Part 2

140 2 1
                                    


Selamat membaca ^^

~~

Pisau itu menusuk tajam, darah berwarna merah pekat keluar dengan perlahan, semakin lama darah itu semakin mengalir cepat. Tangisan merintih kesakitan mengiringi aliran darah tersebut. Sesosok pria berbadan besar itu tersenyum miring, belum cukup puas menembus satu aliran darah, dengan brutal ia mnusukannya kebagian tubuh yang lainnya dengan cepat, bukan tangisan lagi yang menjadi pengiringnya, suara teriakan-teriakan yang memekakan telinga yang mengiringinya, semakin lama teriakan itu mereda, dan hanya keheningan saat ini yang terdengar. Pria itu mengusap darah yang menghalangi pandanganya, ia menjilati darah tersebut dan...

SETTTT

Maudy menutup bukunya dengan cepat, ia merasakan jantungnya berdetak cepat. Ini novel ke sepuluh yang ia baca. Novel bertemakan pembunuhan, aneh ? memang Maudy merasa dirinya mempunyai kebiasaan aneh, tidak ! pasti banyak juga yang suka dengan Novel bertemakan pembunuhan. Bisa dikatakan Maudy adalah seorang maniak, ia sangat takut yang namanya pembunuhan, sangat sangat takut, tapi rasa penasaranya jauh lebih besar. Ia hanya penasaran adakah orang diluar sana yang membunuh dengan tenangnya, tanpa merasa bersalah?

Maudy tak dapat membayangkanya, ia pernah tak sengaja membunuh seekor kucing dengan mobilnya, alhasil ia menangis histeris, merasa bersalah. Awalnya ia ingin menyerahkan dirinya kepada polisi, tapi siapapun juga tau bukan? Itu hal konyol. Untuk menebus rasa bersalahnya, ia mencari anak anak kucing tersebut dan merawatnya hingga kini.

Maudy menyimpan bukunya kedalam rak, ia memakai tanktop putih dan dilapisi kemeja kotak kotak merahnya yang dibiarkan kancingnya terbuka, memakai jeans selutut. Maudy merapihkan rambutnya dan mengambil tas gendong kecilnya, dengan memakai sepatu Sneakersnya yang berwarna grey. Setelah merasa cukup rapih, Maudy berjalan kelantai dasar rumahnya, lantai dasarnya merupakan sebuah toko roti yang dikelola oleh kedua orangtuanya.

Maudy menarik tisu dan mengambil roti dari ibunya, ia memakannya dengan lahap. aroma susulah yag menjadi pengunggah seleranya.

"Pelan pelan, kau masih punya banyak waktu."

"Oh tidak mom, ini lima menit lagi."

Maudy bergegas mengambil satu botol susu dan membawanya pergi, ia membuka kunci mobilnya dengan terburu-buru, meletakan botol susunya di samping dan mengggit roti yang tinggal setengahnya, ia menjalankanya dengan sedikit cepat.

Setelah terparkir sempurna ia berlari menuju kelasnya, untungnya kelas hari ini ada di lantai lima, tak jauh. Ia memasuki semester 3 saat ini, ya setelah libur panjang tentunya ini adalah hari kedua memasuki semester 3. Setelah sampai ia bergegas masuk dan duduk di barisan ke lima, ternyata sudah banyak mahasiswa yang hadir, mungkin ini adalah hari hari pertama.

Dan tak lama seorang Asdos mengatakan bahwa dosen mereka sedikit terlambat, Maudy mengerucutkan bibirnya, tau begitu ia tak usah buru buru. Untuk menghabisi waktu luangnya, Maudy membuka buku dengan judul "Killing". Ia baru saja membaca setengahnya, sayup sayup ia mendnegar perbincangan dua orang di depanya. Ia mendnegar..

Pembunuhan

Pistol

Boss besar

Maudy berusaha menjamkan telingnya berusaha mendengar pembicaraan itu secara keseluruhan.

"Biarkan saja dia bersenang senang, nanti juga dia akan mati..."

Maudy tersentak, sebenarnya apa pembicaraan kedua pria ini.

"Maaf, apa kalian membicarakan sebuah cerita Novel?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dangerous Man (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang