part 3

611 69 1
                                    

“Khe, nggak semudah itu, Tuan Putri. Lo harus mau jadi pacar gue. Setelah itu, baru deh, gue nggak akan ngelepasin lo sampai kapan pun.”

“Hah?!” Alis Yuki terangkat tinggi. Telinganya yang sakit atau pemuda di hadapannya yang memang sudah gila, sih?

Kepala Yuki lalu berputar cepat untuk mencari seseorang yang bisa ia mintai tolong. Sayang, kegesitan dan disiplin gerak cepat yang diajarkan dalam paskibra membuat sebagian besar anggotanya sudah pergi berlalu meninggalkan lapangan. Menyisakan....

“Nakula!” pekik Yuki. “Tolongin gue!”

Nakula yang tadinya berniat untuk menghampiri Yuki pun sontak menghentikan langkahnya ketika menyadari siapa yang tengah Yuki hadapi.

Nakula menelan ludah. Meskipun kini ia memiliki jabatan sebagai ketua paskibra, ia tetap tidak berani mencari gara-gara dengan Stefan. Apalagi setelah melihat sorot mata mengancam yang Stefan layangkan padanya, Nakula langsung tahu kalau nyawanya hanya bisa selamat jika ia mundur dan tidak ikut campur urusan Stefan.

“So-so-sorry, Yuk, gue buru-buru. Ada tugas yang harus dikerjain. Gue duluan, ya, bye!”

“Eh eh eh, Nakula! Lo mau ke mana?! Nakula!” Yuki berteriak kencang kala melihat Nakula yang malah lari terburu-buru meninggalkannya.

“Cih, cowok banci kayak gitu nggak pantas lo mintai tolong. Udah deh, lo udah nggak bisa menghindar lagi. Tinggal bilang, ‘Iya, Stefan ganteng, gue mau jadi pacar lo, kok. Kelar deh semua urusan.’”

Yuki mendengus. Ia lalu memutar tubuhnya menghadap Stefan dan menatap lelaki itu tajam. “Lo ‘tuh emang cowok sinting, ya.”

Detik selanjutnya, dengan kekuatan penuh, Yuki langsung menginjakkan kakinya ke atas kaki Stefan. Sontak saja membuat lelaki itu meringis kesakitan dan langsung melepaskan cekalannya dari pergelangan tangan Yuki.  

“Aw!”

“Urusan kita selesai dan jangan pernah muncul di hadapan gue lagi.”

Menyadari Yuki yang mulai berjalan menjauhinya, Stefan cepat-cepat memutar otaknya. Mencari cara untuk menahan gadis itu.

“Oke, kalau itu mau lo, besok pagi gue bakal sebarin rahasia lo di mading dan bikin lo dibenci sama anak-anak satu sekolah.”

Tak ada respon. Yuki malah berjalan semakin jauh dari posisi Stefan.

“Ck,” Sedikit tertatih, Stefan pun terburu-buru berjalan menyusul Yuki. “Dan lebih parahnya, lo mungkin aja dikeluarin dari sekolah.”

Kali ini berhasil, Yuki nampak menghentikan langkahnya. Seringai tipis pun sontak muncul di sudut-sudut bibir Stefan. “Gimana, cantik?” bisik Stefan setelah ia berhasil menyusul Yuki. “Lo mau kan jadi pacar gue?”

Yuki menghela napasnya sejenak. Berusaha keras meredam rasa kesal yang sudah meletup-letup dalam kepalanya. “Lo pikir gue cewek bego yang bisa ketipu sama akal bulus lo, apa? Sorry ya, cowok rusuh bin gila, gue nggak sebodoh itu.”

“Hm? Jadi lo pikir, gue bohong?” tanya Stefan. “Ya ampun, cantik, lo mungkin lupa kalau gue ini calon agen rahasia. Dalam sekejap gue bisa tahu nama, kelas, minuman favorit, sifat dan hal-hal yang nggak lo suka. Rahasia yang lo tutup-tutupin pun, cuma hal kecil buat gue.”

Mata Yuki menyipit curiga. Dalam hati mengira-ngira rahasia apa yang bisa membuatnya sampai dikeluarkan dari sekolah. Namun sayang, sekeras apapun Yuki berpikir, ia tidak berhasil menemukan satu pun rahasianya yang bisa membuatnya dikeluarkan dari sekolah.

“Lo... rahasia apa maksud lo?” tanya Yuki hati-hati.

“Hum?” Alis Stefan terangkat. “Kalau lo mau tahu, lo harus jadi pacar gue.”

stolen heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang