TAK LAIN DAN TAK BUKAN

114 2 0
                                    

sudah seminggu lebih, puja dan alif menjalin hubungan pacaran. Banyak orang yang tak menyangka kenapa puja menerima cinta alif. Semua orang banyak yang bergosip tentang hubungan mereka. Bahkan ana dan elsa belum tahu kenapa dan alasan apa puja menerima cinta alif??....

"Sampe sekarang gua gak tau apa alasan puja nerima alif??" Celutuk ana kepada elsa yang sedang berjalan di koridor sekolah.

"Gua juga gak tau. Puja kan pinter, baik, sopan bahkan semua guru menyukai sikapnya. Tapi kenapa sekarang dia pacaran sama alif!!!" Jawab elsa dengan bingung.

Saat mereka berdua berbincang, dia mendengar bahwa puja di paksa menerima cinta alif. Dan puja adalah biang taruhan antara alif dan teman-temanya. Banyak juga yang bilang puja menerima alif karena ingin tenar.

Ana dan elsa geram mendengar semuanya. Mereka langsung berlari mencari keberadaan puja. Bahkan hampir ke penjuru sekolah.

Elsa melihat puja dari kejauhan sedang duduk di taman belakang sekolah sendirian.

"Ana. Gua liat puja. Tuh....!!" Tunjuk elsa ke arah dimana puja duduk sendiri.

"Oh iya. Samperin yuk!!" Ajak ana dengan tarikan kepada tangan elsa.

"Sabar. Tangan gua sakit nih!!" Berontak elsa karena tangannya sakit di cekal ana. Karena ana sudah kalut dan emosi dengan sikap puja.

Setelah mereka sampai di depan puja. Puja mendongak ke atas melihat kedua sahabatnya dan dia sangat terkejut. Bahkan dia segera menghapus air matanya.

"Lu ngapain disini ??" Tanya ana kesal kepada puja

"Gua cuma pengen sendiri!!" Jawab puja dengan suara serak.

"Lu habis nangis ya.. kalo lu ada masalah cerita dong ke kita!!" Pinta elsa dan langsung duduk di samping puja.

Ana yang melihat itu pun langsung duduk di sebelah kanan puja. Dia langsung memeluk puja karena dia tak tega melihat puja. Air mata puja makin tumpah meruah dan tangisannya makin pecah. Tak bisa dia bicara karena sesakan dan nafas yang terengah. Puja menangis karena tak lain dan tak bukan sebabnya adalah alif.

"Lu kenapa sih?? Kok nangis gitu?" Tanya ana sambil mengelus pundak puja

"Udah ja, jangan nangis. Kalo lu nangis gua sama ana jadi sedih" saran elsa untuk menenangkan puja.

"Hiks. Hiks... hikss. Hikss.. gu...gu..aaa. capeee.. gua gak kuat ... sem..mmuaaa. o..rang gosipin.. gu..aa.. sama alif.. yang nggak-nggak...!!" Jelas puja dengan tersedu sedu dan menetralkan tangisannya. Dan melepaskan pelukannya dengan ana.

"Iya sabar lu jangan dengerin omongan mereka. Gua tau lu kayak gini terpaksa. Gua yakin lu itu gak bakal pernah mau kan jadi pacarnya alif!!" Jelas ana dengan geram dan kesal dengan kelakuan alif yang mengumbar hubungan pacarannya dengan puja.

"Lagi kenapa kok lu bisa jadian ama cecurut itu sih??" Tanya elsa kepada puja.

"Gua dipaksa kalau gua gak mau jadi pacarnya. Gua bakal diapa-apain. Gua takut!!" Puja menangis tapi tangisannya segera ia hapus dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang kacamata minusnya.

"Parah ya dia!! Awas aja sih temen gua sakit hati!!" Geram ana kesal dan langsung berdiri untuk menghampiri alif. Tapi langkahnya berhenti setelah puja memintanya untuk tetap menemaninya di taman saja. Puja tak mau ana akan celaka karena dia.

"Lu mau kemana. Udah temenin gua aja. Gua butuh kalian berdua!!" Pinta puja dengan memohon.

"Gua mau habisin tuh sih curut. Songong amat dia!!" Geram ana dengan kesal ingin memutilasi alif.

TINTA TULISAN ALIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang