"Arrrrgggghhh!!! Aku menyerah mengajarimu!!" Seru Sisi kesal dan membuang busur panahnya ke tanah. Ia berbalik menuju ke dalam rumah dan meninggalkan Digo yang berdiri terpaku menatapnya.
"Apa aku salah bicara? Aku bahkan tidak membuka mulutku selama dia mengajariku. Demi Tori Yang Agung, perempuan memang luar biasa ajaibnya,"
"Dia hanya sedang kesal Digo, cemburu. Kau tadi mengedipkan mata pada Lyla bukan? Sisi tidak suka!" ucap Rivan mendatangi Digo dan menawarkan teh hangat untuk sang Putra Mahkota.
"Ya Ampun!! Aku tidak mengedipkan mata Kak. Sungguh, memang begitulah mataku!"
"Jelaskan sendiri pada gadismu. Aku tidak butuh pembelaanmu Yang Mulia Putra Mahkota," balas Rivan acuh.
Digo mendengus pelan, merasa serba salah. Ia tidak sedang menggoda Lyla, gadis Archery yang kebetulan melewati rumah Sisi tadi pagi. Bahkan dia tidak mengedip.
"Ahh!! Justru karna aku tidak mengedip, itulah kesalahanku. Sisi menyangka aku terpana pada Archery lain." Gumam Digo pelan.
"Hei Apa maksudmu Archery lain? Aku juga Archery Digo, dan maaf aku tidak tertarik padamu!" Sahut Rivan setengah bercanda.
"Aku pun masih bisa berfikir normal Kak Rivan. Pantang bagiku menggoda lelaki lain!" Sungut Digo menyusul Rivan duduk di kursi kayu.
"Kau tidak membujuk adik ngambekku? Kuberitahu satu hal, jika Sisi sudah begitu, dia akan marah selama mungkin. Susah sekali mendapat maafnya,"
"Oh ya?? Katakan padaku apa yang bisa membuat hatinya luluh?" Tanya Digo antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Dandelion
FantasyKarna cinta sejatiku selalu membawaku kembali padamu, sesulit apapun itu. Takdir akan menuntunku, menemukanmu. Karna kau dandelionku, water lilyku, dan selamanya akan tetap begitu ....