Saat yang selalu terjadi

6 2 0
                                    

"Kara....Kara bangun sayang....!!!!"kumendengar samar-samar seseorang memanggilku,perlahan aku mulai membuka mataku,masih terasa pusing berdenyut di kepala ini.
"Ah akhirnya kau sadar nak....ini bu fifi.....kamu baik-baik sajakan???"tanyanya padaku...Aku masih mengerjap-ngerjap....kupaksakan untuk bertanya.
"Saya baik-baik saja bu.....ini dimana....???"sahutku kembali bertanya.
"Di UKS,kalau begitu ibu tinggal dulu ya soalnya ada kelas....."
"Iya bu.....terimakasih telah menjaga saya saat pingsan...!!!"ia tersenyum padaku lalu melangkahkan kakinya keluar.

"Disini sangat sepi...sepertinya hanya aku yang ada di UKS,sebaiknya aku ke kelas."gumamku dalam hati.
Aku mencoba untuk duduk,tubuhku rasanya sangat lemas,saat sudah pasti aku beranjak untuk berdiri,tiba-tiba saja tubuhku terjatuh begitu saja,aku meringis menahan sakit dikepalaku.

"Hei kau tidak apa-apa....???"tanya seseorang padaku,aku agak terkejut dan langsung memandang ke arah datangnya suara itu.
"......Aa..ku...."kataku patah-patah karena dia sudah berjongkok di depanku dan mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.
"Kau....Kau yang waktu itu.....!!!"tudingku padanya,sebenarnya aku masih kesal atas perkataannya kemarin.
"Ahhh kita bertemu lagi....bagaimana keadaanmu...???"tanyanya padaku.
"Aku baik-baik saja....kenapa kau disini...??"tanyaku sedikit sewot,lalu berdiri tanpa menyambut uluran tangannya dan duduk di ranjang uks lagi.
"Aku minta maaf atas perkataanku kemarin....aku refleks mengatakannya,kukira kau akan bunuh diri,
"Aku sudah memaafkanmu jadi lupakan saja...."jawabku singkat.
Dia masih berdiri didepanku,kenapa dia tidak pergi-pergi.
"Oh ya...kenapa kau kemarin seperti itu...???"
"Kita tidak sedekat itu untuk kamu tahu masalahku...."Aku semakin geram padanya,sekilas kulihat alisnya berkerut.
"Oke...oke....ahh kau itu orang yang tertutup..."sahutnya lagi.
"Kenapa kamu disini...??"tanyaku padanya.
"Apa aku harus menjawabnya,"katanya lantas aku menatapnya dengan tajam,"Aish santai saja,aku hanya bercanda....sebenarnya aku disini karena aku agak gak enak badan"
"Jawab yang jujur...."sahutku.
"Kau tahu aku berbohong....Aku sebenarnya mau menghindari pelajaran matematika....itu sangat membosankan di tambah gurunya super killer.."jelasnya.
"Percuma kau menghindarinya..terkadang hal yang tidak kita sukai malah menjadi dekat dengan kita..."

"Iya emang....,kau itu unik ya...."dia ini memujiku atau apa sih,sontak membuatku menatapnya.

Kami bertatapan...untuk menghindarinya,lalu aku bangkit dari dudukku dan melangkahkan kakiku untuk keluar dari uks ini,dia pun bertanya padaku.
"Hei kau mau kemana,keadaanmu masih sakit,kau terlihat pucat.."
"Terimakasih atas perkataannya,tapi aku mau ke kelas dan aku baik-baik saja...."aku kembali berjalan untuk keluar.

Pelajaran hari ini telah usai,aku sudah di depan sekolah untuk menunggu bus menjemputku.
Tak lama bus itu lewat,aku segera naik dan langsung duduk,beruntung busnya longgar hari ini,aku masih menahan denyut di kepalaku yang terasa menyiksa.
Ku buka pelita dan melukis di lembaran tubuhnya.

Pelita,
Seandainya waktu dapat dihentikan
Aku ingin selalu berada pada hari yang menyenangkan
Meskipun aku waktu itu belum bisa mengingatnya
Setidaknya aku pasti merasakan

Layaknya janji yang selalu ditepati
Maka aku hanya selalu ingkar
Aku tak peduli bila harus berkorban
Aku hanya ingin tahu rasanya disemangati,dipeluk saat airmata ini menetes,selalu didukung pilihanku,......
Aku hanya berimajinasi
Tetapi aku tidak pernah ingin mengkhayal....

"Hei kita bertemu lagi....."aku sangat terkejut dengan suara itu,langsung kuhentikan aktivitasku menulis dan menutupnya,saat ku toleh ternyata....laki-laki ini lagi....sekarang aku jadi tahu dunia emang sempit.
"Ka...kau "jawabku terkejut.
"Kau tahu sebenarnya kita sering duduk bersama..."katanya lagi.
"Se..Sering...."kataku terbata dan langsung duduk menghadapnya seraya telunjuk tanganku menuding kursi yang kami duduki.
"Iya sering,tapi hanya aku yang tahu....soalnya kau tak pernah memperhatikan siapapun yang duduk disampingmu dan selalu memandang keluar kaca......"jawabnya menjelaskan.

"Owh......"sahutku singkat,dan kembali duduk ke posisi awal.
"Sepertinya kita harus berkenalan...namaku Arga Lanta Arsya,panggil saja Arga,aku kelas XI IPA 3...."katanya memperkenalkan diri,diiringi dengan bus yang sudah berjalan.
Sebenarnya aku tidak ingin berkenalan dengannya,jika aku menolaknya,aku sendiri yang merasa tidak enak terpaksa aku juga memperkenalkan diriku.
"Aku Kara Rivalldi,aku kelas XI IPA 2,......aku tidak mau memanggilmu Arga....jika aku panggil Lanta saja."

"Terserah kau,tapi kenapa kau memanggilku Lanta...Kau orang ke dua yang memanggilku Lanta setelah ibuku...."setelah mendengar jawabannya,aku langsung menoleh dan melihat wajah putihnya sedikit muram.
"Menurutku Lanta itu lebih bagus"Jawabku
"Owh jadi Arga itu tidak bagus begitu....."aku pun menoleh lagi,kali ini dengan tatapan tajamku.
"Aku hanya bercanda...Kau ini serius sekali"

"Pak halte bus di depan...."teriakku karena tak terasa sudah dekat halte bus.
"Kau mau turun....cepat sekali ya...padahal waktu itu kayaknya lama"komennya.
"Iya....permisi"ucapku saat lewat depanya dan beranjak keluar bus yang sudah berhenti di halte bus.

Dirumah.
"Kemari kau...."teriak papa padaku,kulihat mama sedang duduk di sofa dan sebelahnya ada adiku.Aku berjalan mendekati papa dan sekarang aku sudah di hadapan papa.
Plakk
Tamparan keras mendarat di pipi mulusku....tanganku langsung memegangi pipiku...terasa perih dan panas.
"Kemana saja kau kemarin..."tanya papa padaku,aku mendongakkan kepala dan menatapnya.
"Aku kemarin..."
Plakk
Tamparan lagi mendarat dipipiku,airmataku kembali menetes,amarahku memuncak sampai ubun-ubun.
"Pa terimakasih banyak karena telah khawatir....Tamparan ini tidak lebih menyakitkan"kataku sambil terisak kemudian berlari menuju kamarku.
Brakkk
Suara pintu terbanting karena ulahku.
Aku menangis sejadi-jadinya dengan tubuh terduduk dilantai sebelah tempat tidur,hatiku terasa sesak sekali,sakit amat sakit kurasakan..setelah kumengusap hidungku ada darah di punggung tangan,aku kembali mimisan.....lalu aku berdiri,pusing kurasakan lagi aku berniat keluar untuk mengambil minum saat ku meraih knop pintu,tubuhku lemas sehingga aku jatuh....semuanya menjadi gelap.

"Non...non bangun,bibi disini non"suara itu...suara itu milik ni Ina,aku mengerjapkan mataku untuk bangun dan melihat bi Ina di depanku.
"Bi aku kenapa..???"tanyaku padanya.
"Non tadi pingsan dan mimisan...Non gak apa-apa kan....???"aku mengingat semuanya,tamparan papa,darah dihidungku.Airmataku kembali jatuh.
"Bi rasanya sakit sekali....Tamparan papa tadi tidak seberapa....disini sangat menyiksa..."keluhku sambil menunjuk dadaku.
"Maaf non...Bibi gak bisa menolong,tuan marah besar pada non...maafkan bibi...."katanya padaku.
"Tidak bi...ini bukan salah bibi,ini memang takdirku.....Kara tahu hal ini pasti terjadi....Kara sudah cukup kebal dengan semuanya...."sahutku sambil sedikit tersenyum.

20.00 WIB
Pelita
Kau tahu rasanya dibenci...
Kau tahu rasanya terasingkan..
Disaat semua orang tak melihat...
Ini dan disini aku berdiri....
Dua sisir dalam kehidupan...
Dimana mereka.....
       Dimana akan kucari
       Aku menangis seorang diri
       Hatiku selalu ingin bertemu
       Untukmu aku bernyanyi

       Untuk ayah tercinta
        Aku ingin bernyanyi
        Walau airmata di pipiku.
        Ayah dengarkanlah
         Aku ingin berjumpa
         Walau hanya dalam mimpi

     Lihatlah hari berganti
     Namun tiada seindah dulu
     Datanglah aku ingin bertemu
     Untukmu aku bernyanyi
    
Saat hatiku ini begitu rapuh
Mana kata mutiara untuk menguakanku....
Dimana aku bisa mendapat sebuah senyum yang tulus
Kapan tubuh ini merasakan pelukan kasih sayang
Mana jemarinya yang selalu mengusap air mataku.....
.'.................'......'................'............'.....

       

Cahaya Yang RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang