Kututup namun tak Kukunci

280 6 2
                                    

Tok...

Eh? Hanya perasaanku, atau memang ada yang mengetuk pintu?

Tok tok tok tok tok tok...

Hei, benar-benar ada yang mengetuk pintu. Siapa pula? Sudah lama tidak ada yang datang.

Tok tok tok tok tok tok...

Ragu. Aku tidak berani membuka pintu. Siapa di luar sana? Penjahat? Teman? Keluarga? Siapa?

Tok tok tok tok tok tok tok tok tok...

Kelihatannya ia sudah tidak sabar. Mungkin jika aku diam ia akan pergi. Mungkin itu lebih baik.

Hening.

Dia benar-benar pergi? Tidak! Aku segera berlari menuju pintu dan membukanya dengan kasar. Seseorang berdiri dengan sabar di sana. Ia tidak pergi! Ternyata orang itu benar dia, ia yang kuduga. Ia adalah rasa cinta. Ia datang kembali. Tanpa aba-aba ia masuk dengan sembarangan ke dalam. Duduk dengan santai di sofa yang empuk. Wajahnya terlihat santai, tidak seperti biasa-biasanya yang wajahnya sarat energi dan melukiskan rasa penasaran.

Aku hendak menutup pintu...

"JANGAN!" serunya yang sedang duduk. "Aku hanya ingin menyampaikan ini sekejap saja. Mungkin aku akan langsung pergi pula."

Aku menurut saja. Kemudian aku pun berdiri di hadapannya. Dengan wajah malas, ia menghela napas, dan langsung berbicara tanpa intonasi dan diksi seperti biasanya.

"Aku membawa seseorang," katanya.

Aku perhatikan dia.

"Dia, yah, kau tahu...." Ia tak melanjutkan.

Aku menggaruk rambutku. Padahal yang gatal adalah kulit kepalaku. Ia mulai melanjutkan:

"Dia pernah datang kemari. Dan ia ingin datang lagi."

Pupilku membulat.

"Kau pasti tahu siapa yang kumaksud," lanjutnya.

Aku mengangguk. Aku memang tahu.

"Maaf aku membawa orang sama untuk kedua kalinya," katanya.

Aku menggeleng, lalu tersenyum. Ia pun ikut tersenyum.

Tanpa aku sadari seseorang mematung di ambang pintu, ragu untuk masuk, ragu untuk pergi.

Orang tersebut. Seseorang yang pernah datang kemari. Namun kuusir. Dia nekat datang lagi, karena memang aku yang mengundangnya ke sini.

Aku menariknya ke dalam. Aku menutup pintu, namun tidak menguncinya.

"Selamat datang di dalam hatiku, tidak ada yang melarangmu untuk datang ke sini atau pergi dari sini. Lakukan sesukamu!"

Sebuah CatatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang