Tujuh

78 33 12
                                    

   Udara Jumat pagi yang masih lembab karna kemarin hujan membuatku tidak ingin lepas dari kasur kesayanganku. Tapi aku harus sekolah apapun caranya karna hari ini ada pengumuman. Entah apa pengumuman itu, tapi yang pastinya aku males banget dengerinnya.

   Diperjalanan, karna jalanan sangat macet, akhirnya aku turun dipinggir jalan dan masuk ke dalam sekolah dengan sedikit berjalan. Hitung-hitung olahraga. Walaupun jaraknya dekat.

   Aku sangat kaget saat disampingku ada seseorang. Temanku, Widya. Dia sepertinya lagi badmood. Dari raut wajahnya dia seperti menyimpan masalah. Apa aku boleh bertanya? Hmm... Lebih baik bertanya dari pada sesat dijalan. Apasih Sya, kok jadi nyambung kesitu.

"Widya? Kamu kenapa hari ini? Kok kayak bete gitu sih?" Tanyaku.

"Diem deh, berisik tauga." Jawabnya ketus. Aku yang tadi bertanya jadi tidak mau berbicara lagi. Sepertinya dia ada masalah dengan kak Haikal. Mungkin nanti dia bakal cerita. Tapi ga sekarang.

   Setelah kami berdua saling diam sampai kelas masing masing. Kami berpisah dan menaruh tas ke kelas masing masing. Dikelas kulihat Ratna seperti mempunyai masalah juga. Sebenarnya ada apa dengan mereka semua? Akhir-akhir ini mereka seperti mempunyai masalah masing masing.

"Hai?" Sapaku kepadanya.

"Eh Tasya, baru dateng?" Tanyanya seperti menutupkan masalahnya.

"Iya. Kamu kenapa? Punya masalah?" Tanyaku. Aku ingin membantu sahabatku jika aku mampu.

Ratna menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Seperti ingin melamar kerja saja.

"Diantara kita, ada yang suka sama Dirga juga kan?" Tanyanya.

Deg.

   Aku diam membeku. Tidak bisa menjawabnya. Bukanya aku ingin membela Hana, tapi jika aku menjawab 'iya' Ratna pasti bakal nyesek banget. Aku harus jawab apa. Aku tidak menjawab. Tetap diam.

"Aku udah tau kok. Hana kan?" Tanyanya lagi.

Aku semakin takut. Bagaimana ini.

"Dan ternyata kamu udah tau ini semua, yakan?" Tanyanya untuk kesekian kalinya.

"Emm... Na, kayaknya kamu salah paham deh--" belum selesai aku ngomong, aku sudah dipotong olehnya.

"Hmm, Hana udah tau masalah ini?" Tanyanya.

"Emm... Kayaknya sih belum.." Kataku.

"Cepat atau lambat Hana pasti tau, dan pasti salah satu dari kita bakal dikira 'nikung sahabat sendiri' padahal mah kita gatau sama perasaan satu sama lain."

"Aku bisa bantu kamu, selowkeun gausah dibawa ribet. Ada kita disini. Kalo misalkan masalah ini udah mulai ribet, lebih baik dibicarain baik-baik."

"Pasti salah satu dari kita harus ada yang move on."

"Udah gausah dipikirin dulu. Kita gatau apa yang akan terjadi kedepannya." Kataku. Ratna mengangguk angguk saja.

   Sebenernya aku ga tau harus berada dipihak mana. Karna bagiku mereka berdua sama. Mereka sahabatku.

Kriiiing....

"Pengumuman bagi kelas 8 harap segera ke aula sekolah. Karna ada hal yang ingin disampaikan tentang kegiatan outdoor study. Terimakasih."

   Suara dari microphone berbunyi keras. Tadi katanya ada kegiatan outdoor study? Yeeey ini kegiatan yang sangat aku sukai. Kami langsung pergi ke aula sekolah. Berkumpul dengan yang lain sampai jumlahnya duabelas.

Do YOU love ME? [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang