5

1.3K 97 0
                                    

Black menggendong tubuh Erlin hingga sampai ke dalam istana, diruang tengah terdapat rogue yang sedang berkumpul. Tak lupa beberapa mereka menatap Erlin dengan tajam, karena werewolf berpack seperti dirinya dicap sebagai musuh oleh para rogue.

Erlin akhirnya diturunkan dari gendongan Black, gadis itu mengedarkan tatapannya pada satu titik dimana ada seorang Omega sedang berlutut memohon ampun.

Black melangkah mendekati Omega itu, sedangkan Omega semakin terisak.

"A-ampun Alpha, saya tidak tahu jika Luna akan kabur tadinya. Maafkan hamba A-alpha, tolong ampuni hamba."

Black berjongkok, lalu dengan segera mencekik leher Omega tersebut. Erlin membulatkan mata terkejut, sedangkan para anak buah Black menikmati adegan itu dengan santainya.

Jadi, Erlin adalah Mate dari Alpha rogue?

"Gila! Gila! Lin, aku tidak tahan melihat ini, kenapa Mate kita sangat kejam. Lakukan sesuatu Lin, ayo lakukan." Teriak Shine di dalam pikiran Erlin.

Melihat Omega diperlakukan kasar membuat hatinya teriris, selama di Crismoon semua orang saling dihargai walaupun itu Omega sekalipun.

"Tolong hentikan, Alpha."

Suara lirih Erlin terdengar menyayat hati, Black menghentikan aktivitas kesukaannya. Tangannya mengendur melepaskan Omega itu, kini tubuhnya berbalik tepat dihadapan Erlin sepenuhnya.

Tubuh Erlin bergetar kecil ketika Black membelai wajah dan surainya.

"Dulu aku dan Damien berpikir bahwa kita tidak akan memiliki Mate, namun takdir berkata lain. Kau ada sebagai Mateku, kau yang akan menjadi Luna dan memimpin para rogue." Ujar Black dengan tatapan datar.

Erlin ingin menangis sekarang, menangisi nasibnya yang harus hidup bersama rogue selamanya. Dosa apa Erlin hingga ditakdirkan bersama makhluk keji itu, apa kata anggota Crismoon nantinya. Erlin seorang Luna rogue, Erlin pengkhianat!!

Black menatap anggota klannya.

"Detik ini juga aku akan memperkenalkan Luna kalian, ia bernama Erlin Tipnare yang berasal dari Crismoon. Masalalunya sebagai anggota pack akan terhapus dan menjadi bagian dari klan Black Rogue, hormati Luna sebagaimana kalian menghormatiku." Alpha tone milik Black mampu mengheningkan suasana.

Erlin menitikkan air mata, ia tidak rela gelar keanggotaan Pack digantikan dengan gelar Rogue. Ingin rasanya Erlin menusuk Black dengan cakar-cakarnya, ia membenci semua rogue.

Memutuskan tekad yang bulat, Erlin memiliki ide lain.

"I am Erlin Tipnare reje---" Kalimat Erlin terputus saat Black mencengkram erat rahangnya, Erlin meronta kesakitan.

"Kau.." Black menggeram marah, anggota Klan segera undur diri tak ingin terkena imbasnya.

Erlin benar-benar merasa kesakitan, tubuhnya ditarik menaiki tangga hingga tiba dikamar itu lagi.

Black melempar tubuh Erlin ke ranjang, wolf bertubuh manusia itu menindih tubuh ringkih Erlin.

Segera Black menyambar bibir mungil Erlin, menciumnya dengan kasar. Erlin meronta-ronta, oksigennya terasa direbut paksa. Tak berhenti disitu, Black bahkan menyusupkan tangan besarnya dibalik kemeja Erlin.

Mengalihkan ciumannya, Black kini berpindah pada ceruk leher Erlin. Detik itu juga Erlin merasakan sakit pada lehernya, Black menandai dirinya. Erlin menangis tersedu, inikah akhir hidupnya?

Mempunyai mate seorang rogue, ditandai dengan paksa dan juga dilecehkan.

"Aku membencimu." Lirih Erlin, ia memejamkan mata berharap ini adalah mimpi buruk semata.

---

Erlin diam mematung, pikirannya tengah berputar pada kejadian tadi. Ia menggosok-gosok tanda tato yang terbit dilehernya, semua bukanlah mimpi. Ditandai oleh Mate roguenya dengan paksa, hanya satu hal yang masih ia syukuri, setidaknya ia masih dapat mempertahankan kesuciannya. Black berhenti melakukan aktivitasnya kala Erlin sudah tak berdaya, ada gurat penyesalan dimata pria itu.

Menjadi Luna dari rogue sama saja pemberontakan, kehilangan keanggotaan Pack dan hidup dalam pelarian serta selalu merusuh dimana-mana. Erlin membayangkan hidup kedepannya dengan miris, masihkah Crismoon menerima dirinya.

Bagaimana reaksi Ayahnya yang sangat setia pada Crismoon menyadari bahwa Mate dari anaknya adalah seorang pemberontak. Erlin terisak pelan, Ayahnya pasti akan kecewa.

Benar fikiran sebelumnya, seharusnya ia tidak bertemu Matenya. Bahkan Shine pun hilang entah kemana, wolf itu tidak bisa terhubung dengan pikiran Erlin.

Pintu kamar terbuka, sedangkan Erlin masih setia dalam dukanya. Ia tak berminat menoleh barang sedikitpun, ia membenci rogue.

Seorang Omega datang membawa nampan berisi makanan dan minuman, ia meletakkannya di atas nakas samping ranjang Erlin.

"Luna, saya membawakan makan siang untuk anda."

Erlin masih membisu, pikirannya bercabang hingga kemana-mana. Sedangkan Omega tersebut mulai was-was, ia takut mendapatkan hukuman dari Alpha karena tidak dapat membuat Erlin bernapsu makan.

"Luna.. tolong anda makan makanan anda."

Tetap saja, Erlin terdiam.

Dengan peluh menetes di dahi, Omega itu perlahan menyentuh pundak Lunanya. Erlin terkejut, ia menolehkan kepalanya menatap Omega yang kini dalam ketakutannya karena telah lancang mengagetkan sang Luna.

"Maaf, maafkan saya Luna. Saya tidak bermaksud mengganggu waktu anda, saya hanya mengantar makanan untuk anda." Omega bahkan sampai bersujud di bawah kaki Erlin.

"Keluar!" Ujar Erlin dengan nada sangat dingin.

Satu kata yang dapat membuat Omega itu senang sekaligus sedih. Senang karena Erlin tidak membentak dan memakinya, sedih karena Erlin tidak berminat sedikitpun dengan makanan yang ia bawa.

"S-saya permisi, Luna."

Setelah kepergian Omega, lagi-lagi Erlin meneteskan air mata. Entah sampai kapan air matanya habis mengering tam bersisa, Erlin hanya ingin menuangkan rasa sedihnya dengan menangis.

Pertanyaan demi pertanyaan berputar di kepalanya. Kenapa harus dirinya yang bernasib seperti ini, apa dosanya di masa lalu?

Ia rindu packnya, rindu sahabatnya, rindu ayahnya. Erlin ingin kembali ke pack asalnya, ia tidak mau ditempat ini.

Luna of the Alpha RogueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang