Excuse

17 0 2
                                    

Charlotte POV

Elusan tangan Daniel di kepalaku benar-benar sangat nyaman. Tangannya yang besar mengusap pelan rambutku membuat tubuh tanpa tenagaku memerintahkan kelopak mataku untuk menutup. Berkat perasaan lega atas kondisi Charles, aku beralih memasuki dunia mimpi.

"Hello,"

"..." aku terbangun diruangan gelap yang tidak asing. Aku tidak tahu pasti tetapi aku yakin ini bukanlah dunia nyata. Di hadapanku berdiri seorang gadis kecil, wajahnya tampak familiar dalam ingatanku. Gadis itu mengenakan dress putih polos. Aku hanya menatapnya yang tersenyum.

"Ini dimana?"

Gadis itu tampak terkejut sesaat kemudian kembali memasang raut muka yang membuatku makin merasa bahwa gadis di hadapanku ini bukanlah orang asing. Dia berjalan kearahku dan duduk di sebelahku. Aku baru menyadari bahwa diriku sedang duduk di sebuah kursi taman bercat hitam, sama hitamnya dengan warna ruang di sekitarku.

"Bagaimana kabar mu?"

Bukannya menjawab pertanyaanku, gadis itu membalas pertanyaanku dengan pertanyaan yang lain. Walaupun berada dalam ruangan yang di selimuti dengan warna gelap pekat, tidak ada rasa takut yang hinggap di kepalaku. Aku hanya memperhatikan gadis di sebelahku yang masih setia dengan ekspresinya yang tidak berubah.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan mu?" pertanyaan itu terlontar dengan sendirinya dari bibirku. Mendengar pertanyaan ku gadis itu memalingkan wajahnya menatap tangannya yang ia lipat diatas paha.

"Aku senang kau baik-baik saja. Aku sebenarnya tidak ingin menanyakan ini terlalu cepat, tetapi aku takut 'dia' akan lebih dahulu berbicara denganmu dan.."

Aku menggenggam kepalan tangannya membuatnya menghentikan kata-katanya. Aku dapat merasakan setiap emosi yang semakin kuat seiring dengan kata-kata yang terucap lewat bibirnya.

"Apa kamu mengingatku?" tanyanya

"Maaf, aku yakin kita pernah bertemu tetapi aku tidak bisa mengingat siapa kamu."

Ia menghela nafasnya, ada keheningan diantara kami selama beberapa saat sebelum ia akhirnya kembali berbicara.

"Aku tahu kalau kamu mungkin belum bisa mengingatku, tetapi aku sangat senang akhirnya bisa bertemu denganmu kembali. Sepertinya sudah waktunya untuk kamu kembali, mungkin selanjutnya kamu akan bertemu dengan dia. Tolong sampaikan salamku padanya ya,"

"Dia siapa?" tanyaku saat gadis itu beranjak dari kursi.

"Kalau kamu belum bisa mengingatku, maka kamu juga belum bisa mengingat dia. Tetapi saat kamu bertemu dengan dia aku ingin kamu mengikuti kata hatimu. Kamu harus kembali sekarang, tenang saja, mulai saat ini kita akan sering bertemu. Sampai jumpa, Charlotte"

Kelopak mataku perlahan terbuka menyesuaikan cahaya ruangan yang cukup menyilaukan. Perlahan aku mulai mendapatkan kendali atas tubuhku yang sudah lebih bertenaga dari sebelumnya. Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling ruangan. Hanya ada aku diruangan serba putih ini, dengan mata yang masih mengantuk aku berusaha bangkit dari ranjang dan duduk ditepi kasur.

"Daniel.." aku memanggil nama laki-laki yang tadi bersamaku berharap ia akan muncul dihadapanku yang masih setengah sadar.

Aku mencoba turun dari ranjang tersebut, tubuhku yang masih lemas terhuyung dan bersandar pada tempat tidur. Aku meraih tiang infus yang terhubung dengan punggung tanganku dan menjadikannya penopang untuk membantuku berjalan keluar dari ruangan ini. Tujuanku sekarang adalah mencari Daniel dan memintanya membawaku ketempat Charles.

Normal POV

Daniel enggan meninggalkan gadis yang sedang tertidur lelap itu sendirian diruangannya. Meski ia tahu bahwa Charlotte baik-baik saja, rasa khawatir itu tidak lekas hilang dari hatinya. Dengan langkah dipaksakan Daniel berjalan mengikuti perempuan yang tadi memanggilnya.

Another Me [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang