*Nadine's POV*
Hari hariku sudah seperti biasanya, aku sudah dua bulan kembali ke New York. Sekarang aku lagi nungguin James, dia bilang dia gak bakal lembur di kantor dan kalaupun harus lembur lebih baik lembur di rumah. Eh tapi kapan James gak lembur? Jarang bangeeeett dia gak lembur. Sekarang dimana sih dia, ini bahkan sudah jam 7 malam. Apa dia gak inget besok ulang tahunnya
"non, gak mau dimasakin makan malam?" tanya bibi kepadaku. Yup sewaktu aku pulang ke New York bibiku emang ikut, karna saran mama
"gak usah deh bi, bibi istirahat aja sana, ntar aku masak sendiri kok"
"gak papa non. Yaudah saya istirahat dulu non" ucap bibi dan aku hanya mengangguk
James kamu kemana sih, tadi aku telp gak diangkat di sms gak dibalas. Jangan negative thinking Nadine. Dan sekarang aku mulai meneleponnya lagi
"assalaualikum" alhamdulilah tersambung
"waalaikumsalam, kamu dimana sih?" tanyaku sebal pada James
"aku udah mau pulang babe, kamu baik baik aja kan?"
"gak 100% baik baik saja jams"
"ada apa nad, kamu mau melahirkan?" tanya James dengan nada khawatir. Sejak dia tau aku sedang hamil, dia memang suka khawatir, lebih protective juga
"enggak jams, tadi cuman kontraksi kecil aja kok. Mangkannya kamu cepet pulang dong" ucapku sebal pada James, lalu ada suara seorang wanita. James jangan jangan kamu....
"you choose this one" ucap seorang wanita itu, aku masih bisa mendengar. James kenapa kamu ulangi lagi
"itu siapa James?" tanyaku pada James marah
"emang ada siapa?"
"gak usah pura pura gak tau deh, kamu ngulangi lagi kan jams" ucapku lalu dengan cepat menutup telp. Aku mulai masuk kamar dan menangis. Lagi lagi James mengulanginya
*James's POV*
"gak usah pura pura gak tau deh, kamu ngulangi lagi kan jams" ucap Nadine di telp tadi, belum sempat gue jelasin ke dia, telpnya sudah di tutup. Dia salah paham padhal yang dia denger tadi penjaga butik
Sekarang gue lagi ada di butik. Gak tau kenapa gue pengen dinner sama Nadine di rumah dan gue beliin dia sexy dress. Tapi karna Nadine salah paham tadi gue gak tau dinner gue jadi apa gak, semoga gue bisa jelasin semuanya dan Nadine mau ngerti. Lebih baik sekarang gue pulang
*arrived*
Gue nge klakson pagar rumah gue, biasanya Nadine yang ngebukain tapi sekarang enggak, ini malah bibi yang ngebukain. Nadine masih marah sama gue
"Nadine udah tidur bi" tanya gue ke bibi sambil jalan ke rumah
"tadi sudah masuk kamar gitu, sambil lari lari Mas" ucap bibinya Nadine itu ke gue. Gue kan udah pernah bilang ke Nadine jangan lari lari tapi tetep aja dia kayak gitu. Gue pun langsung menuju kamar. Alhamdulilah pintunya gak dikunci. Gue ngelihat Nadine nangis di sofa, pasti karna tadi dia salah paham.
"kamu ngapain sih pulang, mending sama cewek baru kamu itu" ucap Nadine ketika lihat gue di ambang pintu kamar
"kamu salah paham nad" jelas gue ke Nadine
"salah paham dari hongkong. Jelas jelas tadi ada suara cewek"
"tapi yang kamu pikirin itu salah nad. Jangan negative think---"
"kamu bosen ya jams sama aku, kalau gitu silahkan aja cari yang baru"
"kamu kok ngomong gitu nad" emosi gue mulai meledak sekarang. Yang bener aja gue tengkar cuman gara gara penjaga butik yang dianggep Nadine selingkuhan gue