Love Again

2.5K 426 30
                                    

Karna cinta sejatiku selalu membawaku kembali padamu, sesulit apapun itu. Takdir akan menuntunku, menemukanmu. Karna kau
dandelionku, water lilyku dan selamanya akan tetap begitu.***

" I have died everyday waiting for you, Darling don't be afraid I have loved you, for a thousand years. I'll love you for a thousand more," suara merdu nan syahdu itu menandai berbaliknya arah angin untuk melihat takdir.

Seorang perempuan muda dan cantik tengah asik meneliti hewan di tangannya. Gerakan tangannya begitu halus dan lembut, penuh perhatian dan perasaan. Senyum terkembang di wajah ayunya yang putih bersih dan merona cerah. Rambut panjangnya yang terikat rapi menyisakan poni manis di dahinya, hingga membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Disingkapnya tirai putih yang menjadi batas antara ruang periksa dan ruang tunggu, senyumnya melebar.

 Disingkapnya tirai putih yang menjadi batas antara ruang periksa dan ruang tunggu, senyumnya melebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa nama kucingnya?" Tanyanya halus tanpa menoleh.

"Chester!" sahut sebuah suara.

Dokter hewan cantik dengan nama Ramsy Siray Elenoir itu menoleh si pemilik kucing cepat. Matanya mendapati sosok begitu tampan beralis tebal, berbulu mata lentik dan hidung mancung hingga ke langit. Lelaki yang ditatap terpaku di tempatnya berdiri dengan senyuman manis yang sangat membius.

 Lelaki yang ditatap terpaku di tempatnya berdiri dengan senyuman manis yang sangat membius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Chester. Nama kucing saya Chester Dokter Ramsy," ulang si tampan ramah sambil melirik nametag nama di dada sang dokter hewan. Ada kerutan di keningnya saat wajahnya beradu langsung dengan wajah cantik di depannya. Ia tak kalah terpananya dengan sang dokter cantik.

"Sisi, panggil saja Dokter Sisi," sambut Sisi melepas kaos tangannya dan mengulurkan tangannya pada sang pemilik kucing.

"Digo!" jawab si tampan ceria.

"Ah, iya, kenapa Chester?" tanya Sisi memecah suasana canggung di antara keduanya.

"Sejak tadi malam dia muntah-muntah dan nggak mau makan Dok, saya sampai bingung ke mana harus membawanya."

"Kenapa nggak dibawa ke sini langsung aja?"

"Takutnya udah tutup Dokter. Kan malam banget, dini hari malah," balas Digo lirih.

The Crown Prince's DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang