Winter's Tale

Bab 2 : Broken Heart

Author's Point of View

Sungai Han memang tidak pernah sepi dengan para pengunjungnya. Semua kalangan bisa berkumpul di tempat itu dengan berbagai kebahagiaan maupun masalah yang sedang mereka dapatkan. Seperti seorang pria yang sedang duduk di salah satu bangku, dengan menatap ke arah sungai. Tatapan tajam namun terasa kosong itu seakan menyiratkan suatu hal yang sedang menimpanya merupakan hal buruk.

Beberapa kali ponselnya berdering, dia tetap akan teguh mengacuhkannya. Tanpa memikirkan entah itu dari siapa dan entah penting atau tidak. Dia hanya ingin memikirkan sejenak hal yang tadi baru saja dia alami.

1 jam terlewatkan dengan percuma. Tapi Kino tetap teguh diam di sana walaupun tubuhnya sudah mulai kedinginan. Jaket tebalnya sekarang tidak berfungsi seperti tadi. Bahkan salju turun semakin deras.

Flashback on

19.36 KST

Kino mengendarai mobil lamborgini merahnya melewati sepanjang jalan kota Seoul yang sedikit tertutupi salju dengan hati-hati. Tidak seperti biasanya dimana dia akan mengendarai dengan kecepatan penuh, saat ini dia mengendarai pada kecepatan rata-rata. Dia tidak ingin mengambil resiko terburuk jika saja terjadi kecelakaan nantinya.

Di sampingnya telah duduk manis seorang yeoja yang sudah resmi menjadi kekasihnya. Lebih tepatnya 4 tahun yang lalu, mereka sudah resmi menjadi kekasih. Wanita itu bernama Kwon Yerim. Walaupun tidak memiliki tubuh tinggi seperti layaknya seorang model, Yerim memiliki wajah yang tercipta dengan indahnya. Matanya yang kecil namun cantik, hidungnya yang kecil menjulang, bibir berwarna soft pink yang tipis, pipi sedikit cubby, serta rambut pendek sebahunya. Sangat terkesan imut dan cantik.

Yerim sebenarnya lebih tua 1 tahun dari Kino. Namun terlihat lebih muda 2 tahun dari Kino. Sangat serasi jika mereka bersama seperti ini. Namun, sedari tadi Yerim hanya diam, tidak seperti biasanya yang begitu cerewet. Sedangkan Kino masih fokus menyetir.

"Aku ingin ke sungai Han."

Kino mengerutkan keningnya dengan sesekali menengok ke arah Yerim. Tadi Yerim berkata ingin berbelanja keperluan sekolah, tapi sekarang ingin ke sungai Han.
"Tidak jadi berbelanja?"

"Nanti saja. Aku ingin mengatakan sesuatu."

"Kenapa tidak di sini saja?"

"Aku ingin kesana. Sebentar saja."

"Apakah penting?"

"Hmm"

Kino menatap wajah serius Yerim. Dia merasa aneh dengan sikap kekasihnya saat ini.

"Tumben sekali."

Mereka sampai di pinggiran sungai Han. Suasana di sana sedikit lebih sepi daripada biasanya.