Sisi memeras kain di tangannya dan mengelapkannya ke seluruh tubuh Digo. Sudah dua hari Digo terbaring tak sadarkan diri. Selama dua hari itu pula Sisi tak pernah beringsut dari kamarnya, dia terus merawat dan menunggui Digo. Membaluri tubuh Digo dengan ramuan yang diberikan Adel, juga mengusap seluruh tubuh kekasihnya agar tidak terlihat kuyu.
"Si, kau lupa memberi makan Chester. Kasian hewan itu. Suruhlah pergi ke hutan dan berburu!" tegur Rivan masuk ke dalam kamar, Sisi menoleh sembari tersenyum.
"Ahh, iya. Aku hampir lupa. Nanti dulu, biar kuselesaikan mengelap tubuh Digo, baru akan kusuruh dia mencari makan. Setia sekali hewan itu, dua hari menahan lapar hanya demi menunggui tuannya."
"Semalam aku memberinya tulang domba yang didapat Fabio di pinggir desa," sahut Rivan bangga.
"Oh ya? Fabio mulai pintar meniru kebiasaan mencurimu Rivan." Cibir Sisi meremehkan.
"Ya, dan aku sukses mendidiknya,"
"Mencuri dan memasak sop hambar. Cukup keren untuk lelaki Archery."
"Kalau Fabi mendengar kau mencelanya seperti itu, perang sudah dunia ini gara-gara kalian berdua."
"Hahaha. Aku tidak pernah bisa akur dengannya," tawa Sisi menggelegar.
Rivan mendekatinya dan melongok melihat kondisi Digo, "Kekasih putra mahkotamu itu masih hidup kan? Kenapa dia lama sekali tidur? Jangan-jangan dia sudah mati dan kau tidak sadar Si," ucap Rivan jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Dandelion
FantastikKarna cinta sejatiku selalu membawaku kembali padamu, sesulit apapun itu. Takdir akan menuntunku, menemukanmu. Karna kau dandelionku, water lilyku, dan selamanya akan tetap begitu ....