*Nadine's POV*
Aku semakin sayang dengan anakku, meskipun dia belum lahir. Mamaku juga sudah tau dan excited banget. Aku juga sempat berpikir kalau suatu saat nanti James meninggalkanku bagaimana? Bagaimana aku hidup dengan anakku nantinya. Jangan berpikir kalau aku mencintai James karna dia kaya atau apalah. Aku mencintai dia dengan tulus dan selama ini dia tidak memperbolehkan aku kerja. Andai saja dia tidak mengecewakanku, tidak membuat aku sakit hati seperti ini mungkin sekarang dia akan bahagia mendengar aku hamil anaknya. Emang iya dia akan bahagia? Arghhhhh stop mikirin James yang penting sekarang aku mau melamar kerja, semoga saja diterima. Aku pun searching untuk mencari lowongan kerja, siapa tau ada. Ah ternyata ada meskipun gak banyak. Baiklah aku akan mendatangi kantornya.
Next day......
"halo, selamat siang" ucap seseorang di telpon
"siang" jawabku singkat
"ini dengan ibu Nadine Aisyah?"
"iya betul saya sendiri"
"ibu diminta datang ke kantor kami"
"baiklah saya akan datang"
Semoga saja aku diterima kerja. Kemaren aku sudah melamar di sepuluh kantor tapi 9 dari 10 kantor menolakku dan satu masih dipertimbangkan. Semoga saja diterima
"siang, silakan duduk" ucap seorang direktur kantor ini
"Anda Nadine Aisyah bukan" tanya seorang direktur di depanku. Usianya sepertinya sudah setengah abad lebih
"iya Pak saya sendiri"
"Anda lulusan Stanford university. Hebat sekali dan dari hasil tes tes ini sudah dipertimbangkan bahwa Anda diterima bekerja di sini" ucap direktur itu sambil melihat lihat berkas ku
"alhamdulilah"
"jadi kapan anda bisa bekerja?" tanya direktur itu
"kalau soal itu saya serahkan kepada bapak" ucapku dengan sopan
"minggu depan, selamat bergabung ibu Nadine" ucap direktur itu sambil berjabat tangan kepadaku. Alhamdulilah akhirnya dapet pekerjaan
Setelah aku sampai rumah aku memberi tau mama kabar baik ini, tapi malah diomelin
"Nadine, mama masih bisa memenuhi kebutuhan kamu. Kamu ngapain kerja?" ucap mama mengomeliku
"ma, Nadine juga gak sendiri lagi. Ada anak Nadine nantinya"
"tapi mama masih bisa Nadine"
"tapi ma, Nadine pengen memenuhi kebutuhan anak Nadine sendiri nantinya"
"okey kalau itu mau kamu, tapi jaga kesehatan Nadine"
"okey ma"
Sebenarnya gak cuman mamaku saja yang memprotes kalau aku akan bekerja tetapi mamanya James juga. Hmm ada saja
"Nadine, kamu ngapain sih kerja. Nanti kamu kecapekan gak baik bua kesehatan kamu" ucap mamanya James mengomeliku
"tapi ma, bentar lagi anak Nadine lahir" ucapku pada mamanya James
"Nadine, andai saja James gak melakukan kesalahan yang membuat hati kamu sakit" ucap mamanya James merasa bersalah. Aku gak bermaksud begitu
"ma sudahlah. Nadine masih kuat kok buat kerja. Mama tenang aja. Jangan ngerasa bersalah terus dong" ucapku menyemangati mama mertuaku ini
"Nadine, tunggu sebentar yah" ucap mama yang meninggalkanku sebentar
"nadine tolong terima ini yah" ucap mama yang membeikanku amplop coklat. Aku sudah bisa menebak isinya