KEEMPAT

1.1K 82 8
                                    

AnHa_AS
.
.
.
BYN
.
.
.

Warna hitam kemerahan mulai menguasai langit yang tadinya biru. Aisyah terus melangkahkan kakinya dengan kepala yang senantiasa menunduk mungkin sampai ia tiba di rumah ia tidak akan mengangkat kepalanya. Disaat Aisyah tepat berada didepan pintu gerbang rumahnya bahkan setelah ia membuka gerbang itu, ia berhasil menangkap suara seseorang yang menyebut namanya mau tidak mau dia harus melihat orang yang tengah menyapanya itu.

“O! Aisyah?”tanpa ambil pusing Chanyeol berjalan hendak mendekat ke arah Aisyah berpijak, sementara yang dipanggil hanya mematung. Aisyah bingung sekaligus heran saat melihat wajah pemuda yang baru saja menyebut namanya dengan aksennya sendiri. Sedetik dua detik Aisyah tersadar akan titik pandangnya saat ini , sentak dia langsung memalingkan wajahnya.

”siapa dia? kenapa dia mengenalku?”batin Aisyah. Tanpa ia sadari pemuda itu memberikan senyum manisnya yang terbilang langka bahkan malaikat yang senantiasa menemaninyapun terkejut akan pemandangan luar biasa itu. 😌 #keajaiban_Dunia 😆

“buntulah otakku! aku tidak bisa berbahasa Indonesia!. Seandainya aku tahu ini akan terjadi, aku akan belajar bahasa Indonesia.”gerutu Chanyeol.

“A! we have just return the book accidentally you drop a few days ago #benerkaga? (kami baru saja mengembalikan buku yang tidak sengaja kamu jatuhkan beberapa hari yang lalu), jigeumeun, your book already the hands your father(sekarang bukumu sudah ada ditangan ayahmu)” ucap Chanyeol

“buku? buku apa?, jangan-jangan yang dia-, buku kas itu!. Dari mana mereka mengetahui namaku, alamat rumahku? dan- aduh!. Aisyah sudahlah yang penting buku kas itu sudah kembali dan untung saja orang yang menemukannya itu baik”Aisyah kembali sibuk dengan batinya sendiri.

“sajangnim,  sepertinya anda menghalangi jalan Aisyah”bisik sekr.kim, ia sedikit menahan senyumnya.

“oh, jongmalyo? (Oh, benarkah?)”Sekretaris kim hanya mengangguk.

Ia beralih melihat Aisyah“sorry” ucap Chanyeol yang langsung bergeser dari tepat yang sebelumnya berada di tengah-tengah pintu pagar yang hanya muat untuk satu orang saja.

“anda tidak perlu minta maaf, malah sebaliknya. Saya yang harus berterima kasih karena anda sudah berbaik hati untuk mengantarkan buku saya”  terang Aisyah masih dengan kondisi yang sama ‘merunduk’

Chanyeol memicingkan matanya “dia tidak menatap lawan bicaranya?, apa dia malu?. Apa dia menyukaiku?!” batin Chanyeol. 😑

“bist- bhahahaha” tawa Chanyeol pecah, ia sendiri tidak tahan dengan apa yang ia fikirkan saat ini. Dan bagaimana dengan kedua orang yang berada di dekatnya?, terkejut?. Itu sudah pasti.

“sajangnim, kwenchanaseyo?” tanya Sekretaris Kim, ia sendiri merasa aneh dengan presdirnya.
Chanyeol berusaha meredahkan tawanya sendiri. “nan kwenchana”

Sedetik kemudian wajahnya kembali dingin!
Alis tegas itu terlihat akan bersatu! 'namun tidak'
Begitu juga tatapan yang menusuknya, bahkan tak seorangpun bisa mengartikan tatapannya itu. 😱

Sedikit berdehem “ ekhm, kajja” ajaknya, Aisyah bergeser dari tempatnya semula agar Chanyeol bisa lewat. Chanyeol menghentikan langkahnya saat iris matanya menangkap sosok wanita bercadar itu.

“museun irieul na?( apa yang terjadi pada diriku?)” Chanyeol sungguh tidak habis fikir akan perubahannya beberapa menit yang lalu. Apakah ia baru saja tertawa?. Catatlah jika itu memang benar.

“Nona Aisyah, kami pamit dulu” pamit Sekretaris Kim, sedangkan Chanyeol sudah berjalan terlebih dahulu

“makasih ya Allah atas pertolongan yang kau berikan melalui kedua pria baik ini. padahal aku, bahkan mereka sama sekali tidak mengenaliku”ucapan syukur dari dari lubuk hati yang paling dalam kepada zat yang maha kuasa.

perlahan-lahan mobil itu kian menjauh, Aisyah pun masuk ke rumah sebelum itu ia menutup pintu pagar terlebih dahulu dan ia mendapati seorang pria yang tanpa disadari turut menyaksikan perbincangan kecil antara Aisyah dan kedua orang asing dan benar-benar asing ‘fikirnya’.

“abi”Aisyah ia mencium punggung tangan sang ayah tercintanya.

“wa’alaikummussalam”ucap abinya sedikit tersenyum.

“astagfirullah! assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh, abi. aduhhh kenapa aku sampai lupa. Afwan bi”aisyah yang baru sadar kalau ayahnya tadi menyinggungnya karena dia belum sempat memberi salam

Lagi-lagi Rashid tertawa kecil “wa’alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh, la ba’sa ( tidak apa-apa). Kenapa baru pulang?, biasanya kamu pulangnya jam 03.00 sore”

“seharusnya begitu Bi, hanya saja ada beberapa materi pak Fahri belum selesai, berhubung ada waktu kosong, tadi beliau masuk. “

"Benarkah, Ayah ingin tanya. Apa kau mengenal  dua pria asing tadi?"

"Tidak, Aisyah tidak mengenalnya bahkan tidak tahu namanya"

"Kau tahu, Abi tidak mengerti dengan bahasa mereka" ala-ala berbisik

"Iyalah, bi. Mereka orang Korea"

"Mereka terlihat seperti orang China, kulitnya melebihi warna sagu"

"Di Korea kan dingin. China, Jepang dan Korea itu serumpun" jelas Aisyah

"Kalau Abi tinggal di Korea bisa seputih itu juga, ya Cha?" fikir Rashid sambil membayangkan dirinya sendiri terhadap apa yang ia katakan

.
.
.

“tuan, apa kau baik-baik saja?”tanya sekr.kim prihatin, ia masih mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu, bagaimana Chanyeol yang tertawa dan seketika ia berubah.

“aku baik, hanya saja aku masih heran kenapa mereka menutup wajahnya seperti itu dan hanya memperlihatkan matanya?. Apa mereka memiliki kekurangan di wajah?. Tidak mungkin, atau ada hal yang lain?. aisssssssss Park Chanyeol kenapa kamu sangat penasaran tentang hal itu!!”geramnya frustasi bahkan tingkahnya menyamahi bocah yang kelerengnya dicuri, mendengar hal itu sekr.kim menampakkan senyum harapan.

“UAIN”ucap sekr.kim

“UAIN?, ada apa dengan UAIN?.”bingung Chanyeol yang merasa asing dengan singkatan yang baru saja diucapkan sekretaris kepercayaannya.

“Yageoga anya?(bukankah itu singkatan)”

“Ne, masseumnida sajangnim (ya, sajangnim benar). UAIN singkatan dari University Agama Islam Negeri ”sekr.kim sementara joon do sibuk menyimak ucapan sekr.kim

“Aisyah belajar di Universitas itu” lanjutnya

Chanyeol tersenyum tipis “kau sangat ahli dibidang informasi” pujinya

“gamsahabnida, sajangnim” sedikit merunduk meski Chanyeol itu tidak berada di hadapannya

Chanyeol sedang asik menatap langit yang perlahan-lahan mulai mengijinkan ribuan bintang menghiasinya. “ sejak aku kecil, kau yang selalu berada di sekitarku. Kau selalu saja berbicara sopan padaku padahal kau lebih tua dariku. Sedangkan aku selalu berbicara banmal kepadamu”

“tidak, sajangnim. Saya harus profesional terhadap pekerjaanku.” Tidak, bagi Sekretaris Kim semua itu tidak benar, yang ia yakini adalah jika seseorang memilih untuk bekerja terhadap orang lain, siapapun dia, berapapun umurnya jika ia tuanmu maka dia harus dihormati. Lagipula, bagi Sekretaris kim, ia sangat senang bisa bekerja dengan Chanyeol, berbicara menggunakan bahasa banmal tidak masalah baginya selama Chanyeol merasa nyaman dengannya. Dalam dunia pekerjaan selain profesional, kenyamanan juga sangatlah penting. Terlebih Sekretaris Kim sudah menganggap Chanyeol sebagai anaknya sendiri karena ia menyaksikan pertumbuhan Chanyeol dari waktu ke waktu.

"Aku selalu ingin mengubah cara bicaraku padanya, namun tidak pernah bertahan lama. Bagaimana bisa aku nyaman dengan sikapku ini." batinya, sambil tersenyum miris.

Meski Chanyeol dengan sejuta banmalnya, ia tidak pernah melakukan hal yang buruk kepada Sekretarisnya.
.
.

Behind Your NiqabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang