Setelah peninggalan Om Rahlan beberapa menit yg lalu, kini menyisakan suasana canggung antara aku dan pak bahri."Fyana" Panggil pak bahri tiba-tiba
"Iyah pak ?"
"Hehhee.."kekehnya dg wajah ceria yg menimbulkan kerutan di dahi ku, bagaimana tidak ? dari tadi ekspresi mukanya datar-datar saja. Cuma pandangan matanya yg terlihat tajam, walau ia mengenakan kacamata tetap tidak menutupi ketajaman pandangannya.
"Saya kira kau patung, dari tadi diam saja di situ. Rileks aja okey ? Sebelumnya kita kan rekan kerja masa nggak saling mengenal kan kata pepatah tak kenal maka tak sayang (NAH LOH 😱) hehhee 😆😆. Eh becanda loh 😂,,
Saya Imanuel Albahrian biasanya sih dipanggil ian tapi khusus di kantor saya yg minta agar dipanggil bahri" perkenalan pak bahri dg senyum ramahnya namun ia tidak mengulurkan tangannya sepertinya ia memahamiku, Alhamdulilah 😇 setidaknya aku tidak merasa tidak enak padanya jika ia mengulurkan tangannya namun tak ku balas, namun tunggu ? Memang yah cover itu tidak selalu menunjukkan bagaimana kebenaran dibaliknya, buktinya pak bahri tadi ia terlihat seperti kulkas dingin dan kaku karena mimik wajahnya yg datar dan bahasa tubuhnya yg dingin tapi coba lihat sekarang dg santainya ia malah bercanda 😊"Saya Fyana Az-zahra tapi pak bahri cukup panggil Ify saja, memangnya kenapa pak ? nggak ian saja kan tidak terdengar..."
"Terlalu tua gitu maksudmu fy ? 😆
Hahaa kamu orang ke 549 atau 550 yah yg bilang begitu 😂, Tak mungkin bukan jika ada asap tanpa api yah ibaratkan seperti itu ada alasannya mengapa saya minta dipanggil bahri"
Potongnya"Sudah lupakan soal nama saya dan oh yah Ruangan ini biasa kami gunakan untuk rapat-rapat tertentu saja dan jika ada kedatangan pak Rahlan atau pak Rio saja kami berkumpul disini. Untuk ruang kerja kamu nanti, ada disamping kanan persis ruang pusat hrd ini. Mari saya antar" lanjut pak bahri yg ku balas dg anggukan kepala, Kami pun lantas menuju ruang kerjaku yg telah pak bahri beritahu
"Nah itu ruanganmu, tapi kamu tidak sendiri disana ada 5 rekan kerjamu lagi. Ayo masuk saya kenalan dg rekan-rekan kerjamu" ujar pak bahri seraya membuka pintu ruangan tersebut
Cekleeeekkkk !
"Ehem ! Minta perhatiannya sebentar guys" kata pak bahri mengalihkan pandangan semua pegawai di ruang ini, ada 3 orang pria dan 2 wanita di sini yg sedang sibuk dg Urusannya masing-masing
"Wettt sapa tuh bro ? Cantik minta pin BB-nya dong" Celetuk seorang pria dg rambut harajuku yg Duduk di meja pojok kiri yg disambut lemparan pulpen dari pria sipit yg Duduk disebelahnya
Tuuukkkk
"Njirrrr sakit bego !!"umpat pria berambut harajuku tersebut dibalas dg gelengan kepala pria bermata sipit itu
"Lagian lu kka bisa nggak sehari ajah kagak genit. Mual tau gak gw dengernya" ujar wanita berkacamata yg meja kerjanya berhadapan dg meja pria berambut harajuku tersebut
"Hehhee woles my sweety Acha Jangan cemburu gitu dong a'a Cakka kan cuma becanda"
Duaaakkk
"Wadow !!! Sakit pe'a ! Salah apa lagi coba g... ups okey okey pak ian alias pak bahri yg kasep pisan ey mangga lanjutken sok atuh 😂 hehhee" kata pria berambut harajuku dg cengengesan setelah mendapat lemparan buku dari pak bahri dan pandangan tajamnya yg menakutkan
"Huuhhh Cakka cakka 😒. Baik guys tolong perhatikan sebentar ! Saya disini cuma ingin mengenalkan kalian pada rekan baru kita. Ini Fyana sebagai GA supervisor baru kita pengganti Imelda. Dan tolong bantu ia belajar bekerja disini karna ini awal ia memasuki dunia kerja, satu lagi saya harap kalian mempunyai jiwa toleransi yg tinggi. Bukankah kalian orang-orang berpendidikan sepertinya sudah mengerti tanpa harus saya jelaskan" terang pak bahri panjang lebar pada para pegawainya, dan aku tak tau ekspresi apa yg mereka keluarkan ketika mendengar segala penjelasan pak bahri karena langsung kutundukan kepalaku ketika pak bahri mulai memperkenalkan ku, bukannya apa aku hanya risih menjadi sorotan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari
Teen FictionBagai minyak yg dituangkan di air mereka memang tidak dapat bersatu namun masih bisa berdampingan bukan ? Bagai siang dan malam mereka berbeda dan tak dapat bersatu tapi saling melengkapi bukan ? setelah siang malam pun datang Setelah malam siang p...