Di Balik Kaca

16 2 0
                                    

      Engkau jadi kenangan dalam hati
      Terlalu lama engkau pergi
      Langit masih begitu
      Anggun nan biru
      Memayungi taman rindu
      Lambang menjadi lambang
      Kau bagai bayang-bayang
      Kini kuterbuang
      Kau lah tenang selalu
      Kalah tidak tahu gelora di hatiku
      Terangkai angan ini
      Kusimpan rahasia hati
      Disini kuberdiri
      Tiada tangis lagi
Kurenung nan masa lalu
Terasa pilu
Kemana harus kumengadu
»»»»
    Pagi yang cerah sudah menyelimuti,berharap tak setetes air mata yang membasahi pipinya.

Kakinya sudah menapaki jalanan menuju halte bus,penampilannya rapi seperti biasa,mengenakkan seragam sekolah dengan rambut terkuncir satu di belakang,serta anak rambut yang lolos di depan telinga menampakkan kesederhanaan.

Ia sudah berada di dalam kelas sejak 10 menit yang lalu,meski tahu kelas sangat kotor ia tak berfikir untuk membersihkannya karena ia adalah sekretaris kelas jadi tidak wajib untuk dirinya piket,akan tetapi jemarinya mengisi jurnal kelas pada hari ini.
"Ra kemarin,sorry ya gak bisa pulang bareng karena aku udah dijemput kakak....."kata sahabatnya itu yang tiba-tiba udah duduk didepannya."Iya,santai aja kali.....lagian aku juga hafal jalan pulang,gak masalah....makasih udah perhatian!!!"ucapnya datar.

~~~~
"Ra ayo ke kantin,aku lapar nihh....bener-bener pak Hari bikin perutku keroncongan....pantes aja anak -anak nyebutnya guru killer..."celotehnya sembari mengelus perutnya yang lapar."Aku mau ke perpustakaan,maaf gak bisa nemenin...!!!sahutnya.
"Ya ampun Kara aku tahu kalau kamu pintar,tapi ya jangan gitu juga bisa-bisa kamu nanti nikah sama buku lho!!please temenin aku,kalau kamu gak mau aku bakal ngambek pokoknya....."ancamnya dengan mengandalkan smirk yang ampuh."Tapi aku ngembaliin buku.....Ya deh aku temenin,dasar ngambekan..."jawabnya kesal.
"Nah gitu dong...masa setiap hari ke perpus aja.....oh ya....."katanya terputus."Apalagi....repot banget sih kamu!!!"decaknya sambil berdiri.
"Jangan gitu dong,aku mau kamu itu senyum....kamu tahu gak senyum kamu itu dapat dihitung,ini yang membuat kamu cuma punya teman aku saja karena kamu itu dingin,bahkan es batu kalah."mendengar kata-kata itu membuat Kara semakin geram dan kesal,pandangan mautnya pun muncul."Ok..Ok....aku tarik omonganku tadi,cukup sahabatmu aku saja,,,,"ucapnya ulang,takut melihat wajah menyeramkan yang di tampilkan sahabatnya."Udah gak usah banyak omong,katanya lapar...ayo!!!"ajaknya sambil menarik lengan sahabatnya yang banyak ngomong itu,tapi ia tak pernah marah meski di ejek,baginya Dinda seperti saudara.

Mereka berjalan menuju kantin,melewati panjangnya koridor hal tersebut yang membuat Kara malas ke kantin,menurutnya lebih baik keperpus yang jaraknya tidak terlalu jauh.......

Arga POV
Tanpa sengaja Arga yang tadinya mau kekamar mandi berpapasan dengan Kara namun memang Kara tidak mengetahuinya,waktu itu di bus dia tak menghiraukan siapa saja yang duduk di sampingnya.
Arga sempat menoleh tetapi tidak menghentikan langkahnya.
"Gadis itu yang di bus kemarin,kenapa dia tidak pernah tersenyum,bahkan ekspresinya datar sekali,kenapa aku juga penasaran dengannya....masih banyak gadis yang lebih spesifik dari dia....otakku memang aneh...selalu tertarik pada hal-hal yang unik....Aishhhh...,"pekiknya dalam hati seraya mengacak-acak rambutnya pelan.

Arga barniat pergi ke perpus untuk meminjam buku kimia setelah dari kamar mandi.
"Ga ayo kekantin....aku udah lapar nihhh"kata Rico sahabatnya itu.
"Aku mau keperpus kamu duluan aja nanti aku nyusul....."sahutnya.
"Beneran ya kamu nyusul....??"tanyanya seperti seorang istri pada suami.
"Beneeerrr Rico....udah ah aku pergi dulu!!!"sambil melangkah pergi.
~~~~~
"Mana ya rak yang berisi buku-buku kimia,Aishhhh...nih perpus juga luas banget....."desahnya kesal,dia sudah memutari rak-rak buku namum yang dicarinya tak kunjung ketemu.
"Ah bisa jadi gila aku gara-gara hanya mencari buku,..."umpatnya lalu melangkah arah meja dimana petugas perpus berjaga.
"Maaf mas saya mau tanya rak buku kimia ada disebelah mana,saya kesulitan mencari!!!!"keluhnya pada petugas perpus.Dilihatnya petugas perpus sepertinya sangat sibuk.
"Kara....tolong kamu antar mas ini ke rak buku kimia,saya sedang sibuk!!!..."ucapnya pada seseorang yang sepertinya dia sahabat perpus.
"Iya pak...."sahutnya dari ruangan di belakang petugas perpus duduk.

Aku mengamati ruangan perpus ini,buku-buku tersusun rapi,sangat bersih,disini juga sejuk dan tenang.
"Maaf mas,katanya mau mencari rak buku kimia..."tanyanya membuatku refleks menoleh ke arah suara tersebut,ternyata dia,gadis itu berdiri di sampingku dengan muka datarnya,kenapa aku jadi gugup.
"Oh iya...."jawabku singkat.
"Ayo ikuti saya....!!"perintahnya,kini dia berjalan di depanku,dia membuka pintu kaca dan didalamnya ada banyak buku juga tersusun rapi,kami berjalan menuju rak paling pojok,disana aku melihat papan bertuliskan "kimia".Ketika sudah di depan rak langkah kami berhenti lalu dia membalikkan badan dan berkata "ini raknya,disini buku khusus anak Ipa,sedangkan untuk anak Ips di ruangan samping,,,,,permisi",dia menundukkan kepala lalu melangkah meninggalkan tempatku berdiri.
"Ttterima kasih..."ucapku akhirnya,tapi dia tidak menoleh sama sekali,tetap berjalan sedangkan aku masih mengamati kepergiannya hingga dia menghilang.
"Ternyata dia sahabat perpus,dia itu seperti kaktus...amat sangat kaku....dia cukup unik....Yaaelah kenapa aku jadi mikirin dia sihhhh,aku harus segera meminjam buku kimia ini keburu bel masuk" ucapnya sembari mengambil salah satu buku kimia.

~~~~
Pelajaran hari ini pun berakhir,Kara ingin pergi ke toko buku sepertinya sendirian karena Dinda gak nongol-nongol,Ya emang mereka gak sekelas,Dinda sekarang kelas Ips 1,biasanya dialah yang pertama nunggu di depan kelas Kara.
Kara melangkahkan kakinya melewati koridor.
"Kamu Kara Rivalldi kan,kamu dipanggil pak petugas perpus!!"beritahu salah satu murid.

Cahaya Yang RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang