Hay para readers...Maaf ya kalau ceritanya agak gak nyambung,soalnya ini pertama kalinya aku nulis,eh gak yang pertama....Aku sering nulis tapi gak pernah aku share ke wattpad.....Tolong beri sarannya buat evaluasi kedepannya.........'.......'.....'.......'........'........'.........'...
"Maaf pak anda manggil saya....ada yang bisa saya bantu???"tanyanya.
"Oh iya Kara....dua minggu kedepan saya sibuk mengurusi buku-buku baru yang datang...Kamu bisa gak pegang kunci perpustakaan,saya percayakan ini pada kamu....bagaimana...???"ucap petugas perpus.
"Maaf pak....saya tidak bisa menjawab sekarang....kadang-kadang saya juga banyak tugas sekolah,jadi tidak bisa setiap hari keperpus..."jawabku memberitahu keadaanku.
"Ok,baiklah saya tunggu jawabanmu besok,apabila kamu tidak bisa datang ke perpustakaan setiap hari,kamu bisa memberi pengumuman,atau peminjaman-pengembalian buku dilakukan sepulang sekolah."jelasnya padaku.
"Akan saya pikirkan dulu,....kalau begitu saya permisi dulu.."kataku lalu menyeretkan kaki pergi.Tadinya aku berniat untuk ke toko buku,tapi sepertinya kuurungkan saja niatku,lebih baik aku pulang.Kubuka pintu rumah....sangat sepi,biasanya ada bi Ina....tapi kemana semua orang pergi,aku berjalan menuju dapur,disana juga gak ada bi Ina....aku sudah memanggilnya tapi tak terdengar suara jawabnya.Mungkin lagi keluar ......aku berjalan kearah kulkas......Aku mengambil botol yang berisikan air minum dingin tiba-tiba botol itu jatuh tanpa sengaja,padahal aku memegangnya erat,tanganku serasa sangat lemas...Aku mengibas-ngibaskanya pelan lalu aku malah terjatuh,kakiku juga lemas.Aku mengambil botol di depanku yang jatuh tadi dan bangkit berdiri,belum sempat berdiri ada seseorang datang,aku mendongakkan kepala ternyata bi Ina dia menjantuhkan barang belanjaanya dan berlari menghampiriku.
" Non...non kenapa....sini bibi bantu berdiri..."tanyanya sambil memegangiku untuk berdiri,kulihat ekspresinya sangat cemas.
"Gak apa-apa kog bi,pas aku ngambil minum tadi tiba-tiba lemas aja."sahutku sambil tersenyum sedikit agar dia gak cemas.
"Mama sama papa belum pulang bi???"tanyaku lagi.
"Mereka kerumah sakit non,Dimas abis jatuh dari sepeda..."
"Bagaimana keadaanya bi,aku harus ke rumah sakit sekarang.."tanyaku cemas,semoga dia baik-baik saja.
"Dia baik-baik saja,cuma lecet saja....non pergi nanti sore aja,sekarang non kan masih lemas,duduk disini bibi buatkan bubur ya....."tawarnya padaku sambil berjalan mengambil barang belanjaannya yang tadi ia jatuhkan,aku menurut karena kurasakan kakiku terasa ngilu.
«««««Sekarang pukul 17.20,aku sudah bersiap untuk pergi kerumah sakit,jarangnya tidak terlalu jauh,mungkin lebih jauh jarak rumah ke sekolah.....aku pergi dengan menaiki sepeda pancal.Sepeda ini aku beli dengan uang tabunganku sendiri meski tidak terlalu mahal setidaknya sangat berguna bagiku.
Perjalanan kerumah sakit sangat menyenangkan,udara serasa sejuk yang kini menerpa wajahku,tapi kulihat awan gelap menampakkan dirinya,mungkin hari ini akan hujan.Setelah sampai di rumah sakit,aku langsung bergegas masuk.Mungkin terlalu cemas sehingga aku agak berlari dan tanpa sengaja aku menabrak seseorang,aku pun terjatuh,lumayan keras sampai membuatku mengaduh.
"Awh.....Aishhhh..."desisku saat merasakan rasa perih di lututku entah berdarah atau tidak soalnya aku memakai celana jins hitam,kutolehkan wajaku menghadap orang yang bertabrakan denganku,dia juga terjatuh tetapi sudah berdiri,aku pun mulai beranjak berdiri,lalu berhadapan dengan orang yang menabraku.
"Sebelumnya aku minta maaf,mungkin terlalu khawatir,sehingga aku menabrakmu,maaf sekali lagi....."belum sempat ia menjawab pertanyaanku,aku keburu pergi menuju kamar rumah sakit yang tadinya sudah di beritahu bi Ina.Aku sempat berpikir,sepertinya aku pernah melihatnya....,tapi untuk apa dipikir yang penting aku sudah meminta maaf.Akhirnya sampai dikamar ini juga,aku langsung saja membuka pintu,kulihat mama sedang duduk disamping Dimas yang tengah terbaring,aku langsung menghampirinya,dan kutanyakan bagaimana keadaanya.
"Dik...Bagaimana keadaanmu...???"tanyaku pelan,sehingga membuat mama melihat kearahku.
"Kau bisa lihat keadaanku sekarang....untuk apa kau kemari????"jawabnya ketus.
Mama berdiri dan langsung menarikku keluar kamar,peganganya sangat kasar sampai kurasakan perih dipergelangan tanganku.
"Untuk apa kau kesini....???"tanyanya seraya melepaskan peganganya.
"Aku juga mengkhawatirkan adik...saat kutahu dia celaka..."jawabku singkat.
"Benar kata adikmu,kau tidak usah sok peduli,disini sudah ada mama dan papa,lebih baik kau pergi kami tidak membutuhkanmu disini....Kau itu hanya merepotkan saja..."sahutnya kepadaku,hatiku serasa di peras .....amat sangat sakit,airmata juga mulai menetes di pipiku.
"Apakah aku seburuk itu ma.....???padahal kau sendiri yang sudah melahirkanku...."jawabku mencoba untuk berani.
"Sudah cukup....Aku juga tidak meminta kau hadir dihidupku....Sekarang kau pergi...."
Deg..
Aku langsung jatuh terduduk di lantai saat dia meninggalkanku,airmataku deras mengalir,aku sudah amat lemas untuk menopang badanku,dalam hati aku berkata "Tuhan mengapa kau ciptakan aku,jika tidak ada yang menginginkan,mengapa...."
Aku memaksakan tubuhku untuk berdiri,lalu berlari keluar rumah sakit,ku kendarai sepedaku sekencang mungkin,kurasakan air turun dari langit,tapi aku tak mempedulikan itu,sakit ini tak bisa ku bendung lagi.
Jika ini bukan mimpi dimana selalu tercipta keajaiban,
Apakah aku akan tetap seperti ini
Ini sangat berat,sampai tubuhku tak kuat memikulnya
Bahkan sangat sesak,sehingga aku kesulitan bernafas
Amat sangat pahit,hingga tak ada gula yang mampu meredakannyaMengapa harus aku...???
Apakah aku seburuk itu...???
Dimana aku mencari ruang....
Ruang yang dapat membawaku keluar
Ruang yang dapat memberiku bahagia
Ruang yang sangat terang
Ruang yang,aku bisa hidup tanpa penyesalanTuhan,mengapa harus aku hah....?
Katanya kau tidak tidur
Lantas dimana sekarang kau berada
Disaat aku sangat rapuh
Aku tak punya tiang penyangga
Juga tidak ada sandaran
Tuhan,sampai kapan aku harus berteriak..........Aku benci hidup....amat sangat benci......tak ada kebahagiaan secuilpun untuk gadis lemah sepertiku.....Tangisnya bercampur dengan air hujan,sama derasnya,kakinya juga tidak berhenti mengayuh sepeda,ia tak tahu kemana tubuh membawanya pergi.
Hai readers jangan nangis dulu ya.....
Masih banyak kejutan di bab-bab berikutnya,....
Semoga menikmati!!!!....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Yang Redup
JugendliteraturIngin aku slalu bakit dari keterpurukan Hati ini begitu sesak hingga terasa amat sakit Bahkan lilin lebih terang Dari alam kehidupanku yang terasa pahit Tangisan dikegelapan Tak bisa dipungkiri dan kuungkiri Berhentilah Menjalani semua dengan baik...