Akhirnya Kara sampai pada sebuah jembatan,ia pun menghentikan sepedanya,lalu melangkah kakinya sehingga sekarang berdiri dengan berpegangan pada pagar jembatan,..Dia menatap kearah bawah,dilihatnya air yang mengalir deras meski hujan telah berhenti 10 menit yang lalu.
"Hei....jangan.....jangan melompat....!!!!!"seseorang berteriak padaku,tapi aku tidak mempedulikannya,aku mulai menaiki pagar jembatan tapi hanya satu tingkat,lalu kurentangkan kedua tanganku.
"Apa yang mau kau lakukan,berhenti....aku tahu kau sedang menghadapi masalahmu,tapi kau bisa menyelesaikannya dengan baik...jangan dengan cara seperti ini..."teriaknya lagi.Sebenarnya apasih yang dilakukannya,aku cuma ingin menenangkan diri.Tiba-tiba seseorang menarik tanganku,sontak membuatku turun dari pagar jembatan,lalu dia memelukku,refleks aku mendorongnya dan aku pun melangkah mundur,kami berdua bertatapan,aku pun sadar bahwa dia laki-laki yang tadi aku tabrak.Flash back Arga Lanta Arsya
Bruk...
"Sial aku menubruk seseorang"gumamku dalam hati,aku pun langsung berdiri,dia juga berdiri.....aku manatapnya,gadis ini lagi.
"Sebelumnya aku minta maaf.....Mungkin aku terlalu khawatir sehingga menubrukmu,sekali lagi aku minta maaf...."ucapnya kepadaku,belum sempat aku menjawab dia sudah pergi....gadis yang aneh.Tanpa sengaja kulihat dia berlari sambil menangis,sepertinya hidupnya sangat rumit.Aku pun langsung mengikutinya,entah kenapa aku menjadi khawatir setelah tadi ku tabrak dia,aku tahu lututnya terluka,meski dia mencoba baik-baik saja.
Di luar sedang hujan,tapi dia tak menghiraukan itu dan pergi menunggangi sepeda mininya,airmatanya tetap mengalir deras.Sampai akhirnya disebuah jembatan dia berdiri di pagar jembatan sambil merentangkan kedua tangannya.
»»»»»
"Kau ini sudah gila atau apa sihhh...Kau tahu....Kau termasuk beruntung,di luar sana masih banyak anak seusia kita yang hidup terlantar...sedangkan kau malah mau menyia-nyiakan hidupmu,apakah kau tidak kasihan dengan orang tuamu....."makinya padaku,sontak aku menatapnya lebih tajam.
"Kau......"kataku terputus saat dia mulai bicara lagi.
"Kenapa Tuhan membiarkanmu hidup...jelas-jelas kau tak menghargai karunianya,jangan menjadi seorang pengecut,lari dari kenyataan.....!!!!"perkataannya kali ini benar-benar menyakitkan.
"Stop kau bicara....jika kau tidak tahu jangan bicara seenaknya,dengarkan baik-baik...siapa yang mau bunuh diri,jika aku mau bunuh diri pasti aku sudah loncat dari tadi mengapa aku hanya diam.......Aku tak pernah menyia-nyiakan hidupku,andai kau tahu kejamnya dunia ini....dan satu lagi sebaiknya kau menjaga mulutmu,karena bisa jadi mulutmu yang membawamu menjadi seorang pengecut....."balasku kesal lalu membawa sepedaku pergi,kali ini aku menuntunnya.Malam semakin larut....aku tetap berjalan menuntun sepedaku,meski jalanan sepi tapi rasa takutku hilang di telan amarah dan kesedihan.
Laki-laki tadi benar kelewatan....Aku tahu dia pasti cemas melihat tingkahku,tapi dia malah memperburuk keadaan dengan perkataannya.Kurang sabar apa aku menjalani hidupku.Sekarang pukul 10.00 dan aku baru sampai dirumah,badanku rasanya menggigil.....lampu ruang tamu sudah mati kemana bibi,apakah dia sudah tidur.....aku mencoba membuka pintu tapi ternyata sudah dikunci,jika aku berteriak nanti pasti akan membuat keributan.
Kulangkahkan kakiku menuju pintu belakang,aku dapat membukanya tetapi pintu menuju dalam rumah terkunci....untung saja disini ada sebuah sofa kecil setidaknya aku dapat tidur disana untuk malam ini.
Udara semakin dingin,sedangkan bajuku masih basah.....Kulihat sebuah baju di jemuran,ternyata bajuku...mungkin bibi lupa mengambilnya,dari pada aku masuk angin....aku pun langsung berganti pakaian....setelah itu kurebahkan badanku disofa tadi untuk mengarungi alam khayalan.Malam sudah menjelang pagi.....udara dingin semakin merasuk hingga tulang.......
Bi Ina membuka pintu .....Ketika menuju jemuran pakaian ia kaget karena melihat Kara tidur di sofa kecil itu......Kara tampak menggigil.....bi Ina pun membangunkannya."Non....non Kara bangun...Ya ampun badanku panas....gimana ini....apa aku lapor pada nyonya dan tuan..."katanya hendak masuk lagi kedalam....Kara mendengar samar-samar perkataan bi Ina,lalu ia segera menahan bibi dengan menarik tangannya.
"Bi.....jangan bilang pada mama dan papa....Aku tak mau merepotkan mereka,cukup aku saja yang merasakannya....Sekarang jam berapa bi....???"tanyanya sambil bangkit untuk duduk....kepalanya pusing berdenyut-denyut dia harus menahannya.
"Tapi non badannya panas...bibi gak mau terjadi apa-apa pada non.....sekarang masih jam 5,....."sahutnya khawatir.
"Aku gakpapa bi.....aku harus bersiap-siap ......"katanya.
"Non itu sakit....gak usah masuk sekolah dulu....."
"Bibi aku baik-baik saja....Bibi tahu aku lebih sakit disini,ketika tidak ada seorang pun yang menghargaiku....aku tidak mau menjadi lemah...."katanya sambil menunjuk pada dadanya,dia yakin dia harus kuat....dia tak mau begitu saja di permainkan oleh takdir.
"Ya udah kalau itu mau non....Bibi siapin sarapan non harus memakannya,dan satu lagi non harus minum obat panas...nanti bibi siapkan...."ancamnya,Kara langsung memeluk bibinya itu.
"Bibi tahu.....Aku senang setidaknya ada bibi yang selalu memperhatikanku..."ucapnya disela-sela pelukan.
"Non itu sudah bibi anggap sebagai anak bibi sendiri...."jawabnya,membalas pelukan Kara.««««««
Disekolah."Ra ...kamu kok pucet sih..!!!kamu sakit ya..???"tanya Dinda padaku.
"Aku gakpapa kok din....cuma pusing sedikit...."jawabku singkat,lalu menundukkan kepala,aku tak mau sahabatku ikut khawatir.
"Kalau kamu sakit ayo ke UKS...."ajaknya padaku.
"Gak usah....bener aku baik-baik saja"jawabku lagi....Kring...Kring....
Bel masuk berbunyi....sontak semua siswa masuk kelas...pelajaran ke 6 dimulai...."Kara Rivalldi...."Bu Fifi memanggil namaku....sekarang di kelasku pelajaran kimia.
"Saya bu...."jawabku.
"Kamu maju mengerjakan soal nomer 8...."suruhnya padaku.Aku pun bangkit dari bangkuku dan berjalan kedepan,kepalaku semakin berdenyut-denyut....jemariku mulai menulis jawaban dari soal nomer 8,aku sudah tidak kuat menahannya....kurasakan ada sesuatu yang mengalir dari hidungku,aku langsung merabakan jemariku yang satunya,kulihat darah di jari-jariku,penglihatanku mulai tak jelas..tulisanku di papan tulis tampak menjadi dua.Kepalaku pusing sekali,kurasakan tubuhku langsung ambruk,kulihat remang-remang bu fifi dan siswa lainya memanggil namaku,lalu semuanya menjadi gelap.
Aku tak mau menjadi orang lain untuk menjalani hidup ini
Aku tetapi bersikap apa adanya dengan semua yang terjadi
Ini aku dan kehidupanku
Bukan penampilan yang menggambarkan segalanya
Bukan hanya senyuman yang dapat menyembunyikan semuanya
Kau tahu kala seseorang rapuh.....
Disaat sebuah takdir mempermainkannya begitu saja
Sakit,memang sakit....sampai terasa menyiksa
Jeritan hati yang tak pernah berhenti memohon
Mengharapkan sebuah pohon yang berdaun dan berbuah lebat
Tahukah itu sebuah kebahagiaan dengan segala perlindungannyaAku berusaha kuat
Aku tak mau menjadi orang lain untuk itu
Aku bersikap apa adanya
Aku menutupi semuanya dengan rapat
Cukup aku sendiri yang merasakannya.............................................................
Haiii.....semoga para readers gak bingung ya sama critanya.....
Oh iya jangan lupa komen nya.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Yang Redup
Teen FictionIngin aku slalu bakit dari keterpurukan Hati ini begitu sesak hingga terasa amat sakit Bahkan lilin lebih terang Dari alam kehidupanku yang terasa pahit Tangisan dikegelapan Tak bisa dipungkiri dan kuungkiri Berhentilah Menjalani semua dengan baik...