau terseret ke dalam masalah ini dan sedang merutuki nasibnya. Hahahaha... Tunggu, ini bukan saatnya untuk tertawa.

Kejadian kemarin malam memang sangat menegangkan. Tentu saja, melihat mayat yang dilempar dari atas dengan mata kepala sendiri cukup membuat badanku bergetar hebat semalaman. Bahkan sampai tadi pagi pun aku masih ketakutan. Kurasa Myungsoo juga merasakan hal yang sama. Bedanya, setelah tidur aku merasa tenang. Kalau Myungsoo, ku jamin seratus persen dia tidak bisa tidur di kamarnya.

Karena khawatir dengan Myungsoo dan tidak suka diabaikan oleh Hoya, aku memutuskan untuk pergi ke kamar Myungsoo. Aku hendak membuka pintu namun Hoya mencegahku.

"Tunggu, kau mau ke mana?"tanyanya.

Aku mengendikkan bahu, "Myungsoo. Kenapa?"aku balik bertanya.

"Aku tidak ingin sendirian di sini. Boleh aku ikut?"tatapannya seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan oleh ibunya. Pertama kalinya aku melihat sisi dirinya yang seperti ini. Sedikit lucu memang.

"Setahuku hubunganmu dengannya tak terlalu baik,"aku mengingatkan. Hoya sangat perfeksionis dalam segala hal dan Myungsoo menganggapnya 'Sok', jadi bisa ditebak bagaimana hubungan mereka.

"Aku hanya akan diam di sana. Aku tidak akan mengganggu. Atau kalian bisa saja menganggapku tak ada di sana. Kumohon, aku tidak tahu lagi harus kemana,"jelasnya. Aku tersenyum mendengarnya.

"Baiklah, ayo!"ajakku.

Kami berdua berjalan menuju kamar Myungsoo. Aku membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk. Dia tidak akan mengunci pintu dan tidak akan marah kalau aku langsung masuk tanpa mengetuk.

[4th Book Here] Anatomi Doll at 11 p.m. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang